Terbit: 2 June 2020 | Diperbarui: 27 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Skiatika adalah salah satu penyakit yang diperkirakan 40 persen orang akan mengalaminya sekali dalam seumur hidup. Penderitanya akan merasakan nyeri panggul ringan hingga parah yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selengkapnya ketahui tentang definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan di bawah ini.

Skiatika: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

Apa Itu Skiatika?

Sciatica (bahasa inggris) atau Ischialgia (bahasa latin) adalah rasa sakit di sepanjang saraf skiatik (Sciatic nerve/Nervus Ischiadicus) yang menjalar dari punggung bagian bawah ke pinggul, bokong, dan di kedua kaki. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini terjadi pada sebagian tubuh dan biasanya akan membaik dalam empat hingga enam minggu, bahkan bisa bertahan lebih lama.

Saraf skiatik adalah saraf terbesar di tubuh dan seukuran jari kelingking. Saraf ini keluar dari kolumna vertebralis dan kemudian menuju ke rongga panggul dan keluar melalui foramen infrapiriforme di bawah musculus (otot) piriformis, lalu ke bawah bokong, dan ke bagian belakang paha dan tungkai kaki.

Anatomi tersebut penting karena sebagian besar skiatika disebabkan karena peradangan dan pembengkakan otot piriformis yang mengakibatkan jepitan pada saraf skiatik saat melalui foramen infrapiriforme

Meskipun rasa sakit pada panggul bisa parah, tetapi kebanyakan kasus sembuh dengan perawatan nonoperasi selama beberapa minggu, sedangkan jika mengalami beberapa bahaya skiatika seperti kelemahan di kaki yang signifikan, perubahan usus, atau kandung kemih, mungkin memerlukan prosedur operasi.

Gejala Skiatika

Skiatika adalah nyeri, kesemutan, sensasi tersetrum atau panas pada pinggang, pantat, paha belakang, dan lutut sesuai dengan daerah yang mendapatkan persarafan dari saraf skiatik.

Secara umum, berikut ini adalah sejumlah gejala skiatika:

  • Nyeri punggung bagian bawah.
  • Nyeri pinggul.
  • Rasa sakit di bokong atau kaki yang memburuk ketika duduk.
  • Sensasi terbakar atau kesemutan di kaki.
  • Kelemahan, mati rasa, atau kesulitan menggerakkan kaki.
  • Rasa sakit yang konstan di sebagian bokong.

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala skiatika yang ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, segera hubungi dokter jika penyakit ini bertahan selama lebih dari satu minggu dan mengalami kondisi berikut:

  • Nyeri berat. Mengalami sakit parah di punggung atau kaki dan mati rasa atau kelemahan otot di kaki secara tiba-tiba.
  • Masalah pencernaan. Bila terjadi gangguan dalam menahan kencing atau buang air besar.
  • Nyeri karena cedera. Rasa nyeri yang diakibatkan cedera parah, semisal jatuh, terpeleset, jatuh terduduk, setelah berolahraga, atau kecelakaan lalu lintas.

Penyebab Skiatika

Skiatika dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi yang terkait dengan tulang belakang dan dapat memengaruhi saraf yang menjalar di sepanjang punggung. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh cedera, tumor, dan penyebab lainnya.

Berikut ini adalah sejumlah kondisi yang dapat menjadi penyebab skiatika:

  • Hernia diskus. Diskus adalah bantalan di antara tulang belakang yang berfungsi untuk memudahkan gerakan, membungkuk, dan miring. Untuk usia lanjut atau aktivitas mengangkat beban yang berlebihan, maka dapat terjadi kerusakan diskus dan menjepit saraf di samping tulang belakang.
  • Stenosis spinal lumbal. Penyempitan saluran yang berisi sumsum tulang belakang di area lumbal (punggung bawah). Dengan bertambahnya usia, tulang bisa tumbuh berlebih dan memberi tekanan pada saraf skiatik.
  • Spondylolisthesis. Suatu kondisi di mana satu tulang belakang telah bergeser ke depan atau ke belakang di atas tulang belakang yang lain sehingga menyebabkan tekanan pada saraf skiatik.
  • Sindrom piriformis. Merupakan kondisi yang menyebabkan saraf skiatik terjepit dalam bokong oleh otot piriformis. Kondisi ini dapat menekan dan mengiritasi saraf skiatik.
  • Sindrom cauda equina. Ini adalah kondisi di mana terjadi jepitan atau putusnya serabut saraf di ujung medula spinalis yang disebut cauda equina. Sindrom ini menyebabkan rasa sakit di kaki, mati rasa di sekitar anus, kehilangan kontrol usus, dan kandung kemih.
  • Trauma. Skiatika dapat terjadi akibat tekanan saraf langsung yang disebabkan oleh kekuatan eksternal ke akar saraf tulang belakang lumbar atau sakral. Misalnya disebabkan kecelakaan kendaraan, jatuh, cedera sepak bola, dan olahraga lainnya.
  • Osteoartritis. Taji tulang (tepi tulang bergerigi) juga dapat terbentuk pada tulang belakang yang menua dan menekan saraf punggung bagian bawah.
  • Kehamilan. Skiatika muncul ketika pertumbuhan rahim dan janin menekan saraf skiatik, yang menyebabkan peradangan, iritasi, dan nyeri.
  • Tumor. Skiatika juga dapat merupakan gejala dari masalah yang jauh lebih serius, seperti tumor di lumbar spinal canal yang menekan saraf skiatik.
  • Penyumbatan pembuluh darah. Gangguan saraf skiatik karena penyumbatan pada pembuluh darah yang memberikan asupan kepada saraf.

Faktor Risiko Skiatika

Berikut sejumlah faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko skiatika:

  • Usia. Perubahan terkait usia pada tulang belakang, seperti cakram hernia dan taji tulang, adalah penyebab paling umum dari linu panggul.
  • Kegemukan (obesitas). Dengan meningkatkan tekanan pada tulang belakang Anda, kelebihan berat badan dapat berkontribusi pada perubahan tulang belakang yang memicu linu panggul.
  • Diabetes. Kondisi ini, yang mempengaruhi cara tubuh Anda menggunakan gula darah, meningkatkan risiko kerusakan saraf.
  • Duduk dalam waktu lama. Orang-orang yang duduk untuk waktu yang lama atau memiliki gaya hidup yang menetap lebih cenderung mengembangkan linu panggul daripada orang aktif.
  • Pekerjaan. Pekerjaan yang mengharuskan Anda memuntir punggung, membawa beban berat, atau mengendarai kendaraan bermotor dalam waktu lama mungkin memainkan peran dalam linu panggul.

 

Diagnosis Skiatika

Awalnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti kekuatan otot dan refleks. Misalnya, pasien mungkin diminta berjalan menggunakan jari kaki atau tumit, bangkit dari posisi jongkok, dan mengangkat kaki satu per satu sambil berbaring telentang.

Rasa sakit yang disebabkan skiatika biasanya akan memburuk selama gerakan tersebut. Dokter juga akan memeriksa tanda Lasege, Kernig, Bragard, Sicard, FAIR, dan FABER (Patrick).

Dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan salah satu atau beberapa tes pencitraan untuk memastikan diagnosis penyakit. Beberapa tes ini di antaranya:

  • Sinar-X. Pencitraan tulang belakang dapat mengungkapkan pertumbuhan berlebih dari tulang (taji tulang), ataupun penyempitan celah diskus yang mungkin menekan saraf.
  • Computed tomography (CT) scan. Ketika CT scan digunakan untuk menghasilkan gambar tulang belakang, pasiean diberikan suntikkan pewarna kontras ke kanal tulang belakang sebelum menggunakan sinar-X, prosedur yang disebut CT myelogram. Zat warna kemudian bersirkulasi di sekitar saraf tulang belakang dan saraf tulang belakang yang tampak putih pada pemindaian. Baik untuk memeriksa adakah tumor yang menjepit saraf.
  • Magnetic resonance imaging (MRI). Prosedur tes ini menggunakan induksi magnet yang kuat untuk menghasilkan gambar penampang punggung pasien. MRI paling baik untuk menilai jaringan lunak semisal medula spinalis, saraf, dan diskus intervertebralis.
  • Electromyography (EMG). Tes untuk mengukur impuls listrik yang dihasilkan oleh saraf dan respons otot. Tes ini dapat mengetahui adakah gangguan pada penjalaran impuls saraf tepi.

Pengobatan Skiatika

Penyakit ini dapat diobati dengan perawatan diri, seperti beristirahat yang bisa meredakan rasa nyeri dan menghindari aktivitas yang memperburuk gejala skiatika.

Selain perawatan tersebut, berikut adalah sejumlah cara mengobati skiatika yang alami dan medis:

1. Kompres Dingin dan Panas

Mengaplikasikan kompres dingin pada area yang terkena selama 20 menit beberapa kali sehari dapat meredakan rasa sakit. Setelah dua hingga tiga hari, baru gunakan kompres panas ke area yang sakit.

2. Peregangan

Latihan untuk punggung bagian bawah ini dapat membantu merasa lebih baik dan membantu meringankan tekanan pada akar saraf. Selain itu, hindari menyentak, terpental, atau memuntir selama peregangan, dan tahan peregangan selama 30 detik.

3. Terapi Fisik

Setelah rasa sakit akut membaik, dokter atau terapis fisik dapat merencanakan program rehabilitasi untuk membantu mencegah cedera di kemudian hari. Terapi ini termasuk latihan untuk memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot-otot yang menopang punggung, dan meningkatkan fleksibilitas.

4. Chiropractic

Merupakan pengobatan alternatif atau komplementer dengan memijat dan meratakan (alignment) pada tulang belakang adalah salah satu terapi yang digunakan oleh chiropractor untuk mengobati pergerakan tulang belakang. Tujuannya untuk mengembalikan gerakan tulang belakang agar meningkatkan fungsi dan mengurangi rasa sakit.

5. Akupunktur

Merupakan pengobatan alternatif atau komplementer dengan menusukkan jarum sangat tipis pada kulit di titik-titik tertentu. Beberapa akupunktur dapat membantu mengatasi sakit punggung. Jika ingin mencoba akupunktur, pilihlah seorang praktisi berlisensi untuk memastikan telah mendapatkan pelatihan ekstensif.

6. Obat-Obatan

Jika rasa sakit tidak membaik dengan langkah-langkah perawatan di atas, dokter mungkin menyarankan memberikan resep obat seperti antiradang, relaksan otot, antidepresan trisiklik, dan obat antikejang.

7. Suntikan Steroid

Dokter mungkin juga akan menyarankan suntikan obat kortikosteroid ke area di sekitar akar saraf yang terkena. Kortikosteroid dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan menekan peradangan di sekitar saraf yang teriritasi. Jumlah suntikan steroid yang dapat diberikan terbatas karena risiko efek samping yang serius meningkat jika suntikan terlalu sering.

8. Operasi

Prosedur operasi menjadi pilihan jika saraf yang tertekan menyebabkan kelemahan yang signifikan, kehilangan kontrol usus atau kandung kemih, atau mengalami nyeri yang semakin memburuk atau tidak membaik dengan terapi lain. Ahli bedah dapat mengangkat taji tulang atau bagian dari hernia diskus yang menekan saraf terjepit.

Komplikasi Skiatika

Jika gejala skiatika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan yang tepat, bahaya skiatika berpotensi menyebabkan kerusakan saraf permanen. Berikut beberapa komplikasi yang harus segera mendapatkan pertolongan medis:

  • Kelemahan pada kaki yang terkena.
  • Mati rasa di kaki yang sakit.
  • Kehilangan fungsi usus atau kandung kemih.

Pencegahan Skiatika

Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  • Rajin berolahraga. Memperkuat otot punggung, perut, otot inti adalah langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan punggung.
  • Menjaga postur tubuh. Ketika duduk, pastikan menggunakan kursi yang dapat menyangga punggung dengan baik, meletakkan kaki di lantai saat duduk, dan menggunakan sandaran lengan.
  • Melakukan gerakan yang baik. Misalnya mengangkat benda berat dengan cara yang benar, yakni dengan menekuk lutut dan menjaga punggung tetap lurus.

 

  1. Anonim. 2019. What Is Sciatica?. https://www.webmd.com/back-pain/what-is-sciatica#1. (Diakses pada 2 Juni 2020)
  2. Anonim. 2020. Sciatica. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12792-sciatica. (Diakses pada 2 Juni 2020)
  3. Anonim. Tanpa Tahun. 6 Leading Causes of Sciatica. https://lifequestarizona.com/6-leading-causes-of-sciatica/. (Diakses pada 2 Juni 2020)
  4. Galan, Nicole. 2019. Relieving sciatica pain during pregnancy. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324798#causes. (Diakses pada 2 Juni 2020)
  5. Gillott, Caroline. 2017. Sciatica: What you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/7619. (Diakses pada 2 Juni 2020)
  6. Johnson, Shannon. 2019. Everything You Need to Know About Sciatica. https://www.healthline.com/health/sciatica#treatment. (Diakses pada 2 Juni 2020)
  7. Mayo Clinic Staff. 2019. Sciatica. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sciatica/symptoms-causes/syc-20377435. (Diakses pada 2 Juni 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi