DokterSehat.Com – Plasenta previa adalah sebuah kondisi kehamilan yang berbahaya, di mana posisi plasenta (ari-ari) berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Padahal, selama kehamilan normal, rahim seorang wanita akan berkembang dan plasenta dengan kondisi normal akan melebar ke arah atas serta menjauhi leher rahim.

Penyebab Plasenta Previa
Sebelum menjelaskan mengenai plasenta previa, perlu Anda ketahui bahwa Plasenta sendiri merupakan organ yang menghubungkan ibu dan janin dan berfungsi untuk mentransfer oksigen dan nutrisi ke janin. Plasenta previa ditemukan sekitar 4 dari setiap 1.000 kehamilan yang berusia 20 minggu.
Sementara itu, penyebab plasenta di bawah adalah apabila plasenta previa terjadi pada awal kehamilan. Namun, apabila Anda mengalami plasenta previa dalam waktu dekat dengan kelahiran, hal ini bisa menyebabkan masalah serius seperti perdarahan.
Perlu diketahui juga, volume darah bisa ringan hingga parah. Perdarahan ini biasanya akan berhenti tanpa penanganan khusus, namun dapat kembali beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian. Banyak ibu hamil yang mengalami nyeri di punggung bagian bawah dan mengalami kontraksi.
Namun, tidak semua ibu hamil mengalami perdarahan. Membatasi aktivitas agar tidak kelelahan harus dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi.
Apabila Anda mengalami perdarahan di trimester kedua atau ketiga, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter. Jika ibu hamil mengalami perdarahan yang parah, disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit.
Beberapa istilah telah digunakan untuk mengklasifikasi plasenta previa. Berikut ini adalah jenis-jenis plasenta, di antaranya:
- Plasenta previa lengkap mengacu pada situasi di mana plasenta benar-benar menutupi pembukaan dari rahim ke leher rahim.
- Plasenta previa parsial mengacu pada plasenta yang menutupi sebagian pembukaan serviks (perdarahan dapat terjadi setelah leher rahim mulai membesar).
- Plasenta previa marginal mengacu pada plasenta yang terletak berdekatan dengan serviks.
- Istilah plasenta letak rendah atau plasenta rendah telah digunakan untuk plasenta previa dan plasenta previa marginal.
- Istilah plasenta previa anterior dan plasenta previa posterior kadang-kadang digunakan setelah pemeriksaan USG dilakukan untuk lebih menggambarkan posisi yang tepat dari plasenta dalam rongga rahim.
Sejumlah faktor dapat meningkatkan kemungkinan bahwa plasenta akan terletak di bagian bawah rahim dan berpotensi menutupi pembukaan serviks. Sementara itu, jaringan parut di daerah atas rahim dapat meningkatkan pertumbuhan plasenta di segmen bawah rahim. Sementara jaringan parut pada jaringan rahim bagian atas dapat menjadi efek dari kondisi berikut:
- Pernah menjalani persalinan caesar (plasenta previa terjadi pada 10% wanita yang telah memiliki empat atau lebih persalinan caesar).
- Pernah menjalani prosedur D & C (kuretase) untuk keguguran atau aborsi induksi.
- Pernah menjalani operasi atau instrumentasi di rongga rahim.
Dalam beberapa kasus, plasenta previa terjadi karena plasenta tumbuh lebih besar untuk mengompensasi penurunan fungsi (kemampuan yang menurun dari plasenta dalam memberikan oksigen atau nutrisi) atau kebutuhan untuk fungsi yang lebih besar sehingga plasenta bertumbuh di area yang lebih besar, sehingga meningkatkan risiko wanita terkena plasenta previa.
Meski penyebab plasenta previa belum diketahui dengan pasti, namun terdapat beberapa faktor yang diduga meningkatkan risikonya pada ibu hamil, beberapa faktor tersebut, di antaranya:
- Pernah menjalani operasi pada rahim atau pengangkatan miom.
- Pernah mengalami plasenta previa sebelumnya.
- Pernah mengalami keguguran.
- Pernah melahirkan sebelumnya.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Berusia 35 tahun atau lebih.
Perlu diketahui, plasenta previa bisa menyebabkan komplikasi seperti perdarahan. Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus dilakukan adalah operasi caesar (meski bayi lahir prematur). Apabila hal ini tidak segera mendapatkan penanganan, ibu hamil bisa meninggal akibat kehabisan darah.
Risiko lain yang bisa dihadapi adalah bayi yang terlahir prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pernapasan.
Saat mengalami kondisi plasenta previa, kelahiran normal memiliki risiko yang sangat tinggi bagi ibu hamil. Kelahiran normal bisa membuat perdarahan hebat selama persalinan. Oleh karenanya disarankan untuk selalu mengecek kondisi kehamilan dan merencanakan metode persalinan.
Diagnosis Plasenta Previa
Pada umumnya, plasenta previa terdeteksi melalui pemeriksaan USG pada trimester kedua. Anda juga akan dianjurkan untuk menjalani USG transvaginal yang akan memberikan pencitraan lebih mendetail. Kombinasi kedua jenis USG ini dapat membantu dokter untuk memastikan diagnosis.
Jika Anda positif terdiagnosis mengalami plasenta previa, dokter akan menghindari pemeriksaan fisik rutin melalui vagina selama kehamilan untuk mengurangi risiko perdarahan. Biasanya, Anda akan kembali menjalani proses USG sebelum melahirkan untuk memeriksa jantung bayi dan lokasi plasenta.
Selain itu, jika Anda sudah di diagnosis plasenta previa, dokter tidak akan melakukan pemeriksaan panggul, menyarankan untuk banyak beristirahat dan membatasi hubungan seksual.