Seseorang bisa mengalami gejala asma secara tiba-tiba. Jika gejala terus memburuk, kondisi ini bisa mengarah pada serangan asma yang mengancam nyawa. Ketahui penjelasan lengkap mengenai cara pertolongan pertama menangani asma selengkapnya di bawah ini
Gejala Asma yang Harus Diketahui
Asma adalah salah satu penyakit kronis alias jangka panjang. Gejalanya mungkin tidak terus-menerus terjadi, tetapi dapat kambuh sewaktu-waktu jika terpapar pemicunya.
Masalah pernapasan ini tidak dapat disembuhkan, jadi penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengendalikan gejalanya.
Gejala asma meliputi kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Gejala ini menyerang karena penyempitan saluran napas.
Sebelum memberikan pertolongan pertama asma, penting untuk mengenali gejala serangan asma berikut ini:
- Sesak napas.
- Nyeri dada.
- Mengi.
- Batuk-batuk.
- Gangguan tidur karena sesak napas, batuk-batuk, dan mengi.
Jika bertambah buruk, gejala bisa mengarah pada kondisi yang mengancam jiwa yaitu serangan asma. Penderita dapat mengalami berbagai kondisi berikut:
- Perburukan gejala (sesak napas, batuk, mengi, dan nyeri dada).
- Inhaler tidak membantu meredakan gejala.
- Kesulitan untuk berbicara, makan, dan tidur karena napas yang terengah-engah.
- Napas semakin cepat sehingga terasa seperti tidak bernapas.
- Anak-anak bisa mengeluhkan sakit perut atau dada.
Baca Juga: 13 Cara Mencegah Asma Kambuh yang Mudah Dilakukan
Pertolongan Pertama pada Asma
Secara umum, ada empat tahapan pertolongan pertama yang bisa diberikan saat gejala asma kambuh, di antaranya:
1. Posisikan Tubuh Senyaman Mungkin
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan saat asma menyerang atau saat orang di sekitar mengalami kekambuhan adalah mencari posisi nyaman.
Posisikan tubuh duduk dengan tegak dan nyaman. Setelah itu, longgarkan pakaian agar tidak terlalu ketat.
Sebisa mungkin, jangan panik dan bersikaplah meyakinkan. Jangan tinggalkan orang yang mengalami kekambuhan sendirian.
2. Gunakan Inhaler
Pertolongan pertama asma dilanjutkan dengan penggunaan inhaler jika memungkinkan. Bila posisi Anda sedang menolong orang lain, bantulah dalam penggunaannya.
Inhaler bisa digunakan dengan atau tanpa spacer. Bila menggunakan spacer, berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:
- Lepaskan tutup, lalu kocok inhaler dengan baik.
- Masukkan sebanyak 1 puff (semprotan) inhaler ke spacer.
- Keluarkan napas sepenuhnya, lalu tempatkan mulut dengan erat ke corong spacer.
- Tekan inhaler sekali untuk memberikan puff (semprotan).
- Hirup perlahan melalui mulut, kemudian tahan napas selama 10 detik.
- Berikan total empat puff, dengan jeda sekitar satu menit antara setiap puff.
Sementara itu, penggunaan tanpa spacer bisa Anda lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Lepaskan tutup inhaler, lalu kocok dengan baik.
- Keluarkan semua napas dengan bibir mengatup erat corong inhaler.
- Ketika mulai bernapas perlahan, tekan inhaler dalam satu waktu.
- Bernapaslah dengan pelan dan sedalam mungkin (sekitar lima sampai tujuh detik), kemudian tahan napas selama 10 detik.
- Berikan total empat puff. Tunggu sekitar satu menit di antara setiap puff.
3. Tunggu Selama Empat Menit
Setelah penggunaan inhaler, Anda bisa menunggu selama empat menit untuk melihat efeknya.
Jika kondisi tidak membaik, gunakan kembali inhaler sebanyak 4 puff. Anda bisa mempraktikkan langkah-langkah penggunaan inhaler pada poin kedua.
Baca Juga: Perbedaan Asma dan Bronkitis, Kenali Gejala dan Penyebabnya
4. Panggil Bantuan Medis
Bila setelah memberikan pertolongan pertama saat asma kambuh kondisi tidak kembali seperti semula, Anda sebaiknya memanggil bantuan medis.
Jika dalam posisi membantu orang lain, katakan pada tenaga medis bahwa seseorang mengalami keadaan darurat asma.
Selain itu, sambil menunggu ambulans datang, tetap gunakan inhaler sebanyak empat puff secara terpisah. Gunakan empat puff pada setiap tarikan napas, empat menit sekali.
Setelah sampai di fasilitas kesehatan, dokter UGD akan memeriksa tingkat keparahan serangan dan memberikan penanganan, termasuk pemberian obat-obatan dan nebulisasi (obat uap dengan alat nebulizer).
Setelah itu, pasien dapat dipulangkan ke rumah atau menjalani rawat inap di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut; tergantung pada respons terhadap pengobatan.
Nah, itulah pertolongan pertama asma yang bisa dilakukan. Jika Anda dan keluarga memiliki riwayat asma, langkah-langkah pertolongan pertama tersebut sangat penting diketahui.
Jangan abai jika gejala semakin parah atau Anda perlu menggunakan inhaler lebih sering daripada biasanya. Segera temui dokter untuk pemeriksaan kondisi.
- Anonim. 2021. Asthma Attacks. https://www.nhs.uk/conditions/asthma/asthma-attack/. (Diakses pada 11 Oktober 2022).
- Anonim. 2022. What is an Asthma Symptom, Episode, or Attack? https://www.epa.gov/asthma/what-asthma-symptom-episode-or-attack. (Diakses pada 11 Oktober 2022).
- Anonim. 4 Steps of Asthma First Aid. https://www.health.nsw.gov.au/environment/air/Publications/steps-asthma-first-aid.pdf. (Diakses pada 11 Oktober 2022).
- Anonim. Asthma Emergency First Aid. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/asthma-emergency-first-aid. (Diakses pada 11 Oktober 2022).
- Anonim. 2022. Asthma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/asthma/symptoms-causes/. (Diakses pada 11 Oktober 2022).