Tidak sekadar menghambur-hamburkan uang, berbelanja ternyata bisa menjadi terapi tersendiri untuk mengatasi masalah mental yang Anda alami. Kondisi ini dikenal sebagai retail therapy atau terapi belanja. Kenali lebih jauh mengenai terapi ini dalam ulasan berikut.
Apa itu Retail Therapy?
Retail therapy adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki suasana hati. Bahkan, terapi ini dianggap bermanfaat untuk kesehatan mental.
Pada dasarnya, terapi ini adalah kegiatan berbelanja dengan tujuan membuat perasaan menjadi lebih baik. Namun, apakah berbelanja memang terbukti dapat memberikan manfaat ini?
Faktanya, menurut psikolog klinis Scott Bea, penelitian sudah membuktikan bahwa ada banyak nilai psikologis dan terapeutik saat seseorang berbelanja, tentu saja dalam jumlah yang sedang.
Manfaat tersebut tak hanya didapatkan saat Anda sudah belanja sesuatu. Ketika Anda menambahkan barang ke keranjang belanjaan, atau mengunjungi tempat belanja selama beberapa menit saja, Anda sudah bisa memperoleh manfaat retail therapy.
Manfaat Melakukan Retail Therapy
Secara umum, berikut ini adalah sejumlah manfaat terapi belanja, di antaranya:
1. Mengalihkan dari Pikiran Negatif
Salah satu alasan mengapa retail therapy baik untuk suasana hati Anda adalah karena kegiatan ini bisa menjadi distraksi.
Pergi keluar dari rumah untuk berbelanja atau sekadar melihat-lihat etalase toko, baik secara langsung maupun online, bisa membantu pikiran negatif Anda teralihkan.
Baca Juga: 8 Manfaat Es Krim, Tingkatkan Energi hingga Perbaiki Mood
2. Membuat Perasaan Lebih Bahagia
Retail therapy bisa membantu perasaan Anda lebih bahagia. Pasalnya, saat mengantisipasi sesuatu, tubuh Anda akan melepaskan dopamin. Hormon ini akan membantu Anda merasa lebih baik.
Jadi, meskipun Anda tidak jadi membeli barang tersebut, kebahagian tetap bisa Anda rasakan karena adanya antisipasi itu.
3. Memberikan Kepuasan Tersendiri
Manfaat retail therapy berikutnya adalah dapat memberikan kepuasan tersendiri. Hal ini muncul ketika Anda sudah mampu membeli barang yang diinginkan dari tabungan pribadi.
Mendapatkan barang yang diimpikan setelah menabung sejak lama, bisa membuat Anda seolah-olah mendapatkan reward tersendiri.
4. Mengendalikan Diri Sendiri
Menurut penelitian, berbelanja dapat membantu memperkuat kontrol diri. Tak hanya soal mengontrol pengeluaran, belanja juga bisa membantu Anda mengendalikan perasaan sedih.
Jika merasa stres, sedih, atau cemas, Anda bisa saja merasa tidak punya kekuatan dan hanya pasrah dengan keadaan.
Nah, retail therapy bisa membantu mengembalikan kendali diri yang sempat hilang. Mengenai hal ini, para ahli berpendapat bahwa ketika Anda membuat keputusan saat berbelanja, hal ini akan mengembalikan kembali kendali atas diri sendiri.
5. Menciptakan Interaksi Sosial
Manfaat yang satu ini bisa Anda dapatkan saat berbelanja secara langsung. Saat belanja langsung, misalnya di mal, mau tidak mau Anda harus keluar dari rumah dan bertemu orang-orang.
Anda juga kemungkinan akan berinteraksi dengan penjaga toko ataupun pengunjung lain.
Nah, interaksi yang dilakukan dapat memberikan kesenangan dan perasaan dihargai, apalagi jika lawan bicara Anda memberikan pujian atau bersikap positif.
Dampak Buruk Retail Therapy
Selain mendatangkan berbagai manfaat di atas, terapi belanja juga bisa berdampak sebaliknya. Adapun sejumlah dampak buruk dari retail therapy, di antaranya:
1. Meningkatkan Risiko Kecanduan
Belanja yang dilakukan berlebihan bisa berubah menjadi perilaku kompulsif. Jika sudah mengalami gangguan ini, Anda bisa menghabiskan banyak waktu dan uang.
Untuk mengantisipasi hal ini, kenali berbagai tanda kecanduan belanja berikut ini:
- Berlama-lama mencari barang yang mungkin saja tidak Anda butuhkan.
- Memiliki masalah keuangan karena terus-menerus berbelanja.
- Selalu berpikir untuk terus membeli barang yang tidak dibutuhkan.
- Kesulitan untuk menghentikan diri dari membeli barang yang tidak perlu.
- Memiliki masalah di rumah, sekolah, atau kantor akibat pengeluaran yang tidak terkendali.
Baca Juga: 10 Macam Minyak Esensial untuk Menghilangkan Stres
2. Masalah Keuangan
Jika sudah kecanduan, bukan tidak mungkin Anda akan kesulitan untuk mengontrol keuangan.
Meski retail therapy baik untuk membuat Anda lebih bahagia dan terbebas dari stres, hal ini juga bisa menguras dompet.
Apalagi jika metode pembayaran yang Anda gunakan berupa kartu kredit atau pembayaran online.
Perlu Anda ketahui, penelitian telah membuktikan bahwa pembayaran dengan kartu atau uang elektronik bisa terasa kurang nyata dibandingkan dengan uang tunai. Akibatnya, Anda bisa menghabiskan lebih banyak uang.
Cara Melakukan Retail Therapy yang Aman
Agar terapi ini mendatangkan manfaat yang diharapkan, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
- Catat pengeluaran agar tidak berlebihan. Jika sampai Anda berhutang, hal ini malah akan memicu stres.
- Lebih bijak dalam berbelanja. Hindari membeli barang yang tidak diperlukan.
- Waspadai tanda-tanda kecanduan berbelanja.
- Hindari berbelanja untuk menghilangkan kebosanan karena ini hanyalah sementara.
- Carilah cara lain untuk memperbaiki suasana hati, misalnya dengan melakukan aktivitas fisik, melakukan hobi, konsumsi makanan sehat, dan sebagainya.
Demikian penjelasan seputar retail therapy. Agar memperoleh manfaat yang diharapkan dari belanja, cobalah untuk menerapkan beberapa tips di atas.
Jika Anda mengalami kecanduan berbelanja yang sudah parah, segera konsultasikan kepada psikolog.
- Anonim. 2021. Why Retail “Therapy” Makes You Feel Happier. https://health.clevelandclinic.org/retail-therapy-shopping-compulsion/. (Diakses pada 27 September 2022).
- Tan, Sharlene. 2021. Is Retail Therapy for Real? https://www.webmd.com/balance/features/is-retail-therapy-real. (Diakses pada 27 September 2022).