Terbit: 22 November 2017 | Diperbarui: 5 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Aspek kunci dari respons penyesuaian tubuh untuk stres adalah perjalanan waktu. Respons penyesuaian tubuh terhadap stres sebaiknya dimulai dengan cepat, dan dapat dipertahankan sesuai waktu yang dibutuhkan, dan kemudian dihentikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Respons yang berlebihan terhadap stres atau kegagalan untuk mematikan respons stres dapat memiliki konsekuensi biologis dan mental yang negatif bagi individu. Respons manusia yang sehat terhadap stres melibatkan tiga komponen:

Stres – Respons Fisiologis Tubuh Terhadap Stres

  • Kendali otak (yang memediasi) respons segera. Respons ini akan memberikan sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin
  • Hipotalamus (area pusat di otak) dan kelenjar pituitari memulai (memicu) respons yang lebih lambat sebagai respons mempertahankan dengan cara memberikan sinyal ke korteks adrenal untuk melepaskan kortisol dan hormon lainnya
  • Sirkuit saraf yang terlibat dalam respons perilaku. Respons ini meningkatkan gairah (kewaspadaan, kesadaran), memfokuskan perhatian, menghambat makan dan perilaku reproduksi, mengurangi persepsi nyeri, dan perubahan perilaku.

Hasil gabungan dari ketiga komponen respons stres tersebut akan menjaga keseimbangan internal (homeostasis) dan mengoptimalkan produksi dan pemanfaatan energi. Respons tersebut juga mempersiapkan individu dengan sistem saraf simpatik. Saraf simpatik beroperasi dengan meningkatkan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengarahkan aliran darah ke jantung, otot, dan otak, dan melepaskan bahan bakar (glukosa dan asam lemak) untuk membantu memerangi masalah atau melarikan diri dari bahaya.

Bagaimana respons stres kerja?

Sementara cerita lengkap dari respons stres belum sepenuhnya diketahui, ilmuwan memahami banyak tentang bagaimana respons stres bekerja. Kedua sistem utama yang terlibat adalah aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) dan sistem saraf simpatik. Aktivasi terutama oleh suatu daerah di batang otak (bagian terendah dari otak) yang disebut lokus coeruleus, sedangkan sistem saraf simpatis mensekresikan epinefrin dan norepinefrin. Berikut ini adalah lima konsep yang paling penting untuk diingat tentang dua sistem ini, sistem HPA dan sistem saraf simpatik:

  1. Mereka diatur oleh umpan balik untuk mengatur respons mereka. (Dalam mekanisme umpan balik, peningkatan jumlah zat, misalnya, peningkatan hormon A akan menghambat pelepasan dari zat hormon A tersebut, sementara penurunan kadar hormon A akan merangsang pelepasan lebih dari hormon A tersebut.)
  2. Mereka berinteraksi satu sama lain
  3. Mereka memengaruhi sistem otak dan fungsinya
  4. Variabilitas genetik (diturunkan) memengaruhi respons dari kedua sistem. (artinya, tergantung pada gen mereka, orang yang berbeda dapat merespons secara berbeda terhadap stres yang sama)
  5. Respons berkepanjangan atau luar biasa dari sistem ini dapat berbahaya bagi individu.
Stres – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6 7 8 9

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi