Terbit: 13 April 2022 | Diperbarui: 28 April 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Apabila terobsesi menyalakan api dengan sengaja dan berulang yang diikuti rasa senang dan puas, mungkin Anda mengalami pyromania atau piromania. Selengkapnya cari tahu mengenai penyebab gangguan mental ini hingga cara mengatasinya di bawah ini.

Mengenali Pyromania, Gangguan Mental yang Terobsesi Bermain Api

Apa itu Pyromania?

Pyromania adalah kelainan patologis di mana penderitanya dengan sengaja dan berulang-ulang menyalakan api. Kondisi ini membuat seseorang merasa tidak mampu menghentikan perilaku tersebut meski tahu bahwa bermain dengan api adalah sesuatu yang berbahaya.

Menyalakan api adalah satu-satunya cara orang dengan piromania dapat meredakan ketegangan, kecemasan, atau gairah yang menumpuk. Umumnya, seseorang akan merasa puas dan lega setelah menyalakan api.

Ciri-Ciri Pyromania

Menentukan apakah seseorang mengalami gangguan ini tergantung pada alasan menyalakan api dan membakar sesuatu. Oleh karena itu, mengetahui motif melakukannya adalah sesuatu yang penting.

Menyalakan api bisa dianggap sebagai perilaku biasa dan bukan termasuk gangguan mental. Namun seseorang yang didiagnosis dengan pyromania memiliki tanda khusus. Berikut ciri-cirinya:

  • Menyalakan api dengan sengaja dan lebih dari satu kesempatan.
  • Merasa tegang atau energik sebelum menyalakan api.
  • Tertarik dan terobsesi dengan api.
  • Merasakan kesenangan, kelegaan, atau kepuasan ketika memercikan api, melihat api, atau terlibat dalam kebakaran.

Meski begitu, gangguan mental ini tergolong sangat jarang. Dalam satu penelitian pada 90 orang yang melakukan pembakaran lebih dari sekali, hanya tiga yang memenuhi kriteria.

Melakukan pembakaran bukan berarti langsung menunjukkan piromania. Ini dapat dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, meliputi:

  • Gangguan kontrol impuls lainnya.
  • Gangguan mood, seperti gangguan bipolar atau depresi.
  • Gangguan tingkah laku.
  • Gangguan penggunaan zat.

Baca Juga: Gangguan Psikosomatis, Penyakit Mental yang Bisa Memengaruhi Kondisi Fisik

Apa Penyebab Pyromania?

Penyebab kondisi ini tidak diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan terkait dengan satu atau lebih dari masalah berikut:

  • Gangguan kejiwaan lainnya. Orang dengan piromania sering kali memiliki masalah kejiwaan lainnya. Ini mungkin kecemasan, penyalahgunaan zat, kecanduan, attention deficit hyperactivity disorder, depresi, gangguan mood, atau gangguan belajar.
  • Bahan kimia otak. Otak menghasilkan bahan kimia yang mengontrol cara seseorang berpikir, bertindak, dan merasa. Orang dengan ketidakseimbangan kimia di otaknya mungkin lebih rentan terhadap piromania.
  • Keturunan. Piromania adalah jenis gangguan kontrol impuls. Kemungkinan ada komponen genetik untuk jenis gangguan ini. Orang dengan gangguan kontrol impuls seperti piromania cenderung memiliki kerabat dengan penyakit kejiwaan.
  • Pemicu. Terkadang pemicu karena pikiran atau obat dapat menyebabkan perubahan bahan kimia otak. Hal ini mungkin mengarahkan seseorang untuk mengasosiasikan menyalakan api dengan perasaan senang.
  • Stresor. Pyromania mungkin terkait dengan peristiwa yang membuat stres seperti kehilangan seseorang atau pelecehan. Stresor adalah pengalaman yang penuh dengan tekanan.

Faktor Risiko Pyromania

Mengingat piromania sangat jarang terjadi, kondisi ini belum dipelajari secara ekstensif seperti kondisi lainnya. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko, termasuk:

  • Pria lebih berisiko daripada wanita.
  • Kecerdasan di bawah normal.
  • Mengalami gangguan mood.
  • Mengalami penganiayaan saat masa anak-anak.
  • Stres keluarga.
  • Memiliki gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

Mendiagnosis Piromania

Adakalanya piromania hanya dapat didiagnosis setelah seseorang menjalani perawatan untuk kondisi yang berbeda, misalnya gangguan mood seperti depresi.

Selama pengobatan untuk kondisi lain, seorang ahli kesehatan mental dapat mencari informasi tentang riwayat atau gejala yang dikhawatirkan oleh pasien. Setelah itu, evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah kondisi tersebut masuk dalam kriteria diagnostik untuk piromania

Jika seseorang disangka melakukan pembakaran, ia juga dapat dievaluasi untuk piromania, tergantung pada alasannya menyalakan api.

Baca Juga: Gangguan Pengendalian Impuls: Cara Mengidentifikasi dan Penanganan

Cara Mengatasi Pyromania

Piromania dapat berubah menjadi kronis apabila tidak diobati, jadi sangat penting untuk segera mencari bantuan jika kondisi mulai menganggu aktivitas sehari-hari. Meski begitu, belum ada pengobatan tunggal yang diresepkan oleh dokter untuk kondisi ini.

Beberapa pilihan perawatan yang bisa dilakukan adalah:

  • Terapi perilaku kognitif.
  • Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
  • Obat antikecemasan (anxiolytics).
  • Obat antiepilepsi.
  • Antipsikotik atipikal.
  • Antiandrogen.
  • Litium.

Meski begitu, terapi perilaku kognitif dianggap sebagai satu-satunya pilihan pengobatan umum yang digunakan saat ini. Konsultasi dengan dokter juga diperlukan untuk membantu menemukan teknik yang tepat untuk mengatasi gangguan kontrol impuls ini.

 

  1. Anonim. 2021. What Is Pyromania?. https://www.webmd.com/mental-health/what-is-pyromania. (Diakses pada 13 April 2022)
  2. Anonim. 2021. Pyromania. https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/pyromania. (Diakses pada 13 April 2022)
  3. Elmer, Jamie. 2019. Is Pyromania a Diagnosable Condition? What the Research Says. https://www.healthline.com/health/pyromania (Diakses pada 13 April 2022)
  4. Morin, Amy. 2021. Pyromania Causes and Treatment. https://www.verywellmind.com/what-is-a-pyromaniac-4160050. (Diakses pada 13 April 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi