Terbit: 5 January 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Sindrom Reiter atau disebut juga reactive arthritis adalah nyeri sendi dan pembengkakan yang dipicu oleh infeksi. Keadaan ini umumnya menyerang menyerang lutut dan sendi pergelangan kaki. Ketahui gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Sindrom Reiter: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Sindrom Reiter?

Sindrom Reiter adalah bentuk radang sendi yang memengaruhi sendi, mata, uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh), dan kulit.

Penyakit ini biasanya berkembang setelah Anda mengalami infeksi, terutama infeksi menular seksual atau keracunan makanan. Dalam banyak kasus, gangguan ini akan hilang dalam beberapa bulan dan tidak menyebabkan masalah jangka panjang.

Gejala Sindrom Reiter

Tanda dan gejala keadaan ini biasanya terlihat satu hingga empat minggu setelah terpapar infeksi pemicu. Beberapa gejala yang bisa muncul, antara lain:

  • Nyeri dan kaku. Nyeri sendi yang terkait dengan sindrom ini paling sering terjadi di lutut, pergelangan kaki, dan kaki. Anda juga mungkin mengalami nyeri di tumit, punggung bawah, atau bokong.
  • Peradangan mata. Banyak orang yang menderita sindrom ini juga mengalami peradangan mata (konjungtivitis).
  • Masalah kencing. Peningkatan frekuensi dan ketidaknyamanan saat buang air kecil dapat terjadi, begitu juga dengan peradangan pada kelenjar prostat atau leher rahim.
  • Peradangan jaringan lunak di tulang (enthesitis), mungkin termasuk otot, tendon, dan ligamen.
  • Jari kaki atau jari tangan bengkak. Dalam beberapa kasus, jari kaki atau jari tangan Anda mungkin menjadi sangat bengkak sehingga menyerupai sosis.
  • Masalah kulit. Reactive arthritis dapat memengaruhi kulit dengan berbagai cara, termasuk ruam di telapak kaki, telapak tangan, dan sariawan.
  • Nyeri punggung bawah. Rasa sakitnya cenderung lebih buruk pada malam atau pagi hari.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda mengalami nyeri sendi dalam waktu satu bulan setelah diare atau infeksi genital, konsultasi dengan dokter diperlukan.

Penyebab Sindrom Reiter

Keadaan ini berkembang sebagai reaksi terhadap infeksi yang ada di tubuh, sering kali di usus, alat kelamin, atau saluran kemih. Anda mungkin tidak menyadari pemicu infeksi jika hal tersebut menyebabkan gejala ringan atau tidak menyebabkan gejala sama sekali.

Banyak bakteri dapat menyebabkan sindrom ini. Beberapa ditularkan secara seksual dan lainnya ditularkan melalui makanan. Beberapa yang paling umum adalah:

  • Klamidia.
  • Salmonella.
  • Shigella.
  • Yersinia.
  • Campylobacter.
  • Clostridium difficile.

Sindrom Reiter tidak menular. Namun, bakteri penyebabnya bisa menular secara seksual atau dalam makanan yang terkontaminasi. Hanya sedikit dari orang yang terpapar bakteri ini mengembangkan sindrom ini.

Faktor Risiko Sindrom Reiter

Berikut ini adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena sindrom ini, antara lain:

  • Usia. Reactive arthritis paling sering terjadi pada orang dewasa antara usia 20 dan 40 tahun.
  • Jenis kelamin. Wanita dan pria sama-sama cenderung mengembangkan arthritis reaktif sebagai respons terhadap infeksi bawaan makanan. Namun, pria lebih mungkin dibandingkan wanita untuk mengembangkan sindrom ini sebagai respons terhadap bakteri menular seksual.
  • Faktor keturunan. Penanda genetik tertentu telah dikaitkan dengan keadaan ini. Akan tetapi banyak orang yang memiliki penanda ini tidak pernah mengembangkan kondisi tersebut.

Diagnosis Sindrom Reiter

Seorang dokter dapat mendiagnosis sindrom ini ketika radang sendi pasien terjadi bersamaan atau segera setelah radang mata dan saluran kemih berlangsung selama satu bulan atau lebih.

Meski tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis keadaan ini, dokter mungkin memeriksa cairan uretra untuk penyakit menular seksual.

Selain itu, sampel feses juga dapat diuji untuk tanda-tanda infeksi. Tes darah pasien reactive arthritis biasanya positif untuk penanda genetik HLA-B27, dengan peningkatan jumlah sel darah putih dan peningkatan laju erythrocyte sedimentation rate (ESR), di mana keduanya merupakan tanda peradangan. Pasien mungkin juga mengalami anemia ringan (memiliki terlalu sedikit sel darah merah dalam aliran darah).

Foto rontgen sendi di luar punggung biasanya tidak menunjukkan kelainan apa pun kecuali pasien mengalami episode penyakit yang berulang. Namun, persendian yang telah berulang kali meradang dapat menunjukkan area pengeroposan tulang, tanda-tanda osteoporosis, atau taji tulang saat pemeriksaan sinar-X.

Sendi di punggung dan panggul (sendi sakroiliaka) juga dapat menunjukkan kelainan dan kerusakan akibat sindrom ini.

Pengobatan Sindrom Reiter

Tujuan pengobatan adalah untuk mengelola gejala dan mengobati infeksi yang mungkin masih ada. Beberapa perawatan yang bisa Anda lakukan, antara lain:

Obat-obatan

Jika sindrom ini dipicu oleh infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik jika terdapat bukti infeksi yang terus-menerus. Antibiotik yang Anda konsumsi tergantung pada bakteri yang ada. Obat lain yang bisa Anda gunakan, antara lain:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). NSAID resep, seperti indomethacin dapat meredakan peradangan dan nyeri reactive arthritis.
  • Kortikosteroid. Injeksi kortikosteroid ke sendi yang terkena dapat mengurangi peradangan dan memungkinkan Anda untuk kembali melakukan aktivitas normal.
  • Steroid topikal. Ini mungkin digunakan untuk ruam kulit yang disebabkan oleh sindrom ini.
  • Obat radang sendi. Bukti terbatas menunjukkan bahwa obat-obatan seperti sulfasalazine, methotrexate, atau etanercept dapat meredakan nyeri dan kekakuan pada beberapa orang dengan reactive arthritis.

Terapi Fisik

Terapi fisik dapat memberi Anda latihan yang ditargetkan untuk persendian dan otot. Latihan penguatan otot-otot di sekitar sendi yang terkena  dapat, memberikan dukungan yang lebih baik terhadap sendi. Latihan rentang gerak dapat meningkatkan kelenturan sendi dan mengurangi kekakuan.

Pencegahan Sindrom Reiter

Faktor genetik tampaknya berperan dalam kemungkinan Anda mengalami sindrom ini. Meskipun Anda tidak dapat mengubah susunan genetik, Anda dapat mengurangi paparan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan reactive arthritis.

Pastikan makanan Anda disimpan pada suhu yang tepat dan dimasak dengan benar untuk membantu menghindari banyak bakteri bawaan makanan.  Selalu mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan atau mengkonsumsi makanan.

Beberapa infeksi menular seksual dapat memicu sindrom ini, tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan kondom dapat menurunkan risiko infeksi.

 

  1. Anonim. Reactive arthritis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/reactive-arthritis/symptoms-causes/syc-20354838. (Diakses pada 5 Januari 2021).
  2. Anonim. Reactive arthritis. https://www.webmd.com/arthritis/arthritis-reactive-arthritis. (Diakses pada 5 Januari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi