Terbit: 29 April 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sakit tulang belakang adalah nyeri yang terasa pada ruas tulang belakang, mulai dari leher sampai panggul. Kondisi ini umum terjadi akibat gaya hidup dan masalah kesehatan. Selengkapnya simak penjelasan tentang gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahannya!

Sakit Tulang Belakang: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Sakit Tulang Belakang?

Sakit tulang belakang adalah nyeri yang terasa pada ruas tulang belakang. Nyeri ini paling sering terjadi pada area pinggang (tulang lumbal) dan area tulang servikal (leher), meskipun dapat terjadi pada sepanjang area punggung. Hal ini karena kedua tulang ini mudah mengalami cedera atau ketegangan karena untuk menahan postur dan beban tubuh.

Area tulang belakang lainnya yang juga bisa mengalami nyeri, termasuk tulang belakang toraks (punggung atas dan tengah) dan tulang sakral (tulang ekor). Namun, tulang belakang toraks jauh lebih kaku, sehingga lebih jarang mengalami cedera daripada tulang belakang lumbal dan tulang servikal.

Tanda dan Gejala Sakit Tulang Belakang

Gejala utama dari nyeri tulang belakang adalah nyeri atau sakit yang bisa terjadi pada sepanjang area punggung atau terkadang menjalar sampai ke bokong dan tungkai. Beberapa masalah punggung dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh lain, tergantung pada saraf yang terkena.

Berikut ini gejala sakit punggung belakang:

  • Sensasi nyeri tumpul di punggung bawah.
  • Nyeri yang menusuk bisa menjalar ke kaki.
  • Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit.
  • Berkurangnya rentang gerak dan kemampuan untuk melenturkan punggung.

Jika gejala nyeri tulang belakang karena ketegangan atau penyalahgunaan, biasanya hanya berlangsung singkat tetapi bisa berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Nyeri tulang belakang kronis biasanya gejala berlangsung lebih dari tiga bulan.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Sebagian besar nyeri tulang belakang berlangsung beberapa hari dan sembuh total dalam beberapa minggu. Namun, segera ke dokter jika sakit tulang belakang tidak kunjung membaik dalam dua minggu. Ada kalanya sakit punggung bisa menjadi gejala dari masalah medis yang serius.

Gejala nyeri tulang belakang yang menandakan masalah serius, termasuk:

  • Gejala yang dapat mengindikasikan masalah medis yang lebih serius adalah:
  • Kesulitan mengontrol buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK).
  • Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada salah satu atau kedua kaki.
  • Nyeri setelah trauma, seperti jatuh atau pukulan ke punggung.
  • Rasa sakit yang intens dan terus-menerus yang semakin memburuk pada malam hari.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Nyeri yang berhubungan dengan sensasi berdenyut pada perut.

Penyebab Sakit Tulang Belakang

Nyeri tulang belakang sering kali terjadi tanpa penyebab yang dapat dikenali oleh dokter dengan tes atau pencitraan. Meski begitu, ada kondisi yang biasanya terkait dengan nyeri tulang belakang.

Berikut ini kondisi yang mungkin menjadi penyebab sakit tulang belakang:

1. Ketegangan Otot atau Ligamen

Mengangkat barang berat berulang kali atau gerakan kaku secara tiba-tiba dapat membuat otot dan ligamen tulang belakang menjadi tegang. Jika dalam kondisi fisik yang buruk, ketegangan yang terus-menerus pada punggung dapat menyebabkan kejang otot yang menyakitkan.

2. Disk yang Menggembung atau Pecah (Hernia Diskus)

Disk berfungsi sebagai bantalan di antara cakram tulang belakang. Gel dalam cakram bisa membengkak atau pecah yang dapat menekan saraf tulang belakang.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa pada pinggang dan punggung bawah, serta linu panggul atau iritasi pada saraf skiatik. Namun, cakram yang menggembung atau pecah terkadang tanpa menimbulkan sakit punggung.

3. Radang Sendi (Arthritis)

Osteoartritis tulang belakang juga bisa menjadi salah satu kondisi yang berpotensi menyebabkan sakit tulang belakang. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan sendi pada punggung bawah. Seiring waktu, radang sendi dapat menyebabkan penyempitan tulang belakang atau stenosis tulang belakang.

4. Osteoporosis

Osteoporosis adalah hilangnya kepadatan tulang dan penipisan tulang, yang dapat menyebabkan patah tulang (fraktur) pada tulang belakang. Fraktur ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan disebut sebagai fraktur kompresi (patah tulang belakang).

5. Sciatica

Skiatika atau sciatica adalah kondisi yang mengacu pada tekanan pada saraf skiatik, sering kali terjadi akibat oleh hernia diskus atau taji tulang. Kondisi yang dapat menyebabkan sciatica adalah cedera atau trauma pada panggul, bokong, atau paha, diabetes, duduk lama, dan sindrom piriformis —saat otot kecil di bokong kejang dan mengiritasi saraf skiatika.

Mengingat saraf skiatika adalah saraf terpanjang pada tubuh (dari pangkal tulang belakang ke kedua kaki), tekanan saraf tersebut dapat menyebabkan nyeri punggung bawah yang menjalar ke bokong, kaki, hingga ke telapak kaki. Selain rasa terbakar atau nyeri kram, penderitanya mungkin mengalami kesemutan, mati rasa, dan kelemahan otot.

6. Stenosis Tulang Belakang

Seiring bertambahnya usia, ruas tulang belakang secara bertahap mengalami penyempitan, sebagian karena osteoarthritis dan penebalan jaringan pada tulang belakang. Kondisi ini dapat menekan saraf tulang belakang, yang menyebabkan rasa sakit dan gejala neurologis seperti kelemahan, mati rasa, dan kesemutan.

Selain usia dan arthritis, kondisi lain yang dapat menyebabkan perkembangan stenosis tulang belakang adalah skoliosis dan penyakit Paget.

7. Spondylolysis dan Spondylolisthesis

Spondylolysis adalah cacat bawaan yang terjadi pada vertebra lumbalis atau vertebra toraks. Kondisi ini paling sering terjadi saat berolahraga, seperti senam atau sepak bola, yang menimbulkan tekanan berulang pada punggung bawah. Kondisi ini juga dapat terjadi akibat trauma pada tulang belakang atau perubahan degeneratif dari penuaan, yang menyebabkan hilangnya struktur penstabil normal dari tulang belakang.

Sedangkan spondylolisthesis adalah kondisi saat tulang belakang bergeser dari posisi normal. Kondisi ini menimbulkan gejalanya nyeri dan kekakuan pada tulang belakang yang bergeser. Selain itu, jika tulang belakang yang bergeser menekan saraf (rasa sakit yang menyebar ke tangan), ini akan menimbulkan gejala neurologis seperti kesemutan, mati rasa, dan kelemahan.

8. Skoliosis

Skoliosis adalah suatu kondisi di mana tulang belakang melengkung dan bengkok. Ini biasanya berkembang pada masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui, meskipun mungkin terkait dengan cedera atau cacat lahir.

Ketika tulang belakang melengkung dan bengkok pada penderita skoliosis, penderitanya dapat mengalami ketidaknyamanan pada leher punggung, dan jika cukup parah, akan kesulitan bernapas.

Faktor Risiko Sakit Tulang Belakang

Siapa pun bisa mengalami sakit punggung, bahkan anak-anak dan remaja. Faktor-faktor ini mungkin membuat Anda berisiko lebih besar terkena sakit punggung:

  • Usia. Seiring bertambahnya usia, nyeri punggung lebih sering terjadi. Biasanya terjadi sekitar usia 30 atau 40 tahun.
  • Kurang olahraga. Otot pada punggung dan perut yang tidak Anda gunakan dapat menyebabkan nyeri tulang belakang.
  • Kelebihan berat badan. Berat badan berlebih atau obesitas dapat memberi tekanan berlebih pada tulang belakang yang menyebabkan rasa sakit.
  • Penyakit. Beberapa jenis radang sendi dan kanker juga dapat menyebabkan sakit pada tulang belakang.
  • Aktivitas atau pekerjaan berat. Mengangkat, menarik, atau mendorong beban berat dapat meningkatkan risiko sakit tulang belakang. Selain itu, terlalu lama duduk dengan postur yang salah bisa menyebabkan rasa sakit pada punggung.
  • Kondisi psikologis. Orang yang rentan depresi dan kecemasan juga memiliki risiko nyeri tulang belakang yang lebih.
  • Merokok. Ini dapat meningkatkan sakit tulang belakang, karena merokok memicu lebih banyak batuk, yang dapat menyebabkan hernia diskus. Merokok juga dapat menurunkan aliran darah ke tulang belakang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

 

Diagnosis

Sebagai langkah awal untuk mendiagnosis, dokter akan memeriksa punggung dan kemampuan pasien untuk duduk, berdiri, berjalan, dan mengangkat kaki. Dokter mungkin juga meminta pasien menilai rasa sakit pada skala 0-10. Penilaian ini membantu menentukan asal rasa sakit dan seberapa banyak pasien dapat bergerak. Dokter juga dapat membantu mengesampingkan penyebab sakit tulang belakang yang lebih serius.

Sebagai pemeriksaan tambahan, dokter mungkin akan melakukan satu atau lebih tes berikut:

  • Sinar-X. tas ini dapat menghasilkan gambar yang menunjukkan kesejajaran tulang dan apakah pasien menderita arthritis atau patah tulang. Namun, gambar tidak akan menunjukkan masalah dengan sumsum tulang belakang, otot, saraf, atau cakram.
  • MRI atau CT scan. Pemindaian ini dapat menghasilkan gambar yang dapat mengungkapkan hernia diskus atau masalah dengan tulang, otot, jaringan, tendon, saraf, ligamen, dan pembuluh darah.
  • Tes darah. Ini adalah tes yang dapat membantu menentukan apakah pasien mengalami infeksi atau kondisi lain yang mungkin menyebabkan rasa sakit.
  • Pemindai tulang. Dalam kasus yang jarang terjadi, dokter mungkin akan menggunakan pemindaian tulang untuk mendeteksi tumor tulang atau fraktur kompresi yang terjadi akibat osteoporosis.
  • Elektromiografi (EMG). Tes ini mengukur impuls listrik yang dihasilkan oleh saraf dan respons otot. Ini dapat memastikan kompresi saraf akibat hernia diskus atau penyempitan ruas tulang belakang (stenosis tulang belakang).

Pengobatan Sakit Tulang Belakang

Nyeri tulang punggung biasanya akan membaik dalam waktu satu bulan setelah perawatan di rumah, misalnya menggunakan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Namun, dalam beberapa kasus nyeri tulang belakang tidak hilang selama beberapa bulan, tetapi hanya sedikit yang mengalami nyeri hebat berulang dan yang terus-menerus.

Dalam kondisi yang lebih parah, perawatan lebih kuat mungkin diperlukan, tetapi biasanya diberikan di bawah pengawasan dari dokter secara ketat.

Berikut ini cara mengatasi sakit tulang belakang secara medis dan alami:

1. Obat-obatan

Sebagian besar sakit tulang belakang akan mereda dengan mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen. Pereda nyeri atau analgesik, seperti asetaminofen, juga bisa menjadi salah satu pilihan, meskipun tidak memiliki sifat antiinflamasi. Namun, hati-hati penggunaan ibuprofen bagi penderita penyakit ginjal atau sakit maag.

Selain itu, berikut ini beberapa pilihan obat-obatan untuk nyeri tulang belakang:

  • Obat gosok dan salep topikal

Produk obat topikal mungkin sangat efektif untuk mengurangi sakit punggung. Obat ini biasanya mengandung bahan seperti ibuprofen dan lidokain, yang terbukti bekerja lebih baik sebagai pereda nyeri.

  • Opioid

Opioid adalah obat nyeri yang lebih kuat untuk meredakan nyeri yang lebih parah. Obat-obatan ini, seperti oxycodone dan kombinasi acetaminophen dan hydrocodone, yang bekerja pada sel-sel otak dan tubuh untuk mengurangi rasa sakit. Namun, opioid harus digunakan dengan hati-hati karena memiliki risiko kecanduan.

  • Relaksan otot

Ini bisa menjadi obat sakit tulang belakang bagian bawah, terutama jika kejang otot terjadi bersamaan dengan nyeri. Obat-obatan ini bekerja pada sistem saraf pusat untuk meredakan rasa sakit.

 

  • Antidepresan

Antidepresan dan obat lain terkadang bisa Anda gunakan meredakan nyeri punggung. Jika sakit punggung parah, dokter mungkin meresepkan amitriptyline, antidepresan trisiklik, karena berfokus pada bagian respons nyeri yang berbeda. Obat ini juga dapat bekerja lebih baik untuk nyeri terkait saraf.

  • Suntikan steroid

Dokter Anda mungkin juga merekomendasikan suntikan steroid kortison sebagai obat sakit tulang belakang yang parah. Namun, pereda nyeri dari suntikan steroid biasanya hilang sekitar tiga bulan.

2. Operasi

Tindakan operasi adalah pilihan pengobatan terakhir dan biasanya jarang untuk mengobati nyeri tulang belakang. Operasi biasanya hanya untuk kondisi yang tidak merespons obat-obatan dan terapi, termasuk  nyeri parah dan tak kunjung sembuh, dan tekanan pada saraf yang menyebabkan otot lemah

Fusi tulang belakang adalah operasi di mana tulang belakang yang nyeri menyatu menjadi satu tulang yang lebih padat. Proseur ini membantu menghilangkan gerakan tulang belakang yang menyakitkan.

Operasi untuk mengangkat dan mengganti sebagian cakram dan tulang belakang dapat menghilangkan rasa sakit akibat penyakit tulang degeneratif.

3. Pengobatan alternatif

Terapi alternatif yang bisa membantu meredakan sakit punggung, meliputi:

  • Akupunktur.
  • Pijat.
  • Chiropractic.
  • Terapi perilaku kognitif.
  • Teknik relaksasi.

Sebelum menjalani pengobatan alternatif, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Pencegahan Sakit Tulang Belakang

Nyeri tulang belakang adalah salah satu penyakit paling umum yang menyebabkan ketidaknyamanan. Siapa pun dapat menghindari atau mencegah sakit yang berulang dengan memperbaiki kondisi fisik dan menjalani gaya hidup yang lebih baik.

Cara mencegah sakit tulang belakang, meliputi:

  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Olahraga yang memperkuat otot inti dan tidak berisiko cedera, termasuk berenang, berjalan, yoga, atau pilates.
  • Mempraktikkan postur tubuh dan cara menggerakkan tubuh yang baik, misalnya mengangkat beban dengan menekuk lutut, bukan pinggang.
  • Menggunakan tempat tidur yang menopang tulang belakang dengan baik.
  • Menghindari kebiasaan yang berisiko menyebabkan penyakit, seperti merokok.

 

  1. Anonim. 2020. Back Pain. https://www.nhs.uk/conditions/back-pain/ (Diaskes pada 29 April 2021)
  2. Cluett, Jonathan. 2020. Causes of Back Pain and Treatment Options. https://www.verywellhealth.com/common-causes-of-back-pain-diagnosis-and-treatment-2548504 (Diaskes pada 29 April 2021)
  3. Lights, Verneda. 2019. What Is Back Pain?. https://www.healthline.com/health/back-pain. (Diaskes pada 29 April 2021)
  4. Mayo Clinic Staff. 2020. Back pain. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/back-pain/symptoms-causes/syc-20369906 (Diaskes pada 29 April 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi