Terbit: 23 August 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Pembengkakan pada pembuluh darah balik (vena) yang dikenal dengan istilah varises umumnya terjadi di area kaki. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa menyerang pembuluh darah vena di bagian tubuh lainnya, misalnya pada bagian esofagus. Kondisi ini dikenal sebagai varises esofagus.

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pencegahan

Apa itu Varises Esofagus?

Varises esofagus adalah kondisi terjadinya pembengkakan pembuluh darah vena yang ada pada esofagus. Esofagus sendiri adalah tabung penghubung antara lambung dengan kerongkongan.

Varises esofagus terjadi ketika aliran darah yang seharusnya menuju hati terhambat oleh gumpalan atau jaringan luka yang ada pada hati. Alhasil, darah menggunakan ‘jalan alternatif’ melalui pembuluh darah kecil yang tidak seharusnya dialiri aliran darah dengan volume besar. 

Akibatnya, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang berujung pada pembengkakan pembuluh darah vena tersebut.

Kondisi ini rentan dialami oleh seseorang yang mengalami penyakit hati. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa mengancam nyawa penderitanya.

Gejala Varises Esofagus

Pada awalnya, kondisi ini tidak menunjukkan ciri atau gejala khusus. Gejala pada umumnya baru bisa terlihat setelah pembuluh darah porta pecah hingga terjadi perdarahan.

Secara umum, gejala varises esofagus meliputi:

  • Muntah disertai darah (hematemesis) dalam jumlah yang cukup banyak.
  • Feses berwarna kehitaman dan disertai darah (melena).
  • Hilang kesadaran.
  • Kepala terasa pusing.
  • Sakit perut.

Selain itu, ciri-ciri varises esofagus juga serupa dengan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit hati kronis, yaitu:

  • Mata dan kulit mengalami perubahan warna menjadi kekuningan.
  • Memar pada kulit.
  • Terjadi penumpukan cairan di dalam perut (ascites).

Apabila Anda mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala di atas, segera kunjungi dokter agar bisa segera dilakukan penanganan medis, mengingat varises esofagus adalah penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kematian.

Penyebab Varises Esofagus

Adanya jaringan parut pada hati (sirosis) adalah penyebab varises esofagus yang paling utama. Sirosis akan menyebabkan aliran darah berbalik ke pembuluh darah porta, yakni pembuluh darah yang bertugas menghantarkan darah dari usus dan lambung menuju hati.

Berbaliknya aliran darah kembali menuju pembuluh darah porta berakibat pada peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah tersebut. Begitu juga sejumlah pembuluh darah lain yang ada di sekitarnya.

Pada akhirnya, darah menggunakan ‘jalan alternatif’ melalui pembuluh darah kecil, salah satunya berada di bawah esofagus. Inilah yang membuat pembuluh darah membengkak dengan cepat dan berpotensi untuk pecah.

Baca JugaPerlemakan Hati Non-Alkohol: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Komplikasi, dll

Lebih lanjut, penyebab kondisi ini, meliputi:

1. Sirosis

Sirosis terjadi ketika terdapat luka pada hati. Kondisi ini pun berkaitan dengan sejumlah penyakit hati seperti hepatitis, gangguan saluran empedu, dan sebagainya. Maka tidak heran, penderita penyakit hati umumnya juga mengalami varises esofagus.

2. Infeksi Parasit

Penyakit infeksi parasit seperti Schistosomiasis yang banyak terjadi di wilayah Amerika Selatan, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika ini menjadi salah satu penyebab varises esofagus.

Parasit dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan sejumlah organ penting lainnya. Kondisi ini bisa berujung pada kondisi sirosis yang menjadi penyebab varises esofagus.

3. Trombosis

Trombosis atau pembekuan darah menjadi penyebab varises esofagus. Kondisi ini terjadi jika pembekuan darah tersebut terjadi di pembuluh darah porta atau pembuluh darah lain yang memiliki jalur menuju pembuluh darah porta (pembuluh darah splenik).

Faktor Risiko

Umumnya penderita penyakit hati dapat mengalami varises esofagus. Namun, sebagian besar pasien tidak mengalami perdarahan.

Risiko terjadinya perdarahan dapat meningkat pada beberapa kondisi berikut:

  • Tekanan tinggi pada vena porta.
  • Menderita hepatitis B kronis.
  • Varises besar.
  • Ada tanda merah pada varises.
  • Sirosis berat atau gagal hati.
  • Kecanduan alkohol.
  • Berisiko mengalami penggumpalan darah.

Diagnosis Varises Esofagus

Guna memastikan apakah Anda mengalami varises esofagus atau tidak, perlu dilakukan serangkaian prosedur diagnosis penyakit oleh dokter spesialis. Sejumlah pemeriksaan yang dilakukan, meliputi:

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan sehubungan dengan keluhan yang dialami oleh pasien. Umumnya, pertanyaan tersebut, meliputi:

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Apa saja yang dirasakan oleh tubuh?
  • Apakah pernah memiliki riwayat penyakit yang sama sebelumnya?
  • Apa pernah mengonsumsi alkohol?
  • Apa saja yang sudah dilakukan guna mengatasi kondisi ini?
  • Punya alergi obat?

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada gejala varises esofagus pada umumnya, seperti pembengkakan pada area esofagus, mata dan kulit yang berwarna kekuningan, dan gejala-gejala lainnya.

3. Pemeriksaan Penunjang

Lebih lanjut, sejumlah prosedur diagnosis penunjang akan dilakukan sebelum dokter benar-benar memvonis pasien menderita varises esofagus ini. Prosedur diagnosis yang dimaksud, yaitu:

  • Tes darah, bertujuan untuk memeriksa kadar darah, serta fungsi organ ginjal dan hati.
  • Pencitraan, bertujuan untuk memeriksa kondisi pembuluh darah vena, hati, dan sejumlah organ tubuh lainnya. Metode pencitraan yang mungkin digunakan seperti CT-Scan, MRI, atau USG.
  • Endoskopi, tes untuk mengidentifikasi adanya pelebaran pembuluh darah vena, bintik merah pada varises. Dokter akan memasukkan selang kecil dengan kamera ke dalam mulut sampai menuju esofagus dan usus halus.
  • Endoskopi Kapsul, sama seperti endoskopi biasa, bedanya dokter medium kapsul yang digunakan adalah kapsul dengan kamera nirkabel. Tes ini dilakukan apabila pasien tidak memungkinkan untuk menjalani metode endoskopi dengan selang.

Baca JugaNyeri di Ulu Hati Gejala Penyakit Apa? Ini Jawabannya!

Pengobatan Varises Esofagus

Cara mengobati varises esofagus pada dasarnya bertujuan untuk mencegah lebih banyak kerusakan pada hati, mencegah perdarahan pada varises, dan mengontrol perdarahan yang terjadi.

1. Mencegah Kerusakan Hati

Penderita gangguan pada hati dianjurkan untuk menghindari racun penyebab stres hati. Hal ini dilakukan guna mencegah kerusakan pada hati lebih lanjut.

2. Mencegah Perdarahan pada Varises

Pemberian obat penghambat beta seperti propranolol. Obat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah pada pembuluh vena porta.

Jika pasien berisiko tinggi mengalami perdarahan, ligasi dapat dilakukan. Teknik ini menggunakan karet khusus yang berfungsi untuk menghentikan perdarahan.

3. Mengontrol Perdarahan

Pengobatan varises yang mengalami perdarahan adalah dengan mengontrol perdarahan tersebut. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan:

  • Transfusi darah untuk mengganti darah yang sudah terbuang.
  • Injeksi cairan pembeku darah (sclerotherapy) untuk menutup perdarahan.
  • Mengalihkan aliran darah pada vena porta dengan metode transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS).
  • Transplantasi hati, khususnya pada penderita penyakit hati stadium lanjut.
  • Konsumsi antibiotik untuk mencegah adanya infeksi.

Komplikasi yang Dapat Terjadi

Varises esofagus dapat menyebabkan komplikasi serius berupa perdarahan. Setelah pasien mengalami episode perdarahan, risiko episode perdarahan lainnya bisa meningkat.

Kondisi tersebut cukup berbahaya karena bisa menyebabkan seseorang kehilangan cukup darah. Akibatnya, Anda bisa mengalami syok yang bisa berujung pada kematian.

Baca JugaKanker Esofagus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Pencegahan Varises Esofagus

Dikarena berkaitan dengan penyakit pada organ hati, cara mencegahnya adalah dengan menjaga kesehatan organ ini. Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan:

  • Hindari konsumsi alkohol.
  • Batasi penggunaan bahan kimia, misalnya produk pembersih rumah tangga.
  • Terapkan pola diet sehat dengan konsumsi makanan rendah lemak. Anda bisa memperbanyak konsumsi buah dan sayur, biji-bijian, dan makanan lain yang tinggi protein tanpa lemak.
  • Pertahankan berat badan ideal. Pasalnya, tumpukan lemak di tubuh dapat memberikan banyak tekanan pada organ hati.
  • Rutin berolahraga.

Kini Anda sudah mengetahui apa itu varises esofagus, mulai dari gejala, penyebab, hingga pencegahannya. Jika mengalami gejala kondisi ini, jangan tunda untuk memeriksakan kondisi ke dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Selain itu, jaga selalu kesehatan diri Anda, terutama pada organ hati. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2019. Esophageal Varices. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/1542-esophageal-varices. (Diakses pada 22 Agustus 2022).
  2. Anonim. 2021. Esophageal varices. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/esophageal-varices/symptoms-causes/syc-20351538. (Diakses pada 22 Agustus 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi