Terbit: 16 May 2019 | Diperbarui: 21 January 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Apakah buah hati Anda mengalami kondisi di mana testis atau buah zakarnya tidak turun, entah itu hanya satu atau kedua testis? Jika ya, maka artinya si kecil mengalami apa yang disebut sebagai penyakit testis tidak turun (undescended testicle) atau dalam istilah medis disebut kriptorkismus. Lantas, apa penyebab testis tidak turun? Apa ciri-ciri testis bayi tidak turun? Apa akibat testis tidak turun?

Testis Tidak Turun: Penyebab, Ciri-Ciri, Pengobatan

Apa Itu Testis?

Testis (testicle) adalah kelenjar berbentuk bola yang berfungsi sebagai tempat diproduksinya sel sperma (spermatozoa).

Selama berada di dalam kandungan, testis pada bayi laki-laki tumbuh dan berkembang di area perut, tepatnya dekat organ ginjal. Kemudian, menjelang kelahiran, testis yang berjumlah 2 (dua) akan turun ke kantong kulit yang disebut skrotum. Di skrotum atau kantung buah zakar inilah nantinya testis akan memproduksi sel sperma.

Apa Itu Testis Tidak Turun?

Terdapat kasus di mana testis pada bayi laki-laki tak jua turun ke skrotum kendati ia sudah dilahirkan. Ini yang kemudian dikatakan sebagai penyakit testis tidak turun (kriptorkismus). Umumnya, bayi laki-laki mengalami kriptorkismus sebagian, artinya testis tidak turun sebelah ke skrotum. Akan tetapi, 10 persen dari anak laki-laki yang menderita kriptokirmus dilaporkan mengalami dua testisnya tidak turun.

Testis tidak turun adalah kondisi yang lazim dialami oleh bayi laki-laki yang lahir dengan berat badan kurang dari 0,9 Kilogram, terlebih jika bayi terlahir prematur, denga persentase 30 persen. Sementara 3 persen kasus testis tidak turun sebelah atau dua-duanya terjadi pada bayi yang lahir normal.

Penyebab Testis Tidak Turun

Sejatinya, belum ada penjelasan yang cukup kuat untuk mengklaim penyebab testis tidak turun pada bayi. Praktisi medis masih berasumsi bahwa kriptorkismus atau testis tidak turun lebih dikarenakan oleh gangguan hormonal, pun adanya serat yang menghambat testis untuk turun menuju kantong buah zakar (skrotum).

Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang memungkinkan terjadinya kasus testis tidak turun (undescended testicle) ini, yaitu:

  • Bayi lahir kurang dari 9 bulan 10 hari (prematur)
  • Bayi lahir dengan berat badan kurang dari ideal (<1 Kilogram)
  • Ibu memiliki riwayat konsumsi alkohol atau rokok
  • Ibu mengidap obesitas
  • Ibu mengidap diabetes (diabetes tipe 1 dan 2)
  • Ibu terpapar zat beracun selama hamil
  • Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama

Ciri-Ciri Testis Bayi Tidak Turun

Mendeteksi ciri-ciri testis bayi turun bisa dikatakan sulit. Pasalnya, kondisi testis turun sebelah atau keduanya ini sama sekali tidak menimbulkan gejala berarti, seperti rasa sakit dan sebagainya.

Cara paling mudah untuk mengenali ciri-ciri testis bayi tidak turun adalah dengan memerhatikan skrotum buah hati Anda. Apabila skrotum tampak kecil, rata, dan halus, ada kemungkinan testisnya belum turun.

Diagnosis Testis Tidak Turun

Perlu diketahui, idealnya testis akan turun dari perut menuju skrotum pada saat usia janin memasuki 7 bulan. Kalaupun saat lahir testis tidak turun, maka hal ini belum bisa dikatakan bahaya, karena masih ada waktu sampai 9 bulan pasca kelahiran untuk testis dapat turun ke ‘tempat sebenarnya’.

Pemeriksaan ciri-ciri testis bayi tidak turun dilakukan sedini mungkin dari mulai sesaat setelah bayi laki-laki dilahirkan. Dokter akan memeriksa apakah testis sudah turun ke skrotum atau belum. Jika belum, maka dokter akan menyarankan pada orangtua untuk memeriksakan anaknya setiap 3 bulan sekali dalam kurun waktu 9 bulan, yakni di bulan ke-3, bulan ke-6, dan bulan ke-9.

Jika sampai bulan ke-9 testis tidak turun juga, baik hanya sebelah maupun dua-duanya, maka ditakutkan kondisi tersebut akan terjadi selamanya (permanen). Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan testis tidak turun sejak dini agar bisa segera diobati sebelum terlambat.

Prosedur diagnosis yang dilakukan oleh dokter terkait kriptorkismus umumnya meliputi:

  • Pemeriksaan fisik, yakni dengan meraba area perut dan merasakan apakah ada testis pada tabung yang berada di perut bagian bawah (kanalis inguinalis)
  • USG, apabila testis tidak dapat dirasakan, prosedur pemeriksaan USG akan ditegakan guna melihat kondisi tubuh bagian dalam
  • CT Scan, dilakukan apabila dokter memerlukan citra dalam tubuh dengan lebih jelas
  • Endoskopi perut, bertujuan untuk memeriksa perut bagian dalam. Prosedur diagnosis ini dilakukan dengan menggunakan tabung cahaya berukuran kecil

Pengobatan Testis Tidak Turun

Seperti yang tadi sudah dijelaskan, dokter perlu menunggu maksimal 9 bulan sebelum akhirnya melakukan langkah pengobatan testis bayi tidak turun.

Setelah bayi berusia 9 bulan dan testisnya belum turun, maka dokter akan menegakan prosedur operasi (orchiopexy dan orchidopexy) sebagai cara mengobati testis tidak turun. Operasi testis tidak turun ini tak lain bertujuan untuk menaruh testis ke tempat yang seharusnya, yakni skrotum. Operasi testis tidak turun dilakukan pada saat bayi berusia 9 sampai 15 bulan.

Biaya operasi testis tidak turun sendiri bergantung pada kebijakan rumah sakit tempat Anda akan melakukan operasi ini, tentunya dengan memerhatikan kondisi kriptorkismus yang dialami oleh si buah hati.

Perlu diketahui juga, operasi pembedahan testis tidak turun tergolong aman, dengan efektivitas yang tinggi. Jadi, Anda para orang tua tidak perlu khawatir ketika anak harus menjalani prosedur operasi ini.

Bahaya Testis Tidak Turun

Mengatasi testis tidak turun adalah suatu keharusan. Pasalnya, hal ini terkait dengan ‘masa depan’ anak Anda, utamanya terkait dengan sistem reproduksinya.

Bahaya testis tidak turun meliputi:

1. Infertilitas

Sebagai kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi sel sperma, testis harus berada dalam kondisi dan tempat yang sesuai. Skrotum adalah tempat yang memang sudah di-desain untuk testis dapat memproduksi sel sperma dengan baik.

Hal ini tak lepas dari fakta bahwa sperma hanya dapat diproduksi pada suhu yang tidak terlalu tinggi, di mana skrotum adalah tempatnya. Testis yang tidak turun akan menyebabkan produksi sperma terhambat karena suhu yang terbilang tinggi di dalam perut.

2. Kanker Testis

Testis yang tidak turun dalam perkembangannya dapat berubah menjadi sel tumor ganas yang berbahaya. Hal ini berlaku di semua kondisi kriptorkismus, baik kriptorkismus sebagian maupun kriptorkismus total. Jika tidak segera diobati, besar kemungkinan penderitanya akan mengalami kanker testis di kemudian hari.

Itu dia informasi mengenai testis tidak turun pada bayi yang patut untuk Anda waspadai. Rutinlah berkonsultasi pada dokter yang menangani Anda dan buah hati guna mengatasi masalah ini sampai tuntas demi masa depan si kecil yang ideal. Semoga bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi