Body positivity mengacu pada pemahaman bahwa semua orang berhak memiliki citra tubuh yang positif, terlepas dari bagaimana masyarakat dan budaya populer memandang bentuk, ukuran, dan penampilan tubuh yang ideal. Mengapa setiap orang perlu mempelajari pola pikir ini? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Body Positivity?
Pada awalnya, body positivity adalah gerakan yang merepresentasikan apresiasi, penghormatan, dan penerimaan terhadap tubuh apa adanya. Lebih khusus lagi, cara pandang ini juga meliputi:
- Menghargai setiap aspek unik dari tubuh seseorang.
- Mensyukuri fungsi yang dapat dilakukan tubuh.
- Fokus pada hal-hal positif daripada ketidaksempurnaan atau kekurangan yang dirasakan.
- Penolakan terhadap citra atau informasi negatif tentang tubuh.
- Membantu seseorang membangun kepercayaan diri.
- Mengatasi standar tubuh yang tidak realistis.
Sikap ini juga bertujuan untuk membantu seseorang memahami bagaimana pesan media populer berkontribusi pada hubungan yang dimiliki individu dengan tubuhnya, termasuk bagaimana perasaannya tentang makanan, olahraga, pakaian, kesehatan, identitas, dan perawatan diri.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai tubuh, cara pandang ini diharapkan dapat membantu seseorang mengembangkan sikap yang lebih sehat dan dan lebih realistis dengan tubuhnya sendiri.
Body positivity adalah sebuah proses dan membutuhkan latihan penerimaan diri terus-menerus. Meskipun proses ini bagi beberapa orang sangat sulit, hal tersebut dapat meningkatan kesehatan mental serta mendorong masyarakat untuk lebih inklusif.
Baca Juga: Sound Healing, Terapi Musik yang Mengobati Masalah Fisik dan Mental
Pentingnya Body Positivity
Citra tubuh mengacu pada persepsi subjektif seseorang tentang tubuhnya sendiri—yang mungkin berbeda dari penampilan tubuh yang sebenarnya. Perasaan, pikiran, dan perilaku yang terkait dengan citra tubuh dapat berdampak besar pada kesehatan mental dan cara Anda memperlakukan diri sendiri.
Salah satu tujuan utama dari sikap ini adalah mendukung kesehatan mental lebih baik. Memiliki citra tubuh yang sehat berperan dalam bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memiliki citra tubuh negatif dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa masalah mental. Masalah yang dapat muncul akibat citra tubuh yang buruk antara lain:
- Depresi. Wanita mengalami depresi pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada pria, dan beberapa peneliti meyakini bahwa ketidakpuasan tubuh mungkin memainkan peran penting dalam menjelaskan perbedaan gender ini dalam tingkat depresi.
- Harga diri rendah. Penelitian telah menemukan bahwa ketidakpuasan tubuh dikaitkan dengan harga diri yang buruk pada remaja, terlepas dari jenis kelamin, usia, berat badan, ras, etnis, dan status sosial ekonomi.
- Gangguan makan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh terkait dengan gangguan makan, terutama di kalangan remaja perempuan.
Penggambaran mengenai bentuk tubuh yang ‘kurus adalah ideal’ tidak hanya menimbulkan bahaya bagi kesehatan mental, tetapi juga mengembangkan keyakinan bahwa kecantikan, kesuksesan, dan harga diri ditentukan oleh kekurusan.
Sebuah studi menemukan bahwa ketika seseorang menginternalisasi ide-ide ini, ia cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap tubuhnya dan terlibat dalam diet yang tidak perlu.
Cara pandang body positivity berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan membantu seseorang mengenali pengaruh yang berkontribusi pada citra tubuh yang buruk.
Harapannya adalah seseorang dapat menyesuaikan harapan mengenai tubuhnya dan merasa lebih positif. Penerimaan semacam ini dapat membantu mengatasi gangguan citra tubuh terhadap kesehatan mental dan fisik.
Baca Juga: Cara Melakukan Self Healing agar Pikiran Lebih Tenang
Cara Menerapkan Body Positivity
Ide dari pendekatan ini pada dasarnya adalah membantu seseorang merasa lebih baik tentang tubuh dan tidak terlalu terobsesi untuk mengejar ‘kesempurnaan’.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga citra tubuh yang sehat adalah:
-
Mengadopsi Body Neutrality
Tidak apa-apa untuk mengakui bahwa Anda tidak harus mencintai segala sesuatu tentang tubuh Anda. Tidak apa-apa untuk merasa netral atau bahkan acuh tak acuh terhadap tubuh.
Nilai terpenting tidak terletak pada bentuk tubuh, ukuran, atau penampilan. Citra tubuh memang berperan dalam konsep diri, namun pendekatan ini menganggap hal tersebut bukan segalanya.
Akan ada saat-saat ketika Anda merasa lemah, ketika Anda tidak menyukai aspek-aspek diri, dan ketika Anda membandingkan diri dengan orang lain. Kuncinya adalah terus berusaha mencari cara baru untuk menghindari pola pikir negatif yang berkontribusi pada buruknya citra tubuh.
-
Cobalah Perawatan Diri yang Berfokus pada Kesehatan
Perawatan diri terkadang dapat menyamar sebagai cara untuk mengubah atau mengontrol penampilan. Akan tetapi perawatan diri harus fokus pada hal-hal yang membuat Anda merasa nyaman dengan tubuh yang dimiliki sekarang.
Makanlah makanan sehat karena itu memberi energi pada pikiran dan tubuh. Berolahraga juga dapat membantu Anda merasa kuat dan berenergi, bukan karena Anda mencoba mengubah atau mengendalikan tubuh.
-
Lakukan Hal-hal yang Membuat Anda Senang
Carilah hal-hal yang membuat Anda merasa nyaman tentang penampilan. Singkirkan pakaian yang tidak sesuai dengan fisik Anda saat ini.
Tubuh Anda mungkin berubah dalam ukuran dan bentuk di masa depan, tetapi itu tidak berarti bahwa Anda tidak boleh merasa baik tentang diri Anda saat ini.
Selain itu, cobalah berhenti melihat akun sosial media yang membuat Anda merasa tidak nyaman dengan diri sendiri. Ikuti akun yang memicu minat dan memberi Anda perasaan positif.
- Anonim. 2021. The Importance of Body Positivity. https://www.therecoveryvillage.com/mental-health/eating-disorders/related/importance-of-body-positivity/. (Diakses pada 23 Desember 2021).
- Cherry, Kendra. 2020. What Is Body Positivity?. https://www.verywellmind.com/what-is-body-positivity-4773402. (Diakses pada 23 Desember 2021).