Terbit: 17 June 2020 | Diperbarui: 31 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Sarcoidosis atau sarkoidosis adalah masalah kesehatan yang dapat menyerang bagian tubuh mana pun, namun lebih sering terjadi pada paru-paru. Ketahui informasi lengkap tentang penyakit ini, mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan di bawah ini!

Sarkoidosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Sarkoidosis

Sarkoidosis adalah peradangan pada sel-sel yang membentuk gumpalan sel atau disebut granuloma. Gumpalan sel dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, namun biasanya di paru-paru dan kelenjar getah bening. Kondisi ini juga dapat terjadi di mata, kulit, jantung, dan bagian tubuh atau organ lainnya.

Sarcoidosis dapat muncul hingga bertahun-tahun dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh yang terkena. Pada sebagian kasus yang pernah terjadi, sarkoidosis dapat hilang dengan sendirinya, namun umumnya adalah kondisi yang tidak bisa diobati.

Ciri dan Gejala Sarkoidosis

Gejalanya berbeda-beda berdasarkan bagian tubuh atau organ yang terkena. Sarkoidosis dapat berkembang secara bertahap dan menimbulkan gejala yang bertahan lama. Terkadang gejala muncul secara tiba-tiba dan akan menghilang dengan cepat.

1. Gejala Secara Umum

Kebanyakan penderita sarcoidosis tidak memiliki gejala, sehingga baru dapat diketahui setelah menjalani rontgen dada karena alasan lain. Adapun gejala sarkoidosis secara umum yang muncul, di antaranya:

  • Kelelahan
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Penurunan berat badan
  • Nyeri dan bengkak pada persendian, misalnya pergelangan kaki
  • Mulut kering
  • Mimisan
  • Pembengkakan di perut

2. Gejala pada Paru-Paru

Penyakit ini paling sering terjadi di paru-paru. Berikut ini beberapa gejala sarkoidosis yang terjadi paru-paru:

  • Sesak napas
  • Mengi
  • Batuk kering
  • Nyeri dada

3. Gejala pada Mata

Sarkoidosis adalah penyakit yang juga dapat terjadi pada mata tanpa menimbulkan gejala. Oleh karena itu, harus memeriksakan mata secara teratur. Adapun tanda dan gejala pada mata meliputi:

  • Sakit mata
  • Penglihatan kabur
  • Mata terasa terbakar, gatal atau kering
  • Kemerahan parah
  • Sensitif terhadap cahaya

4. Gejala pada Kulit

Sarcoidosis yang menyerang kulit akan menyebabkan masalah kulit dengan sejumlah gejala berikut:

  • Ruam merah atau ungu pada benjolan di kulit, biasanya area tulang kering atau pergelangan kaki (mungkin terasa hangat dan lembut ketika disentuh).
  • Noda bekas luka di pipi, hidung, dan telinga.
  • Memiliki area kulit yang tampak lebih gelap atau lebih terang.
  • Tumbuh benjolan di bawah kulit, terutama di sekitar bekas luka atau tato.

5. Gejala pada Jantung

Penyakit ini juga dapat menyerang jantung yang ditandai dengan gejala berikut:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Pingsan
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Jantung berdebar cepat atau berdebar-debar
  • Pembengkakan karena kelebihan cairan (edema)

Selain menyerang berapa organ di atas, sarkoidosis juga dapat mengganggu metabolisme kalsium, sistem saraf, hati dan limpa, tulang, otot, persendian, ginjal, atau organ lainnya.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika mengalami tanda dan gejala yang telah dijelaskan di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab Sarkoidosis

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun pada beberapa orang yang memiliki kecenderungan genetik dapat mengembangkan penyakit ini, termasuk dipicu bakteri, virus, bahan kimia, atau debu.

Kondisi tersebut dapat memicu respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, dan sel-sel kekebalan mengalami peradangan yang kemudian menyebabkan gumpalan sel atau granuloma. Granuloma yang menumpuk di organ tertentu dapat memengaruhi fungsi organ tersebut.

Faktor Risiko Sarkoidosis

Siapa saja dapat mengalami masalah kesehatan yang satu ini, adapun faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sarkoidosis termasuk:

  • Usia. Sarcoidosis dapat terjadi di usia berapa pun, tetapi sering kali terjadi di usia 20 dan 60 tahun.
  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko daripada pria, terutama di atas usia 50 tahun.
  • Riwayat keluarga. Jika memiliki keluarga yang menderita sarkoidosis, kemungkinan besar Anda akan menderita penyakit ini.
  • Ras. Orang keturunan Afrika dan Eropa Utara memiliki risiko yang lebih tinggi. Afrika-Amerika juga lebih cenderung mengalaminya, terutama pada paru-paru atau organ lainnya.

Diagnosis Sarkoidosis

Penyakit ini sulit didiagnosis karena gejalanya serupa dengan penyakit lain, seperti radang sendi atau kanker. Biasanya dokter akan melakukan sejumlah tes untuk mendiagnosis.

Awalnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan gejalanya:

  • Memeriksa benjolan kulit atau ruam.
  • Mencari kelenjar getah bening yang membengkak.
  • Mendengarkan hati dan paru-paru pasien.
  • Memeriksa keberadaan pembesaran hati atau limpa.

Jika ditemukan gejala sarkoidosis, dokter dapat melakukan tes tambahan berikut:

  • Rontgen dada. Tes ini digunakan untuk memeriksa granuloma dan pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Pencitraan. Tes ini termasuk computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI) dan positron emission tomography (PET) digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam secara rinci.
  • Tes fungsi paru-paru. Tes untuk membantu menentukan apakah ada gangguan fungsi paru-paru.
  • Biopsi. Tes ini dilakukan untuk mengambil sampel jaringan yang kemudian diperiksa untuk menemukan granuloma.
  • Tes darah. Tes terakhir ini mungkin juga dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati.

Cara Mengobati Sarkoidosis

Sarkoidosis adalah penyakit yang dapat sembuh atau gejalanya hilang dengan sendirinya pada sebagian penderitanya. Namun, gejala yang lebih parah atau persisten harus mendapatkan perawatan medis. Meskipun belum ada obat khusus untuk penyakit ini, tetapi ada sejumlah pilihan terapi yang dapat mengobati gejalanya.

Beberapa obat dan beberapa terapeutik yang dapat meredakan gejala, di antaranya:

  • Kortikosteroid. Obat peradangan ini merupakan pengobatan utama untuk sarkoidosis. Obat tersedia dalam bentuk topikal, yakni krim yang dioleskan pada kulit. Obat ini juga tersedia dalam bentuk oral yang dapat diminum.
  • Imunosupresif. Obat-obatan ini termasuk methotrexate dan azathioprine, yang bekerja menekan sistem kekebalan tubuh dan meredakan peradangan.
  • Hydroxychloroquine. Obat ini dapat membantu masalah pada kulit dan membantu peningkatan kadar kalsium darah.
  • Tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha). Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati peradangan karena rheumatoid arthritis.
  • Operasi. Jika obat-obatan di atas tidak efektif, transplantasi organ dapat dipertimbangkan jika sarkoidosis telah merusak paru-paru, jantung, atau hati.

Komplikasi Sarkoidosis

Sarkoidosis adalah masalah kesehatan yang tidak menyebabkan komplikasi, namun dapat menjadi kondisi kronis atau jangka panjang. Adapun komplikasi potensial lainnya mungkin termasuk:

  • Infeksi paru-paru
  • Katarak, yang ditandai penglihatan kabur
  • Glaukoma, yaitu sekumpulan penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan
  • Gagal ginjal
  • Detak jantung tidak normal
  • Kelumpuhan pada wajah
  • Infertilitas atau kesulitan untuk hamil

Meskipun jarang terjadi, sarkoidosis dapat menyebabkan kerusakan jantung dan paru-paru yang parah. Jika mengalaminya, penderita mungkin memerlukan obat imunosupresif.

Apakah Sarkoidosis Bisa Dicegah?

Mengingat penyebab sarkoidosis belum diketahui secara pasti, sampai saat ini tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah perkembangan penyakit ini.

Namun, jika memiliki sarkoidosis harus melakukan perawatan secara mandiri dengan menjalani gaya ya hidup sehat. Misalnya berhenti merokok jika perokok, atau menghindari paparan zat lain seperti debu dan bahan kimia yang dapat membahayakan paru-paru.

 

  1. Anonim. 2018. Sarcoidosis. https://www.nhs.uk/conditions/sarcoidosis/. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  2. Anonim. 2019. Sarcoidosis. https://www.webmd.com/lung/arthritis-sarcoidosis. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  3. Mayo Clinic Staff. 2019. Sarcoidosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sarcoidosis/symptoms-causes/syc-20350358. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  4. Shiel, William C. 2018. Sarcoidosis. https://www.medicinenet.com/sarcoidosis/article.htm#where_can_a_person_find_more_information_on_sarcoidosis. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  5. Sarcoidosis. 2018. Valencia Higuera. https://www.healthline.com/health/sarcoidosis. (Diakses pada 17 Juni 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi