Terbit: 28 August 2017 | Diperbarui: 5 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Asam urat dihasilkan saat tubuh melakukan metabolisme makanan yang kita makan dan saat jaringan tubuh dipecah selama perputaran sel normal. Beberapa orang dengan asam urat menghasilkan terlalu banyak asam urat (10 persen dari kasus asam urat) dan secara medis disebut sebagai “produksi berlebih”. Kasus lain dari asam urat disebabkan karena tubuh tidak membuang asam urat ke dalam urin (90 persen) dan secara medis disebut sebagai “ekskresi kurang.”

Asam Urat – Penyebab dan Hubungannya dengan Makanan

Hubungan Makanan dengan Asam Urat

Penelitian dari Harvard Medical School melaporkan hasil penelitian nasional terhadap 14.809 peserta, berusia 20 tahun ke atas, yang melihat hubungan antara kadar daging, makanan laut, dan asupan susu dan kadar asam urat dalam darah. Hasil penelitian ini adalah selama 6 tahun (1988-1994) dipublikasikan di jurnal medis Arthritis & Rheumatism 2005; 52: 283-89. Hasilnya jelas menunjukkan bahwa kadar asam urat darah meningkat berbanding lurus dengan naiknya asupan daging atau makanan laut dan menurun seiring dengan meningkatnya asupan susu.

Mereka yang mengonsumsi susu satu kali atau lebih per hari memiliki kadar asam urat darah lebih rendah dibanding mereka yang tidak minum susu. Selain itu, mereka yang mengonsumsi yoghurt setidaknya sekali setiap hari, memiliki asam urat darah rendah daripada mereka yang tidak.

Hasil awal studi dipresentasikan pada Pertemuan Artritis Nasional pada akhir 2004 (American College of Rheumatology). Faktanya, para peneliti dari Boston menemukan bahwa buah atau sayuran tidak memiliki pengaruh pada turunnya kadar asam urat. Oleh karena itu, konsumsi susu lebih dianjurkan bagi penderita asam urat.

Asam Urat – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6 7

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi