Terbit: 24 May 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Silikosis adalah penyakit saluran pernapasan akibat menghirup debu silika yang menyebabkan peradangan dan pembentukkan jaringan parut pada paru-paru. Silika adalah mineral mirip kristal yang sangat biasa ditemukan di pasir, batu, dan kuarsa. Silika bahkan dapat memiliki konsekuensi mematikan bagi orang bekerja yang berhubungan dengan batu, kaca, beton, atau bentuk batu lainnya.

Silikosis – Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, & Pencegahan

Penyebab Silikosis

Seseorang yang menghirup debu silika selama beberapa tahun akan mengalami silikosis. Silika merupakan unsur utama pasir, seseorang yang bekerja sebagai buruh tambang logam, pemotong batu dan granit, pembuat tembikar, atau pekerja pengecoran logam berisiko menderita silikosis.

Biasanya gejala silikosis adalah timbul setelah paparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada kasus peledakan batu, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Faktor Risiko Silikosis

Pekerja pabrik, tambang, dan tukang batu berada pada risiko terbesar untuk silikosis adalah karena mereka menangani silika dalam pekerjaannya. Orang yang bekerja di industri berikut ini memiliki risiko tinggi karena penyebab silikosis:

  • Pembuatan aspal
  • Produksi beton
  • Pekerjaan pembongkaran
  • Menghancurkan atau mengebor batu dan beton
  • Pembuatan kaca
  • Tambang batu
  • Pertambangan
  • Penggalian
  • Sandblasting (pembersihan permukaan)
  • Membuat terowongan

Pekerja di industri berisiko tinggi dan perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi pekerjanya terhadap paparan silika.

Jenis Penyakit Silikosis

Seiring waktu, silika dapat menumpuk di paru-paru dan saluran pernapasan. Kondisi ini menyebabkan jaringan parut yang membuatnya sulit bernapas. Berikut ini tiga jenis penyakit silikosis berdasarkan intensitas paparan silika, antara lain:

1. Silikosis kronis simplek

Silikosis kronis simplek akibat paparan sejumlah kecil debu silika dalam waktu yang lama atau lebih dari 20 tahun.

2. Silikosis akselerata

Jenis ini terjadi akibat paparan silika dalam jumlah yang banyak selama kurun waktu 4-8 tahun.

3. Silikosis akut

Kondisi ini terjadi akibat paparan penyakit silikosis dalam jumlah yang sangat banyak dengan jangka waktu lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak napas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.

Pada penyakit silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif. Fibrosis ini terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur paru yang normal.

Gejala Silikosis

Penderita silikosis noduler simpel tidak menunjukkan masalah pernapasan, namun penderita akan mengalami batuk berdahak akibat iritasi pada saluran pernapasan (bronkitis).

Pada silikosis konglomerata, penderita akan mengalami batuk berdahak dan sesak napas. Awalnya, sesak napas akan dialami saat melakukan aktivitas, namun lama kelamaan sesak napas akan timbul meski sedang beristirahat.

Keluhan pernapasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja. Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan mengakibatkan gagal jantung yang bisa berakibat fatal.

Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis), penderita penyakit silikosis mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis.

Jika pekerjaan berisiko terpapar silika, kemungkinnan Anda memiliki gejala silikosis awal seperti:

  • Batuk
  • Dahak
  • Kesulitan bernapas

Gejala silikosis selanjutnya meliputi:

  • Sesak napas
  • Kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Sakit dada
  • Demam yang datang tiba-tiba
  • Kaki bengkak
  • Bibir biru

Gejala tambahan yang bisa ditunjukkan terutama pada silikosis akut, yaitu:

  • Batuk
  • Demam
  • Gangguan pernapasan berat
  • Penurunan berat badan

Diagnosis Silikosis

Pernah bekerja di industri berisiko adalah petunjuk terbaik untuk dokter Anda, dan rontgen dada sangat penting untuk mendiagnosis jenis silikosis. Kunjungan Anda akan mencakup pemeriksaan fisik – dokter akan mendengarkan paru-paru Anda – dan rontgen dada. Sinar-X dada mungkin normal, atau Anda mungkin memiliki banyak jaringan parut di paru-paru. Mungkin ada serangkaian tes, seperti:

  • Tes pernapasan
  • CT scan resolusi tinggi pada dada
  • Bronkoskopi untuk mengevaluasi bagian dalam paru-paru
  • Biopsi paru-paru
  • Tes tambahan, seperti evaluasi lendir (dahak), mungkin diperlukan untuk menilai penyakit terkait, seperti tuberkulosis (TB).

Pengobatan Silikosis

Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. Sebagai upaya pencegahan makin parahnya penyakit maka sangat penting untuk menghilangkan sumber paparan. Sebagai terapi pendukung penderita penyakit silikosis bisa diberikan obat penekan batuk, oksigen dan bronkodilator. Bila terjadi infeksi, maka bisa diberikan antibiotik.

Penderita penyakit silikosis akibat kerja berisiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. Silika diduga memengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat anti-TBC.

Penyakti silikosis ini dapat terus memburuk, yang menyebabkan kerusakan paru-paru lebih lanjut dan kecacatan serius, meskipun ini dapat terjadi sangat lambat selama bertahun-tahun.

Risiko komplikasi penyakit dapat dikurangi jika Anda:

  • Memastikan tidak terpapar silika lagi
  • Berhenti merokok (jika merokok)
  • Lakukan tes rutin untuk memeriksa TB, jika disarankan oleh dokter
  • Mendapatkan vaksin flu tahunan dan vaksinasi pneumokokus

Anda mungkin disarankan terapi oksigen jangka panjang jika Anda mengalami kesulitan bernapas dan memiliki kadar oksigen yang rendah dalam darah. Obat-obatan bronkodilator juga dapat diresepkan untuk memperlebar saluran udara dan membuat pernapasan lebih mudah. Dan Anda akan diberikan antibiotik jika mengalami infeksi dada bakteri.

Dalam kasus yang sangat parah, transplantasi paru mungkin menjadi pilihan, meskipun ada persyaratan kesehatan yang ketat untuk dipenuhi sebelum ini akan dipertimbangkan.

Pencegahan Silikosis

Pencegahan silikosis bisa diakukan dengan melakukan pengawasan terhadap lingkungan kerja. Bila debu tidak bisa dikontrol, misalnya pada industri peledakan, maka pekerja diharuskan menggunakan peralatan yang memberikan udara bersih atau sungkup.

Selain itu, kebiasaan merokok juga bisa memperburuk penyakit ini, karena itu hentikan segera kebiasaan merokok Anda.

Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen dada secara rutin. Untuk pekerja peledakan batu setiap 6 bulan dan untuk pekerja lainnya setiap 2-5 tahun, sehingga penyakit ini bisa diketahui secara dini. Bila hasil foto rontgen menunjukkan penyakit silikosis akibat kerja, dianjurkan untuk menghindari pemaparan terhadap silika.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi