Terbit: 8 October 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Penis bengkok atau dalam istilah media disebut Peyronie pasti membuat pria cemas dan minder saat berhubungan seks. Padahal kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan. Selengkapnya ketahui gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya dalam ulasan di bawah ini!

Penyakit Peyronie: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Apa itu Peyronie?

Peyronie adalah terbentuknya jaringan (plak) pada penis, biasanya jaringan ini makin mengeras pada salah satu sisi, yang membuat penis melengkung saat ereksi. Beberapa pria berpenis bengkok mengalami kesulitan saat berhubungan seksual.

Sampai saat ini penyebab penyakit Peyronie belum diketahui secara pasti. Namun, Peyronie adalah bukan gangguan serius ataupun termasuk kategori penyakit seksual menular, meskipun ada yang menyebutkan gangguan tersebut dipengaruhi masalah genetis dan cara memperlakukan penis.

Setiap pria bisa saja mengalami Peyronie, umumnya banyak dijumpai pada pria berusia 50 tahun meskipun tak menutup kemungkinan terjadi pada usia 18 tahun.

Penis yang sedikit bengkok pada pria muda adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Gejala Peyronie

Tanda dan gejalanya mungkin berkembang perlahan atau bahkan muncul secara tiba-tiba. Saat penis lunak, penderitanya mungkin tidak akan melihat ada masalah. Gejala Peyronie yang dapat dikenali, antara lain:

1. Jaringan Parut

Jaringan parut (plak) sebagai gejala penyakit Peyronie dapat dirasakan keberadaan benjolan atau jaringan keras di bawah kulit penis. Ketika ereksi, jaringan parut membuat penis tidak tegak sempurna sehingga membuatnya tampak bekok.

2. Penis Bengkok secara Signifikan

Peyroni mungkin membuat penis melengkung ke atas, ke bawah, atau bengkok ke satu sisi. Dalam beberapa kasus, penis yang ereksi mungkin memiliki penyempitan, lekukan atau tampak ramping di bagian tengah batang penis.

3. Disfungsi Ereksi

Peyronie adalah kondisi penis yang dapat menyebabkan masalah mendapatkan atau mempertahankan ereksi atau disfungsi ereksi. Namun, tidak sedikit pria mengalami disfungsi ereksi sebelum gejala Peyronie muncul.

4. Penis Menjadi Pendek

Gejala yang sangat mudah dilihat adalah ukuran penis Anda mungkin menjadi lebih pendek dari sebelumnya akibat penyakit penyakit Peyronie. Kondisi ini bukan tidak mungkin membuat pria merasa tidak percaya diri di hadapan pasangan seksualnya.

5. Rasa sakit

Penderita penyakit ini mungkin akan mengalami sakit pada penis, dengan atau tanpa ereksi. Rasa sakit pada penis membuat pria merasa tidak nyaman, apalagi saat melakukan hubungan seksual.

6. Kelainan Bentuk Penis Lainnya

Bagi beberapa pria yang memiliki Peyronie, penis yang ereksi mungkin menyempit, berlekuk, atau bahkan bentuknya tampak seperti jam pasir, dengan pita sempit dan ketat di sekeliling batangnya.

Baca Juga: 10 Ciri Perubahan yang Terjadi pada Penis saat Usia Tua

Kapan Harus ke Dokter?

Penis bengkok yang terkait dengan Peyronie mungkin secara bertahap memburuk. Namun, pada kondisi tertentu biasanya akan stabil.

Nyeri selama ereksi biasanya akan membaik dalam satu hingga dua tahun, tetapi jaringan parut dan bengkok pada penis biasanya bertahan.

Dalam beberapa kasus, baik penis bengkok dan rasa sakit yang terkait dengan Peyronie akan membaik tanpa pengobatan. Namun, jika gejalanya tidak kunjung sembuh, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Penyebab Peyronie atau Penis Bengkok

Penyebab Peyronie tidak sepenuhnya dapat dipahami. Namun, ada beberapa kemungkinan berikut ini yang menjadi penyebabnya:

1. Kerusakan Pembuluh Darah Kecil

Kemungkinan besar akibat dari kerusakan pembuluh darah kecil, yang mungkin terjadi saat hubungan seks, olahraga, cedera, atau kecelakaan kendaraan. Sel-sel mungkin terperangkap di mana cedera terjadi selama penyembuhan, yang menimbulkan jaringan parut.

2. Seks yang Terlalu Bersemangat

Penis memiliki dua tabung seperti spons di kedua sisi, yang masing-masing disebut corpus cavernosum. Tabung ini dipenuhi dengan kapiler (pembuluh darah kecil). Ketika pria bersemangat secara seksual, kapiler menjadi membesar dengan darah, yang kemudian menghasilkan ereksi.

Corpus cavernosum terletak dalam selubung jaringan elastis – tunica albuginea. Selubung ini meregang ketika penis ereksi. Jika penis terluka, jaringan selubung yang elastis ini bisa menjadi rusak hingga menyebabkan penyakit Peyronie.

3. Jaringan Parut

Jika ada jaringan parut permanen pada batang penis, ada kemungkinan pasien dapat terserang Peyronie, karena bagian selubung itu tidak lagi dapat meregang dengan benar; ketika penis menjadi ereksi, bagian bekas luka yang tidak bisa meregang menarik penis, menekuknya.

Perlu dicatat bahwa sejumlah besar pria yang mengalami cedera penis tidak melanjutkan untuk mengembangkan penyakit Peyronie.

Faktor Risiko Peyronie

Penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit Peyronie, meliputi:

  • Keturunan. Pria dengan kerabat dekat yang memiliki penyakit Peyronie lebih mungkin mengembangkannya juga.
  • Gangguan jaringan ikat. Pria yang memiliki kelainan jaringan ikat tertentu kemungkinan memiliki peningkatan risiko terkena Peyronie. Misalnya, pria yang mengidap penyakit ini juga mengalami penebalan seperti tali di telapak tangan yang menyebabkan jari-jari tertarik ke dalam (kontraktur Dupuytren).
  • Usia. Meskipun dapat terjadi pada pria segala usia, namun risiko penyakit meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada pria berusia 50-an dan 60-an. Kelengkungan pada pria yang lebih muda lebih jarang akibat Peyronie dan lebih sering disebut kelengkungan penis bawaan.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Penis yang Terlalu Sensitif

Diagnosis Peyronie

Jika menduga Anda mengalami penyakit Peyronie, tindakan yang pertama adalah konsultasikan dengan dokter. Pemeriksaan fisik dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi alat vital Anda. Pemeriksaan mungkin melibatkan pengukuran awal penis.

Setelah mengukur dan kelengkungan penis, dokter dapat mengidentifikasi lokasi dan jumlah jaringan parut pada penis. Pemeriksaan fisik juga membantu menentukan apakah penis Anda memendek.

Dokter mungkin juga akan menyarankan untuk melakukan ultrasonografi (USG) atau sinar-X untuk memastikan keberadaan jaringan parut dan dokter mungkin merujuk Anda ke ahli urologi.

Pengobatan Peyronie

Meskipun tak semua penderita penis bengkok butuh pengobatan, namun tak ada salahnya mengikuti cara mengatasi peyronie berikut ini:

1. Tamoxifen

Untuk tahap awal dan mencegah terbentuknya pengerasan jaringan, tablet Tamoxifen bisa mengatasinya. Tablet ini biasanya digunakan dalam pengobatan kanker payudara, meskipun tak ada hubungan sama sekali di antara keduanya.

2. Vitamin E

Cara mengatasi Peyronie juga bisa mengonsumsi vitamin E. Vitamin ini terbukti efektif untuk mengurangi rasa sakit dan kelainan penyakit.

3. Verapamil

Verapamil adalah obat yang juga bisa digunakan untuk mengatasi Peyronie. Meski begitu, sebenarnya obat ini untuk pengobatan darah tinggi (hipertensi), yang terbukti bisa mengurangi ukuran plak dan menurunkan rasa sakit dengan menyuntikkannya secara langsung ke plak.

4. Terapi

Terapi kejut Extracorporeal atau ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy), pengobatan baru yang digunakan di beberapa rumah sakit. Pengobatan baru ini terbukti efektif, sampai saat ini belum ada laporan efek samping pengobatan ini dalam jangka panjang.

5. Pembedahan

Operasi hanya dilakukan jika memang kondisinya parah selama setahun atau lebih, atau bahkan tak mengalami kemajuan dalam jangka waktu tiga bulan.

Ada dua jenis prosedur operasi. Prosedur Nesbitt, prosedur ini dilakukan dengan menghilangkan jaringan yang menyebabkan penis bengkok dan memulihkan penis kembali normal (lurus).

Cara mengatasi Peyronie lainnya dengan pencangkokan atau menggunakan bagian urat darah dalam jaringan untuk memperluas area. Dalam beberapa kasus implantasi prostesis penis juga dianjurkan.

Baca Juga: 11 Penyebab Penis Terasa Sakit dan Tips Pengobatannya

Trik Berhubungan Seks untuk Penderita Peyronie

Tak perlu cemas, penis bengkok tak berarti tak bisa memuaskan pasangan. Anda bisa menyiasatinya dengan mengubah gaya bercinta.

1. Woman on top

Posisi Woman on Top (WOT), memudahkan Anda mengatur kedalaman penetrasi atau mengontrol gerakan selama bercinta.

2. Trik spooning

Gaya spooning juga bisa Anda lakukan. Mintalah pasangan berbaring menyamping dan membelakangi Anda, kemudian lakukan penetrasi dari arah belakang.

3. Komunikasi dengan pasangan

Akan sangat membantu sekali jika Anda mau berkomunikasi dengan pasangan, dukungan dan pengertian pasangan akan membantu menurunkan kekhawatiran dan kecemasan saat berhubungan seks.

Komplikasi Peyronie

Penis bengkok mungkin dapat menimbulkan komplikasi, termasuk berikut ini:

  • Ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual.
  • Kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi).
  • Kecemasan atau stres tentang kemampuan seksual atau penampilan penis.
  • Stres dalam hubungan dengan pasangan seksual.
  • Kesulitan memiliki anak karena kesulitan berhubungan seks atau tidak mungkin.
  • Penis tampak pendek.
  • Sakit penis.

Pencegahan Peyronie

Seiring bertambahnya usia, ereksi mungkin menjadi lebih lembut atau mungkin lebih sulit untuk mempertahankan kekencangannya. Ereksi yang lebih lunak lebih berisiko menekuk secara tidak terduga saat berhubungan seks, sehingga menyebabkan cedera.

Anda dan pasangan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cedera jenis saat berhubungan seks dengan mengambil langkah-langkah berikut:

  • Mengonsumsi obat disfungsi ereksi.
  • Menggunakan pelumas saat berhubungan seks atau masturbasi.
  • Bantu menggunakan tangan saat melakukan penetrasi.
  • Berhati-hatilah saat melakukan posisi seks wanita di atas (women on top).
  • Hindari gerakan yang dapat membengkokkan atau memelintir penis.

Siapa pun mungkin dapat memiliki penyakit Peyronie meskipun tidak aktif secara seksual. Tidak ada cara untuk mencegah penyakit Peyronie jika penyebabnya adalah genetika (keturunan) atau penyakit autoimun.

Langkah terpenting adalah menjaga kesehatan dan kebersihan penis untuk menghindari kemungkinan masalah pada alat vital Anda. Semoga ulasan di atas bermanfaat ya, Teman Sehat

 

  1. Anonim. 2021. Peyronie’s disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peyronies-disease/symptoms-causes/syc-20353468 (Diakses pada 7 Agustus 2019)
  2. Anonim. 2023. Peyronie’s Disease. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10044-peyronies-disease#diagnosis-and-tests (Diakses pada 22 November 2023)
  3. Newman, Tim. 2023. What is Peyronie’s disease?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/242682.php. (Diakses pada 7 Agustus 2019).
  4. Anonim. 2023. Understanding ED: Peyronie’s Disease. https://www.healthline.com/health/erectile-dysfunction/peyronies-disease#tests-and-diagnosis (Diakses pada 7 Agustus 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi