Terbit: 20 August 2017 | Diperbarui: 7 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Penyebab perdarahan vagina yang abnormal dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: perdarahan uterus disfungsional, menopause, penyakit organ reproduksi, dll.

Perdarahan Vagina – Penyebab

Perdarahan Uterus Disfungsional

Perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan yang tidak disebabkan oleh siklus haid.  Perdaraha ini merupakan penyebab paling sering dari perdarahan vagina abnormal selama tahun-tahun subur seorang wanita. Sampai 10% wanita mungkin mengalami pendarahan yang berlebihan pada satu waktu.  Bila proses hormonal yang kompleks dari siklus menstruasi terganggu, hal itu mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron tidak seimbang, yang menyebabkan pendarahan vagina yang berlebihan dapat terjadi. Pendarahan ini berkaitan dengan penyimpangan siklus haid Anda tanpa adanya penyakit.

Diagnosis pendarahan uterus disfungsional adalah diagnosis pengecualian, yang berarti bahwa penyebab lain perdarahan (termasuk trauma, tumor, atau penyakit) telah dipertimbangkan dan ditentukan untuk tidak menjadi penyebab perdarahan. Perdarahan uterus disfungsional umumnya terkait dengan siklus anoulasi. Anovulasi terjadi saat siklus menstruasi tidak melepaskan sel telur dari salah satu ovarium.

Dalam beberapa kasus, pendarahan uterus disfungsional dapat terjadi dengan ovulasi atau pelepasan telur dari ovarium. Bila seorang wanita tidak berovulasi, masih ada rangsangan rahim dari hormon estrogen. Selain itu, progesteron merupakan hormon yang sangat penting diproduksi oleh ovarium setelah pelepasan telur juga tidak terlihat.

Oleh karena itu, lapisan rahim menjadi sangat tebal dan membesar. Penumpukan lapisan rahim yang tidak teratur dan perdarahan hebat terjadi. Kemudian, seorang wanita akan mengalami perdarahan vagina yang berat dan tidak teratur (biasanya tanpa rasa sakit).

Penyebab paling umum perdarahan uterus disfungsional pada remaja putri adalah anovulasi. Dalam dua tahun pertama siklus menstruasi remaja putri, 85% siklus menstruasi dapat terjadi tanpa pelepasan telur. Saat remaja perempuan bertambah tua, persentase siklus anovulasi menurun, dan tubuhnya cenderung mengalami periode normal dengan ovulasi.

Pada saat seorang wanita memiliki siklus haid selama enam tahun, kurang dari 20% siklus akan terjadi tanpa telur dilepaskan dari salah satu ovarium.

Perdarahan Vagina – Halaman Selanjutnya : 1   2   3   4   5   6

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi