Terbit: 10 November 2017 | Diperbarui: 28 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Dibandingkan dengan anak-anak dalam keluarga tanpa alkohol, anak-anak dari orangtua dengan ketergantungan alkohol akan meningkatkan risiko untuk penyalahgunaan alkohol, penyalahgunaan zat, perilaku masalah, perilaku kekerasan, gangguan kecemasan, perilaku kompulsif, dan gangguan mood. Individu dengan ketergantungan alkohol memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kejiwaan dan bunuh diri. Mereka sering mengalami rasa bersalah, malu, kesepian, ketakutan, dan depresi, terutama ketika penggunaan alkohol mereka menyebabkan kerugian yang signifikan (misalnya, pekerjaan, hubungan, status, masalah ekonomi, atau kesehatan fisik). Banyak masalah medis yang disebabkan oleh atau diperparah oleh alkoholisme, ditambah lagi para penderita alkoholisme  ini tidak patuh terhadap pengobatan medis.

Kecanduan Alkohol/ Alkoholisme – Perawatan Medis

Kapankah seseorang dengan alkoholisme perlu mencari perawatan medis?
Seorang peminum yang mencapai titik tertentu ketika kecanduannya sudah mengganggu kehidupan sosial, kehidupan dalam pekerjaan, atau berkaitan dengan kesehatan medis atau mental segera harus menghubungi dokter untuk mendiskusikan masalah ini. Kesulitan besar terletak pada kenyataan bahwa penolakan atas kondisinya memainkan peranan besar dalam orang dengan alkoholisme. Akibatnya, pecandu alkohol jarang mencari bantuan profesional secara sukarela.

Seringkali anggota keluarga atau atasan meyakinkan atau memaksa orang dengan alkoholisme untuk mencari perawatan medis. Bahkan jika seorang penderita kecanduan alkohol menerima pengobatan karena tekanan dari keluarga, atasan, atau profesional medis, ia bisa mendapatkan keuntungan dari paksaan untuk mendapatkan pengobatan itu. Pengobatan dapat membantu orang ini mengembangkan motivasi tentang masalah alkohol.

Alkohol melibatkan 40% dari kasus cacat dan kematian dari kecelakaan lalu lintas, 70% kasus tenggelam tenggelam, 50% dari kasus bunuh diri, dan sampai 40% dari kejahatan kekerasan, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, penyerangan, dan pelecehan suami-istri serta anak-anak.

Perawatan darurat penting ketika alkohol telah berkontribusi terhadap cedera karena seseorang yang mabuk tidak dapat dipercaya menilai keparahan cedera yang dialami diri mereka sendiri akibat efek alkohol bisa menekan rasa nyeri. Orang yang mabuk, misalnya, tidak menyadari memiliki patah leher tulang belakang (broken neck) sampai terlambat dan kelumpuhan telah terjadi.

Beberapa kondisi yang berhubungan dengan alkohol memerlukan evaluasi segera di IGD rumah sakit ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi