Terbit: 21 November 2016 | Diperbarui: 8 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Pertolongan pertama gigitan ular dapat dilakukan dengan melihat kondisi pasien dan jenis ular yang menggigit.

Pertolongan Pertama Gigitan Ular

Hubungi 119 atau unit gawat darurat jika:

  • Ada kemungkinan bahwa ular yang menggigit adalah ular berbisa
  • Orang yang memiliki kesulitan bernapas
  • Kehilangan kesadaran

Jika Anda tahu ular tidak berbisa, perlakukan gigitan ular sebagai luka tusukan.

  1. Perhatikan Penampilan Ular

Bersiaplah untuk menggambarkan bentuk ular ke petugas yang berjaga di unit darurat.

  1. Lindungi Orang yang Tergigit

Sambil menunggu bantuan medis:

  • Pindahkan orang di luar jarak jangkauan ular
  • Biarkan orang berbaring jika luka memiliki posisi di bawah jantung
  • Menjaga orang agar tenang dan diam, menjaga agar racun tidak menyebar
  • Tutup luka dengan perban steril yang longgar
  • Lepas semua perhiasan dari daerah yang digigit
  • Lepas sepatu jika kaki atau kaki digigit

Beberapa hal yang jangan dilakukan:

  • Memotong luka gigitan
  • Mencoba untuk menghisap racun
  • Meletakkan tornikuet, es, atau air
  • Memberikan orang yang tergigit minuman alkohol atau minuman berkafein atau obat lain
  1. Tindak Lanjut

Jika Anda merawat gigitan ular di rumah:

  • Hubungi penyedia layanan kesehatan. Orang mungkin perlu suntikan tetanus. Booster tetanus harus diberikan setiap 10 tahun.

Di rumah sakit, perawatan akan tergantung pada jenis ular, antara lain:

  • Jika ular itu berbisa, orang tersebut akan diberikan pengobatan anti-bisa-ular (ABU).
  • Suntikan tetanus dapat diberikan, tergantung pada tanggal suntikan terakhir.

 

Beberapa jenis ular berbisa

Snakebite. King cobra (Ophiophagus hannah), a dangerous Asian elapid and longest of the venomous snakes at around 4 m (13 ft). Photograph by Joe McDonald.

King cobra (Ophiophagus hannah), sebuah elapid Asia berbahaya dan terpanjang dari ular berbisa sekitar 4 m (13 kaki).

Snakebite. Black mamba (Dendraspis polylepis), an extremely fast, large, and dangerous African elapid. Photograph by Joe McDonald.

Ular hitam mamba (Dendraspis Polylepis), ular yang sangat cepat, besar, dan berbahaya, keluarga elapid Afrika.

Snakebite. Coral snake (Micrurus fulvius), a shy American elapid that accounts for only about 1% of venomous snakebites in the United States. Recognize it by this catch phrase: Red on yellow, kill a fellow. Photograph by Joe McDonald.

Ular karang (Micrurus Fulvius), seekor elapid Amerika pemalu yang menyumbang hanya sekitar 1% dari gigitan ular berbisa di Amerika Serikat. Ular ini dikenali dengan pepatah di Barat: “Red on yellow, kill a fellow (yang artinya, “merah pada kuning, membunuh sesama”).

Snakebite. Milk snake (Lampropeltis triangulum), a harmless mimic of the coral snake. "Red on black, venom lack," although this old saying becomes unreliable south of the United States. Photograph by Joe McDonald.

Ular  susu (Lampropeltis Triangulum), kurang berbahaya daripada ular karang. Ular ini dikenali dengan pepatah barat “Red on black, venom lack, yang artinya “merah pada hitam dengan bisa yang kurang,” Meskipun pepatah lama ini menjadi tidak sesuai di kawasan selatan Amerika Serikat.

Snakebite. Western diamondback rattlesnake (Crotalus atrox), an American pit viper, with rattle vibrating. This is one of the most dangerous snakes of North America. Photograph by Joe McDonald.

Ular berbisa diamondback (Crotalus Atrox), pit viper Amerika, dengan derik pada ekor. Ini adalah salah satu ular paling berbahaya dari Amerika Utara.

Snakebite. Timber rattlesnake (Crotalus horridus), American pit viper, caught yawning after a big meal. Photograph by Joe McDonald.

Ular berbisa  kayu (Crotalus horridus), Amerika pit viper, tertangkap menguap setelah makan besar.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi