Terbit: 28 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Nyeri punggung adalah salah satu kondisi paling umum yang bisa menyerang siapa saja. Banyak orang mengalami kondisi ini setidaknya sekali dalam sehari. Simak informasi lengkap mengenai penyebab punggung sakit hingga pencegahan di bawah ini!

Nyeri Punggung: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahan

Apa itu Nyeri Punggung?

Punggung terasa nyeri adalah rasa sakit yang terjadi pada tulang belakang, mulai dari leher hingga tulang ekor. Kondisi ini biasanya membaik dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Nyeri yang paling sering dirasakan adalah di punggung bagian bawah, meskipun dapat dirasakan di sepanjang tulang belakang.

Dalam kebanyakan kasus, punggung sakit tidak disebabkan oleh sesuatu yang serius dan biasanya akan membaik seiring waktu. Nyeri dapat terjadi akibat cedera, aktivitas tertentu, dan beberapa kondisi medis. Kabar baiknya bahwa rasa sakit tersebut dapat diredakan dengan banyak cara dan dapat dicegah.

Gejala Nyeri Punggung

Gejala utama dari kondisi ini adalah punggung belakang sakit dan terkadang terasa sampai ke bokong hingga kaki. Berdasarkan pada saraf yang terkena, beberapa masalah punggung dapat menyebabkan rasa sakit di bagian tubuh lainnya.

Berikut adalah sejumlah gejala nyeri punggung lainnya:

  • Sakit otot.
  • Rasa sakit yang menusuk.
  • Nyeri yang menjalar ke bawah kaki.
  • Nyeri yang memburuk ketika membungkuk, mengangkat benda, berdiri, atau berjalan.
  • Nyeri yang membaik dengan berbaring atau istirahat.

Kapan Harus ke Dokter?

Punggung sakit akan sembuh tanpa pengobatan, namun segera dapatkan pertolongan medis jika mengalami mati rasa atau kesemutan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, punggung terasa sakit menandakan kondisi medis yang serius. Oleh karena itu, segera dapatkan perawatan jika nyeri menyebabkan kondisi berikut:

  • Masalah pada usus atau kandung kemih.
  • Nyeri disertai demam.
  • Cedera karena jatuh atau pukulan di punggung atau cedera lainnya.

Selain itu, segera hubungi dokter jika nyeri punggung dengan kondisi berikut:

  • Semakin parah dan tidak membaik dengan istirahat.
  • Menyebar ke satu atau kedua kaki, terutama jika rasa sakit menjalar di bawah lutut.
  • Menyebabkan kelemahan, mati rasa, atau kesemutan pada satu atau di kedua kaki.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Baca Juga: Manajemen Nyeri: Indikasi, Tujuan, Prosedur, dll

Penyebab Nyeri Punggung

Meski hal ini adalah sesuatu yang umum terjadi, namun tidak semua orang menyadari kenapa punggung terasa sakit.

Punggung belakang nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan bertahan tidak lebih dari enam minggu (akut) dapat disebabkan oleh jatuh atau mengangkat benda berat. Meskipun jarang, nyeri juga dapat berlangsung lebih dari tiga bulan (kronis).

Penyebab nyeri punggung sering kali tidak diketahui secara pasti. Penyebabnya hanya dapat diketahui oleh dokter melalui tes atau pencitraan.

Berikut ini beberapa kondisi yang biasanya menjadi penyebab nyeri punggung:

1. Ketegangan Otot atau Ligamen

Mengangkat benda berat berulang atau gerakan kaku secara tiba-tiba dapat meregangkan otot-otot punggung dan ligamen tulang belakang. Jika kondisi fisik semakin buruk, ketegangan terus-menerus di punggung dapat menyebabkan kejang otot yang menyakitkan.

2. Tulang Rawan Menonjol atau Pecah 

Tulang rawan berfungsi sebagai bantal di antara tulang belakang. Jaringan lunak di dalam tulang rawan dapat menonjol atau pecah yang kemudian menekan saraf.

Namun, tulang rawan yang menonjol atau pecah terkadang tanpa disertai nyeri. Kondisi ini sering kali ditemukan secara tidak sengaja ketika menjalani rontgen tulang belakang karena alasan lain.

3. Radang Sendi

Osteoartritis juga dapat menyerang punggung bagian bawah. Radang sendi pada tulang belakang dapat menyebabkan penyempitan ruang di sekitar sumsum tulang belakang atau disebut stenosis tulang belakang.

4. Tulang Bengkok

Tulang belakang yang melengkung atau bengkok ke samping (skoliosis) juga dapat menyebabkan nyeri, tetapi biasanya tidak sampai usia pertengahan.

5. Osteoporosis 

Tulang belakang dapat mengalami patah tulang (fraktur) karena tekanan jika tulang dalam kondisi keropos dan rapuh (osteoporosis). Osteoporosis adalah kondisi yang juga dapat menjadi penyebab.

Faktor Risiko Nyeri Punggung

Selain penyebab di atas, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko lebih tinggi terkena nyeri punggung, di antaranya:

  • Usia. Risiko nyeri lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia yaitu kisaran usia 30 atau 40 tahun.
  • Tidak aktif secara fisik. Jarang berolahraga membuat otot di punggung dan perut dapat menyebabkan sakit punggung.
  • Pekerjaan. Bekerja yang menuntut untuk duduk dalam jangka waktu yang lama atau seharian, terutama jika dilakukan secara tidak benar dapat meningkatkan risiko nyeri punggung.
  • Kelebihan berat (obesitas). Kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan berlebih pada punggung, sehingga menyebabkan nyeri.
  • Kehamilan. Sama halnya dengan obesitas, peningkatan risiko sakit punggung juga dapat disebabkan perkembangan janin dalam rahim yang menekan tulang punggung.
  • Penyakit. Beberapa jenis penyakit seperti radang sendi dan kanker tertentu dapat meningkatkan risiko.
  • Kondisi psikologis. Orang yang rentan mengalami depresi dan kecemasan memiliki risiko lebih tinggi.

Diagnosis Nyeri Punggung

Dokter awalnya akan menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Pemeriksaan lanjutan biasanya dilakukan dengan beberapa tes.

Ada beberapa kondisi yang memerlukan pencitraan dan tes lainnya, termasuk:

  • Nyeri akibat cedera.
  • Kemungkinan adanya penyebab mendasar yang membutuhkan perawatan.
  • Nyeri yang bertahan lama.

Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat memberikan informasi tentang kondisi jaringan lunak di punggung:

  • Sinar-X. Tes ini untuk menunjukkan keselarasan tulang dan mendeteksi tanda dan gejala artritis atau patah tulang, tetapi ini mungkin tidak memastikan kerusakan pada otot, sumsum tulang belakang, saraf, atau cakram.
  • MRI atau CT scan. Kedua tes ini dapat mengungkapkan tulang rawan menonjol (bantalan di antara tulang belakang) atau masalah dengan jaringan, tendon, saraf, ligamen, pembuluh darah, otot, dan tulang.
  • Pemindaian tulang. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor tulang atau patah tulang karena tekanan akibat osteoporosis. Zat radioaktif disuntikkan ke dalam vena, yang kemudian zat tersebut tampak pada tulang sehingga membantu dokter mendeteksi masalah tulang.
  • Elektromiografi (EMG). Pemeriksaan selanjutnya untuk mengukur impuls listrik yang dihasilkan oleh saraf sebagai respons terhadap otot. Tes ini dapat memastikan tekanan pada saraf yang terjadi karena tulang rawan menonjol atau stenosis tulang belakang.

Cara Mengatasi Sakit Punggung yang Alami dan Medis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, punggung sakit biasanya akan sembuh dengan istirahat, pengobatan rumahan, terapi alternatif, hingga perawatan medis.

Berikut adalah berbagai cara mengatasi punggung sakit, di antaranya:

1. Terapi Alternatif

Terapi alternatif yang dapat membantu meringankan gejala punggung nyeri, di antaranya:

  • Akupunktur.
  • Pijat.
  • Terapi chiropractic.
  • Terapi perilaku kognitif.
  • Teknik relaksasi.
  • Yoga.
  • Sebelum menjalani terapi tersebut, sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.

2. Obat-Obatan

Sebagian besar sakit punggung dapat diredakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), termasuk ibuprofen dan naproxen. Penghilang rasa sakit atau analgesik seperti acetaminophen juga bisa digunakan sebagai pengobatan.

Obat sakit punggung lainnya yang mungkin bisa digunakan adalah obat gosok atau salep, opioid (oxycodone, hydrocodone, fentanyl, dan tramadol), relaksan otot, antidepresan, dan suntik steroid.

Konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum Anda mengonsumsinya, karena obat nyeri punggung di atas mungkin memiliki efek samping yang parah jika dikonsumsi secara tidak benar.

3. Operasi

Ini adalah pilihan pengobatan terakhir dan jarang diperlukan untuk mengobati sakit punggung. Operasi sering kali sebagai pengobatan untuk kondisi yang belum menanggapi pengobatan rumahan, terapi, dan obat sakit punggung.

Prosedur operasi juga dapat dilakukan jika nyeri parah yang terus-menerus dan tekanan pada saraf di tulang belakang yang menyebabkan otot menjadi lemah.

Fusi tulang belakang adalah prosedur operasi di mana tulang belakang yang menyakitkan menyatu menjadi tulang tunggal dan cenderung padat. Prosedur ini membantu menghilangkan rasa sakit pada tulang belakang ketika bergerak.

Operasi lainnya juga dapat dilakukan untuk mengangkat sebagian dan mengganti cakram dan tulang belakang. Cara mengatasi nyeri punggung ini untuk menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit tulang degeneratif.

Cara Mencegah Nyeri Punggung

Pencegahan bisa dilakukan dengan memperkuat punggung melalui latihan dan menghindari aktivitas yang berisiko cedera punggung.

Berikut sejumlah cara yang dapat membantu mencegah sakit punggung:

  • Mempertahankan postur yang baik.
  • Tidur dalam posisi miring atau telentang dengan bantal di bawah lutut.
  • Berolahraga secara teratur, tetapi lakukan peregangan sebelum dan sesudahnya.
  • Berlatih sit-up perut untuk memperkuat otot-otot perut sebagai menopang punggung bagian bawah. Lakukan juga latihan berjalan atau berenang secara teratur untuk memperkuat punggung bawah.
  • Selalu mengangkat benda dari posisi jongkok, menggunakan pinggul, dan kaki  untuk melakukan pekerjaan berat.
  • Hindari mengangkat, memuntir, dan menekuk sekaligus.
  • Hindari merokok jika perokok.
  • Menurunkan berat badan.
  • Kelola stres atau kecemasan.

 

  1. Anonim. 2020. Back Pain. https://www.drugs.com/health-guide/back-pain.html. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  2. Anonim. 2020. Back Pain. https://www.nhs.uk/conditions/back-pain/. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  3. Anonim. Back Pain. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/back-pain/symptoms-causes/syc-20369906. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  4. Lights, Verneda dan Marijane L. 2019. What Is Back Pain?. https://www.healthline.com/health/back-pain. (Diakses pada 17 Juni 2020)
  5. McIntosh, James. 2017. What is causing this pain in my back?. (Diakses pada 17 Juni 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi