Terbit: 6 December 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Serangan jantung termasuk masalah kesehatan yang cukup serius. Salah satu jenis serangan jantung yang paling sering terjadi adalah STEMI. Tidak hanya paling sering terjadi, STEMI adalah jenis serangan jantung yang paling serius. Kenali lebih jauh seputar penyakit ini dalam ulasan berikut.

STEMI: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu STEMI?

STEMI (ST-elevation myocardial infarction) adalah jenis serangan jantung yang memengaruhi ruang bagian bawah jantung. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah jantung tersumbat total secara tiba-tiba.

Tersumbatnya pembuluh darah tersebut menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan nutrisi yang cukup. Akibatnya, otot jantung menjadi rusak dan berhenti bekerja. Kondisi ini dikenal sebagai iskemia.

Otot jantung yang mati kemudian akan mengakibatkan infark miokard atau serangan jantung.

Sementara itu, jika pembuluh darah yang tersumbat hanya sebagian, serangan jantung yang terjadi dikenal sebagai NSTEMI (Non-ST segment Elevation Myocardial Infarction). Baik NSTEMI maupun STEMI, keduanya biasanya menunjukkan gejala yang mirip sehingga sulit untuk dibedakan.

Namun, STEMI cenderung lebih berbahaya dibandingkan jenis serangan jantung lainnya. Oleh karena itu, orang yang mengalaminya harus segera mendapatkan pertolongan.

Kendati begitu, NSTEMI tetap merupakan kondisi medis serius. Jadi, pasien yang mengalaminya harus segera dibawa ke dokter agar ditangani segera.

Gejala STEMI

Kondisi tersumbatnya pembuluh darah jantung bisa menimbulkan sejumlah gejala. Namun, gejala tersebut akan bervariasi pada setiap orang.

Secara umum, gejala STEMI yang dapat muncul, di antaranya:

  • Nyeri dada yang hebat; dada terasa tertekan kuat (seolah seperti ada kepalan tangan di dada).
  • Rasa nyeri menjalar ke leher, rahang, bahu, dan lengan kiri.
  • Keringat berlebih.
  • Sesak napas.
  • Gangguan pencernaan, seperti rasa tidak nyaman pada perut dan dada.
  • Mual dan muntah.
  • Kelelahan dan jatuh secara tiba-tiba.
  • Palpitasi (perubahan detak jantung menjadi lebih cepat).
  • Sakit kepala.
  • Rasa cemas atau gelisah.

Apabila Anda mengalami gejala STEMI yang telah disebutkan—terutama pada nyeri dada yang parah, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

Baca Juga8 Cara Mencegah Serangan Jantung, Semua Usia Wajib Tahu

Penyebab STEMI

STEMI terjadi karena adanya penyumbatan menyeluruh di pembuluh darah jantung. Kejadian serangan jantung ini bisa meningkat karena berbagai faktor, baik faktor yang bisa diubah maupun yang tidak bisa diubah.

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko STEMI yang bisa diubah lewat perubahan gaya hidup, di antaranya:

  • Kebiasaan merokok.
  • Konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak.
  • Kurang bergerak aktif.
  • Konsumsi alkohol.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang, terutama obat stimulan seperti kokain.

Sementara itu, faktor risiko STEMI yang tidak bisa diubah, di antaranya:

  • Usia: Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami serangan jantung ini bisa meningkat.
  • Jenis kelamin: Pria lebih berisiko mengalami serangan jantung pada usia 45, sedangkan wanita berisiko mengalaminya di usia 50 tahun atau pasca-menopause.
  • Riwayat keluarga: Jika memiliki keluarga yang mengalami serangan jantung di usia Anda sekarang atau lebih muda, risiko kejadian STEMI bisa meningkat.
  • Kondisi medis tertentu: Jika mewarisi kondisi ini, STEMI bisa menyerang.

Diagnosis STEMI

Dokter akan mendiagnosis pasien dengan memeriksa gejala yang dialami. Selain itu, serangkaian tes juga akan dilakukan guna menegakkan diagnosis.

Adapun sejumlah tes untuk mendiagnosis STEMI, antara lain:

  • Elektrokardiogram (EKG): Tes ini akan menunjukkan aktivitas listrik pada jantung.
  • Tes Pencitraan: Tes dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi jantung secara mendetail, misalnya dengan CT scan atau MRI (magnetic resonance imaging).
  • Tes darah: Tes ini bertujuan untuk memeriksa kerusakan otot jantung.

Pengobatan STEMI

STEMI tergolong jenis serangan jantung yang parah. Oleh karena itu, pengobatan harus segera diberikan.

Sebagai catatan, bila penanganan terlambat untuk mengatasi pembuluh darah yang tersumbat, maka akan semakin banyak kerusakan yang dapat terjadi.

Beberapa pengobatan yang dapat diberikan pada pasien STEMI, di antaranya:

1. Percutaneous Coronary Intervention (PCI)

Prosedur ini termasuk intervensi non-bedah yang memungkinkan dokter untuk membuka atau melebarkan penyempitan pembuluh darah menggunakan kateter (selang kecil yang fleksibel).

Dokter akan memasukkan kateter yang telah dipasang balon kecil ke dalam jantung. Nah, balon ini nantinya akan dikembangkan untuk membantu melebarkan pembuluh darah jantung.

2. Obat-obatan

Pada umumnya, obat-obatan akan diberikan sebagai tindakan awal pengobatan serangan jantung. Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan, di antaranya:

  • Beta-blocker: Obat ini membantu menurunkan tekanan darah.
  • Statin: Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
  • Antikoagulan: Obat ini membantu mencegah penggumpalan darah.
  • Aspirin dan antiplatelet: Obat ini digunakan untuk mengurangi pembekuan darah pada plak di arteri.
  • Nitrogliserin: Obat ini membantu melebarkan pembuluh darah.
  • Obat antinyeri: Obat ini digunakan untuk mengurangi nyeri dada.

3. Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

Jika penyumbatan pembuluh darah jantung sudah parah, tindakan coronary artery bypass grafting dapat dilakukan.

Operasi ini dilakukan untuk membuat rute baru di sekitar pembuluh darah yang tersumbat. Dengan begitu, otot jantung bisa memperoleh asupan nutrisi dan oksigen yang cukup.

Baca JugaHobi Makan Gorengan Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Pencegahan STEMI

Bila faktor risiko terjadinya serangan jantung ini masih bisa diubah, Anda bisa menurunkan risiko dengan melakukan beberapa tindakan berikut:

  • Menjaga berat badan tetap optimal.
  • Olahraga rutin.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Menghentikan kebiasaan merokok.
  • Memantau kadar kolesterol, diabetes, dan tekanan darah.
  • Mengelola stres.

Itulah penjelasan seputar serangan jantung STEMI yang sebaiknya diketahui, mulai dari gejala hingga pencegahan yang bisa dilakukan. Bila memiliki riwayat serangan jantung, konsultasikan kepada dokter terkait pengobatan yang tepat.

 

  1. Anonim. 2019. Heart Attack Treatment. https://www.nhs.uk/conditions/heart-attack/. (Diakses pada 5 Desember 2022).
  2. Anonim. 2021. STEMI Heart Attack. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22068-stemi-heart-attack. (Diakses pada 5 Desember 2022).
  3. Fogoros, Richard. 2022. STEMI Heart Attacks and Why They Are So Dangerous. https://www.verywellhealth.com/stemi-st-segment-elevation-myocardial-infarction-1746032. (Diakses pada 5 Desember 2022).
  4. Harsela, Suci Alma & Putri, Ashya Karunia. 2018. Tindakan Percutaneous Coronary Intervention pada Pasien stenosis Arteri Koroner Kanan. https://journal.uhamka.ac.id/index.php/arkavi/article/download/3687/1115. (Diakses pada 5 Desember 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi