Penyebab pasti dari gangguan perilaku tidak diketahui dengan pasti, namun diyakini bahwa kombinasi dari faktor biologis, genetik, lingkungan, psikologis, dan sosial dapat memainkan peran.

- Faktor biologi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cacat atau cedera di daerah tertentu dari otak dapat menyebabkan gangguan perilaku. Gangguan perilaku telah dikaitkan dengan daerah otak tertentu yang terlibat dalam mengatur perilaku, kontrol impuls, dan emosi. Gejala gangguan perilaku dapat terjadi jika sirkuit sel saraf di sepanjang daerah otak ini tidak berfungsi dengan baik.
Banyak anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku juga memiliki penyakit mental lainnya, seperti attention-deficit/ hyperactivity disorder (ADHD), gangguan belajar, depresi, penyalahgunaan zat, dan gangguan kecemasan, yang semuanya dapat berkontribusi untuk gejala gangguan perilaku.
- Faktor genetika
Banyak anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit mental, termasuk gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan zat dan gangguan kepribadian. Hal ini menunjukkan bahwa kerentanan untuk gangguan perilaku dapat pula diwariskan secara genetik.
- Faktor lingkungan
Adanya disfungsional keluarga, pelecehan, pengalaman traumatis, riwayat penyalahgunaan zat di keluarga, dan aturan yang tidak konsisten oleh orang tua dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan perilaku.
- Faktor psikologis
Beberapa ahli percaya bahwa gangguan perilaku dapat mencerminkan masalah yang terkait dengan kesadaran moral (kurangnya rasa bersalah dan penyesalan) dan defisit dalam pengolahan kognitif.
- Faktor sosial
Status sosial ekonomi rendah dan tidak diterima oleh rekan-rekan tampaknya menjadi faktor risiko untuk pengembangan gangguan perilaku.
Untuk diketahui, gangguan perilaku lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan paling sering terjadi pada akhir masa anak-anak atau memasuki masa awal remaja. Diperkirakan 2-16% dari anak-anak di Amerika Serikat memiliki gangguan perilaku.
Diagnosis Gangguan Perilaku
Seperti orang dewasa, penyakit mental pada anak-anak didiagnosis berdasarkan tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan masalah tertentu. Jika gejala gangguan perilaku mulai terlihat, dokter dapat memulai evaluasi dengan melakukan wawancara riwayat medis dan kondisi kejiwaan secara keseluruhan.
Tes laboratorium juga diperlukan jika terdapat kekhawatiran bahwa penyakit fisik menjadi penyebab gangguan perilaku. Biasanya, dokter juga akan mencari tanda-tanda gangguan lain yang sering terjadi bersamaan dengan gangguan perilaku, seperti ADHD dan depresi.
Sementara itu, jika dokter tidak dapat menemukan penyebab fisik untuk gejala, dokter mungkin akan merujuk anak untuk diperiksa oleh spesilalis anak dan psikiater atau psikolog remaja, yang secara khusus dilatih untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit mental pada anak-anak dan remaja.
Psikiater dan psikolog menggunakan kuesioner wawancara dan alat penilaian yang dirancang khusus untuk mengevaluasi anak dengan gangguan mental. Dokter mendasarkan diagnosa dari laporan gejala anak, pengamatan sikap dan perilaku anak.
Tidak hanya itu, dokter juga akan mengandalkan laporan dari orang tua dan guru, karena anak-anak masih sulit mengungkapkan informasi atau mengalami kesulitan menjelaskan masalah yang mereka alami.