Terbit: 27 October 2020
Ditulis oleh: dr. Lovira Ladieska | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ptyalism merupakan kondisi yang membuat seseorang memproduksi air liur berlebih. Apa penyebabnya? Ketahui penjelasan lengkap mulai dari gejala, penyebab, diagnosis, hingga cara mengatasinya!

Ptyalism: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Cara Mengatasi, dll

Apa itu Ptyalism?

Ptyalism adalah suatu kondisi ketika seseorang mempunyai air liur yang berlebih pada mulut. Ptyalism memiliki nama lain yaitu hiperslivasi atau sialorrhea. Terkadang kondisi ini menyebabkan air liur mengalir hingga keluar mulut.

Ptyalism biasanya merupakan gejala dari suatu kondisi penyakit. Banyaknya air liur atau dalam bahasa medis disebut saliva dapat menyebabkan masalah pada berbicara dan makan, kondisi bibir yang menjadi lebih kering, pecah-pecah, infeksi, dan bila sudah parah dapat menyebabkan kecemasan dan penurunan rasa percaya diri.

Fungsi Saliva

Saliva, air liur, atau ludah adalah cairan bening yang diproduksi oleh kelenjar ludah dalam mulut yang berfungsi untuk melembapkan makanan dan membantu proses menelan.

Saliva juga mengandung enzim ptyalin yang berfungsi untuk mengubah zat tepung menjadi zat dextrin dan maltosa. Selain itu, saliva juga dapat membantu menyembuhkan luka, menghilangkan bakteri dan mencegah dehidrasi pada area mulut, serta berlaku sebagai pelindung dari racun dan zat yang dapat mengiritasi lainnya.

Gejala Ptyalism

Gejala utama yang muncul adalah frekuensi meludah yang sering, refleks menelan yang berlebihan, dan menetesnya air liur yang keluar dari mulut. Selain itu, gejala lainnya terdiri dari:

  • Bibir kering dan pecah-pecah
  • Kerusakan pada kulit di sekitar bibir
  • Infeksi pada kulit di sekitar bibir
  • Bau mulut
  • Dehidrasi
  • Gangguan wicara
  • Pneumonia
  • Gangguan mengecap rasa

Orang-orang yang memiliki kondisi ini kemungkinan besar untuk tidak sengaja menghirup air liur, makanan, atau cairan lainnya yang dapat memicu terjadinya penyakit pneumonia aspirasi. Hal ini dapat terjadi  terutama pada orang dengan refleks menelan dan refleks batuk yang kurang baik.

Penyebab Ptyalism

Kondisi ptyalism dapat disebabkan oleh:

1. Produksi Saliva yang Berlebihan

Penyebab dari produksi saliva yang berlebihan termasuk sebagai berikut:

  • Mual dan muntah pada kehamilan atau hyperemesis gravidarum
  • Infeksi sinus, tenggorokan, atau peritonsillar (daerah sekitar tonsil)
  • Gigitan laba – laba dan ular berbisa
  • Penggunaan gigi palsu
  • Radang dan nyeri pada mulut atau sariawan
  • Kebersihan daerah mulut yang buruk
  • Infeksi kronis seperti rabies, tuberculosis
  • Regurgitasi air liur saat GERD
  • Terjadinya pergeseran, retak, atau patah pada tulang bagian rahang

 2. Ketidakmampuan untuk Menelan Air Liur

Ketidakmampuan menelan atau membersihkan air liur dari mulut dapat disebabkan atau berhubungan dengan kondisi seperti:

  • Down syndrome
  • Autism spectrum disorder
  • Stroke
  • Penyakit parkinson

3. Kesulitan untuk Menutup Mulut

Kesulitan untuk menutup mulut disebabkan oleh kurangnya kemampuan kontrol otot dan syaraf di sekitar mulut, biasanya terjadi pada pasien cerebral palsy.

Ptyalism juga dapat disebabkan oleh kondisi non-medis seperti melihat, mencium, mencoba, atau dengan hanya memikirkan dan membayangkan makanan. Mengunyah permen karet, perasaan gembira dan cemas juga dapat menjadi pemicu.

Diagnosis Ptyalism

Tujuan diagnosis adalah mencari penyebab ptyalism, kemudian merekomendasikan pengobatan. Dokter akan memeriksa bagian berikut:

  • Mulut, gigi, dan kulit sekitar bagian mulut
  • Kontrol lidah, kemampuan menelan, dan stabilitas rahang
  • Tonsil dan saluran hidung
  • Kesadaran dan status emosi
  • Postur kepala, status hidrasi dan rasa lapar

Dokter akan menanyakan beberapa hal yang dapat membantu melakukan diagnosis, seperti:

  • Kondisi medis yang pernah atau sedang dialami
  • Bagaimana dan kapan ptyalism terjadi
  • Sebanyak apa saliva yang terproduksi
  • Apakah sering kambuh atau terjadi terus-menerus
  • Efek buruk yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Cara Mengatasi Ptyalism

Setelah mengetahui penyebabnya, dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut saat merekomendasikan pengobatan:

  • Keparahan dan komplikasi
  • Usia dan status mental
  • Apakah hipersalivasi kronis atau sementara
  • Kondisi neurologis terkait
  • Kemungkinan perbaikan kedepannya

Penanganan tentunya bergantung pada penyebabnya. Pengobatannya dapat mencakup jenis terapi, obat-obatan, dan pengobatan rumahan tertentu. Bahkan dalam kasus yang ekstrim, pembedahan dapat dipertimbangkan.

  • Terapi

Modifikasi perilaku dan terapi wicara dapat menjadi alternatif terapi. Orang yang mengalami ptyalism mendapat manfaat karena dengan terapi ini mereka dapat mempelajari teknik untuk menutup bibir, mengontrol lidah, dan dapat menelan dengan lebih baik.

  • Pengobatan Medis

Tujuan pengobatan untuk ptyaism adalah untuk mengurangi produksi saliva.

Orang dengan kondisi ini dapat mengonsumsi obat golongan antikolinergik meski memiliki beberapa efek samping yakni mengantuk, gelisah, menjadi mudah marah, retensi urin, sembelit, dan terkadang menimbulkan ruam pada kulit.

Pengobatan juga dapat mencakup obat golongan beta blocker atau injeksi botulinum toksin (botox).

  • Pengobatan Alami/Rumahan

Minum banyak air terbukti dapat mengurangi produksi air liur. Menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan menyikat gigi secara rutin 2 kali sehari dan berkumur dengan obat kumur juga dapat mengeringkan mulut unutk waktu sementara.

Beberapa faktor penyebab dapat hilang seiring waktu tanpa pengobatan. Penyebab tersebut termasuk kehamilan, kecemasan, dan cedera ringan. Penyebab lain dapat menimbulkan tantangan yang lebih serius.

Kategori ini meliputi ptyalism yang disebabkan oleh penyakit dengan gangguan neurologis dan motorik. Jika kondisi kronis adalah penyebabnya, pengobatan mungkin dapat dilakukan orang dengan ptyalism seumur hidupnya.

 

  1. Anonim. Ptyalism. https://www.rightdiagnosis.com/sym/ptyalism.htm. (Diakses pada 26 Oktober 2020).
  2. Sampson, Stacy. 2017. Everything you need to know about hypersalivation. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318728#What-is-hypersalivation. (Diakses pada 26 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi