Terbit: 23 August 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sakit saat kencing bisa disebabkan oleh berbagai hal. Dalam istilah medis, kondisi ini seringkali disebut sebagai disuria. Pada wanita, infeksi saluran kemih adalah penyebab umum nyeri saat buang air kecil. Pada pria, uretritis (radang pada saluran kencing uretra) dan kondisi prostat tertentu sering menjadi penyebab rasa sakit ketika berkemih. Simak penjelasan mengenai penyebab lain dan obat yang bisa Anda konsumsi, selengkapnya di bawah ini.

Sakit saat Kencing: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sakit saat Kencing

Keadaan yang dalam dunia medis disebut disuria ini bisa terjadi oleh berbagai kondisi. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab kencing sakit, di antaranya:

1. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika bakteri berlebih menumpuk di suatu tempat di saluran kemih. Bagian tubuh ini berjalan dari ginjal ke kandung kemih setelah itu ke uretra, untuk membawa urine ke luar tubuh.

Seseorang yang memiliki keadaan ini mungkin mengalami gejala lain, seperti:

  • Sering buang air kecil.
  • Warna urine keruh atau bercampur darah.
  • Disertai demam.
  • Urine berbau busuk.
  • Sakit di samping atau belakang pinggang.

2. Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia, gonore, dan herpes, semuanya dapat memengaruhi saluran kemih dan menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.

Selain sakit saat kencing, gejala bervariasi sesuai dengan jenis IMS. Misalnya, herpes, penyakit ini menyebabkan lesi seperti lepuh pada alat kelamin.

3. Infeksi Prostat

Infeksi bakteri jangka pendek dapat menyebabkan infeksi prostat atau prostatitis. Peradangan kronis dari kondisi lain seperti IMS, juga dapat menyebabkan prostatitis.

Infeksi prostat juga dapat menyebabkan:

  • Kesulitan buang air kecil.
  • Nyeri di kandung kemih, testis, dan penis.
  • Kesulitan ejakulasi dan ejakulasi menyakitkan.
  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

4. Batu Ginjal

Batu ginjal adalah endapan material yang terbuat dari kalsium atau asam urat yang membentuk batu keras di dalam dan sekitar ginjal.

Terkadang, batu ginjal akan bersarang di dekat area di mana urine memasuki kandung kemih. Hal ini dapat menjadi penyebab sakit saat kencing.

Selain disuria, batu ginjal dapat menyebabkan gejala lain seperti

  • Sakit di pinggang bagian samping dan belakang.
  • Urine berwarna merah muda atau cokelat.
  • Urine berwarna keruh.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Intensitas nyeri berubah-ubah.
  • Demam.
  • Panas dingin.
  • Buang air kecil hanya sedikit tetapi sering.

 

5. Kista Ovarium

Sama seperti batu ginjal, kista ovarium adalah contoh bagaimana sesuatu di luar kandung kemih dapat menyebabkan sakit saat kencing. Kista ovarium dapat berkembang pada satu atau kedua ovarium. Seseorang yang memiliki keadaan ini mungkin juga mengalami:

  • Pendarahan vagina yang tidak biasa.
  • Nyeri panggul.
  • Kesulitan mengenali bahwa kandung kemih kosong setelah buang air kecil.
  • Menstruasi yang menyakitkan.
  • Nyeri payudara.
  • Sakit di punggung bawah.

6. Sistitis

Sistitis atau interstitial cystitis adalah suatu kondisi yang menyebabkan iritasi kronis pada kandung kemih yang berlangsung selama 6 minggu atau lebih tanpa infeksi yang mendasarinya.

Selain kencing sakit, sistitis juga dapat menyebabkan gejala seperti:

  • Tekanan di area kandung kemih.
  • Nyeri saat berhubungan.
  • Nyeri di vulva atau vagina.
  • Rasa nyeri di skrotum.
  • Sering buang air kecil tetapi urine yang keluar sedikit.

7. Infeksi atau Iritasi Vagina

Kondisi ini juga dikenal sebagai vaginitis atau vaginosis bakterialis. Infeksi vagina dapat terjadi karena pertumbuhan bakteri yang berlebihan. IMS yang disebut trikomoniasis juga dapat menyebabkan infeksi vagina.

Gejala-gejala berikut dapat terjadi bersamaan dengan buang air kecil yang menyakitkan, antara lain:

  • Keputihan yang berbau busuk atau tidak biasa.
  • Nyeri saat berhubungan.
  • Pendarahan vagina.

8. Obat-Obatan

Beberapa obat, termasuk yang diresepkan dokter untuk mengobati kanker kandung kemih, dapat mengiritasi jaringan kandung kemih, kondisi yang pada akhirnya bisa menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.

Jika seseorang telah memulai pengobatan dan mulai merasakan sakit saat kencing, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menanyakan apakah gejala tersebut mungkin merupakan efek samping dari obat. Anda tidak boleh berhenti mengonsumsi obat sendiri tanpa arahan dari dokter.

9. Kanker Kandung Kemih

Kanker kandung kemih terjadi ketika sel kanker mulai berkembang di kandung kemih. Penyakit ini bisa menyebabkan sakit saat buang air kecil. Meski begitu, gejala ini bukanlah gejala awal dari kanker kandung kemih. Darah dalam urine biasanya merupakan gejala awal.

Gejala lain yang mungkin terjadi dari kanker kandung kemih meliputi:

  • Sering buang air kecil.
  • Sulit buang air kecil atau tekanan mengeluarkan aliran urine melemah.
  • Nyeri punggung bawah.
  • Hilanganya nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Pembengkakan kaki.
  • Sakit tulang.

Nah, itulah berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab sakit saat kencing. Pada dasarnya, pria dan wanita sama-sama dapat mengalami rasa sakit saat buang air kecil dan penyebabnya mungkin bergantung pada anatomi.

Misalnya, wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria. Akibatnya, bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih, sehingga dapat dengan mudah menyebabkan ISK.

Konsultasi dengan dokter diperlukan tentang tentang risiko buang air kecil yang menyakitkan berdasarkan jenis kelamin dan riwayat medis.

 

Pilihan Perawatan Potensial untuk Sakit saat Kencing

Pilihan pengobatan untuk buang air kecil yang menyakitkan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa contoh termasuk:

  • Mengobati ISK dengan antibiotik. ISK parah yang memengaruhi ginjal mungkin memerlukan antibiotik intravena
  • Mengobati prostatitis dengan antibiotik. Seseorang dapat mengambil obat sakit kencing ini hingga 12 minggu jika memiliki prostatitis bakteri kronis. Perawatan prostatitis lain yang mungkin termasuk obat antiinflamasi yang dijual bebas, pijat prostat, mandi air panas, dan obat-obatan yang disebut alpha-blocker, berguna mengendurkan otot-otot di sekitar prostat.
  • Hindari penggunaan sabun keras atau produk kimia lainnya di dekat alat kelamin yang berpotensi menyebabkan iritasi. Gejala sering sembuh dengan cepat ketika iritasi kimia adalah penyebab yang mendasarinya.
  • Perawatan di rumah untuk buang air kecil yang menyakitkan sering kali termasuk mengonsumsi obat antiinflamasi seperti ibuprofen.

Selain itu, dokter menyarankan agar pasien minum lebih banyak cairan untuk mengencerkan urine. Beristirahat dan minum obat sesuai petunjuk biasanya dapat membantu meringankan sebagian besar gejala.

 

  1. Nall, Rachel. 2020. What can make urination painful?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323105. (Diakses pada 23 Agustus 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi