Perilaku mengolok-olok orang dengan berat badan lebih dianggap dapat memotivasi seseorang untuk menurunkan berat badannya, faktanya hal tersebut justru bisa menyebabkan seseorang mengalami berbagai gangguan. Apa saja dampak perilaku ini bagi kesehatan fisik dan mental? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
![Fat Shaming, Bentuk Pelecehan Verbal yang Harus Anda Hindari](https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2021/12/fat-shaming-doktersehat.jpg)
Efek yang Ditimbulkan dari Perilaku Fat Shaming
Fat shaming adalah perilaku mengejek tampilan fisik dikarenakan seseorang memiliki berat badan yang berlebih.
Tindakan mempermalukan atau menjelek-jelekan orang dengan kelebihan berat badan memiliki efek yang cukup serius. Beberapa efek berbahaya yang bisa terjadi adalah:
- Depresi. Seseorang yang dipermalukan karena berat badan berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan masalah mental lainnya.
- Gangguan makan. Fat shaming sering dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan makan
- Menurunnya harga diri. Melecehkan seseorang karena obesitas juga dapat menyebabkan penurunan harga diri.
- Penyakit kronis. Stres, penambahan berat badan, peningkatan kadar kortisol, dan masalah mental, membuat tindakan pelecehan ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Melihat berbagai efek negatif yang ditimbulkan, jelas sudah bahwa fat shaming adalah perilaku yang dapat merugikan seseorang, baik secara psikologis maupun fisik.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa memiliki citra tubuh yang buruk juga membuat perilaku perawatan diri yang buruk seperti malnutrisi, jarang berolahraga, dan kecanduan minuman beralkohol.
Semakin buruk perasaan seseorang tentang dirinya sendiri, semakin kecil kemungkinan untuk merawat tubuh dan semakin besar kemungkinan untuk beralih ke perilaku yang berisiko untuk mengatasi perasaan tidak enak tersebut.
Baca Juga: Body Shaming: Arti, Dampak, Cara Menghentikannya, dll
Obesitas Masalah yang Kompleks
Jika Anda mempermalukan atau mengkritik seseorang tentang berat badannya, Anda membuat asumsi bahwa perilakunya bertanggung jawab penuh atas kelebihan berat badan yang terjadi. Faktanya, hal tersebut adalah asumsi yang salah.
Penyebab obesitas sangat kompleks, misalnya ada seseorang yang dilahirkan dengan variasi genetik yang membuat hormon—yang bertanggung jawab atas rasa laparnya—berbeda dari yang lain, bahkan saat mengonsumsi makanan yang sama.
Selain itu, ada juga seseorang dilahirkan dengan variasi genetik yang memengaruhi dampak makanan pada sistem penghargaan otak, metabolisme, dan komposisi tubuh. Bahkan, ada bukti yang menunjukkan bahwa hormon dalam rahim selama kehamilan dapat memengaruhi berat badan bayi saat dewasa.
Sementara faktor lingkungan yang berada diluar kendali dan memengaruhi berat badan adalah kualitas tidur, stressor dalam kehidupan, obat-obatan, dan masalah hormonal.
Baca Juga: Self-Deprecation, Sikap Rendah Diri Berselubung Candaan yang Berdampak Buruk!
Apakah Anda Sering Melakukan Fat Shaming?
Tanda-tanda seseorang yang melakukan fat shaming adalah:
- Perasaan superioritas dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan.
- Membuat lelucon tentang orang gemuk di depan umum atau di sosial media.
- Mengomentari tubuh orang lain.
- Menggoda teman/keluarga tentang berat badan dalam upaya untuk menjadi ‘lucu’.
- Memungkinkan anggota keluarga mengolok-olok orang gemuk.
- Memandang kurus sebagai simbol kesuksesan, kebahagiaan, atau pengendalian diri.
- Kritis dan menghakimi orang lain. Menganggap berat badan adalah pilihan gaya hidup.
- Membuat asumsi karakter/moralitas pribadi berdasarkan penampilan/ukuran.
- Melihat diet sebagai perbaikan cepat dan solusi mudah untuk masalah berat badan.
- Meremehkan orang lain yang tidak mematuhi ‘clean eating’.
Kesehatan seseorang tidak bisa ditentukan berdasarkan penampilan fisiknya saja. Hanya penilaian medis yang dapat menunjukkan masalah kesehatan sebenarnya.
Setelah mendapatkan diagnosis medis yang akurat, beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi makanan-makanan yang sehat, fokus pada perilaku yang dapat diubah, mengeksplorasi cara menambahkan gerakan tubuh yang terarah, membangun harga diri, manajemen stres, dan ekspresi diri yang sehat.
Pada akhirnya, anggota masyarakat yang sehat dapat menjadi bagian dari solusi dengan tidak mengejek dan mengomentari bentuk tubuh seseorang yang memiliki berat badan di atas rata-rata.
- Braude, Lucy. Fat shaming: positive or problematic?. https://bmiclinic.com.au/fat-shaming-positive-or-problematic/. (Diakses pada 21 Desember 2021).
- Gunnars, Kris . 2019. The Harmful Effects of Fat Shaming. https://www.healthline.com/nutrition/fat-shaming-makes-things-worse#bottom-line. (Diakses pada 21 Desember 2021).
- Long, Jamie. 2020. What is Fat Shaming? Are You a Shamer?. https://drjamielong.com/what-is-fat-shaming/. (Diakses pada 21 Desember 2021).