Terbit: 13 October 2022 | Diperbarui: 17 October 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Penyakit ginjal pada anak bisa menimpa di usia berapa pun. Penyebabnya juga beragam, mulai dari keturunan hingga berbagai faktor lain. Sebagai orang tua, penting untuk mengenali lebih jauh penyakit ini. Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.

Penyakit Ginjal pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jenis-jenis Penyakit Ginjal pada Anak

Fungsi ginjal bagi tubuh sangat penting. Organ ini berperan dalam membuang cairan berlebih dan limbah dari dalam tubuh, menyaring darah dan mengendalikan tekanannya, dan masih banyak lagi.

Adanya masalah pada ginjal bisa terjadi akibat berbagai faktor. Penyakit pada ginjal juga tidak hanya menimpa orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya.

Sama halnya dengan orang dewasa, ada dua jenis penyakit ginjal pada anak: akut dan kronis. Berikut penjelasan lengkapnya:

Penyakit Ginjal Akut

Penyakit ini biasanya muncul tiba-tiba, tetapi bisa hilang setelah menjalani pengobatan. Dengan penanganan yang tepat, fungsi ginjal anak akan kembali normal. Biasanya kondisi ini berlangsung kurang dari tiga bulan.

Gejala penyakit ginjal akut biasanya sulit untuk dikenali. Anda mungkin baru mendapati si Kecil mengalami kondisi ini setelah pemeriksaan laboratorium.

Namun, Anda bisa mengidentifikasi gejala umumnya berikut ini:

  • Demam.
  • Pembengkakan di wajah, sekitar mata, dan pergelangan kaki.
  • Rasa sakit atau terbakar ketika buang air kecil.
  • Sulit untuk mengontrol buang air kecil.
  • Frekuensi buang air kecil yang berkurang.
  • Mengompol di malam hari.
  • Terdapat darah di dalam urine.
  • Sesak napas.
  • Tekanan darah tinggi.

Baca Juga7 Pilihan Jus Penghancur Batu Ginjal, Segar dan Ampuh

Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis pada anak ini terjadi ketika fungsi ginjal menurun dan semakin memburuk dari waktu ke waktu. Kondisi ini menandakan bahwa organ ini sudah rusak secara permanen.

Jika mengalaminya, si Kecil mungkin tidak akan menunjukkan gejala apa pun. Namun, orang tua bisa mengidentifikasi melalui sejumlah tanda berikut:

  • Pembengkakan di sekitar mata, pergelangan kaki, dan kaki.
  • Sering buang air kecil, bahkan menyebabkan anak mengompol.
  • Pertumbuhan anak terhambat.
  • Kelelahan.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mual.
  • Sering sakit kepala.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Anemia.

Penyebab Penyakit Ginjal pada Anak

Masalah ginjal pada anak bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari riwayat keluarga hingga penggunaan obat-obatan tertentu. Berikut ini penjelasannya:

Penyakit Ginjal Akut

Penyebab penyakit ginjal akut pada anak-anak sangat beragam, di antaranya:

1. Perubahan Aliran Darah

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Infeksi.
  • Gagal hati.
  • Obat-obatan tertentu (aspirin, ibuprofen, inhibitor COX-2, atau naproxen).
  • Gagal jantung.
  • Obat tekanan darah.
  • Dehidrasi.
  • Luka bakar.
  • Kehilangan darah atau cairan.

2. Pengeluaran Urine Terhambat

Ada berbagai kondisi yang bisa mengganggu pengeluaran urine dari tubuh, di antaranya:

  • Kanker pada kandung kemih, serviks, usus besar, dan prostat.
  • Gumpalan darah pada saluran kemih.
  • Batu ginjal.
  • Pembesaran prostat.
  • Kerusakan saraf di kandung kemih.

3. Gangguan pada Ginjal

Masalah pada ginjal bisa terjadi akibat berbagai kondisi, seperti:

  • Pembekuan darah.
  • Obat-obatan yang bisa langsung merusak ginjal, seperti NSAID, ibuprofen, naproxen, obat kemoterapi, dan antibiotik.
  • Peradangan pada ginjal.

Penyakit Ginjal Kronis

Secara umum, berbagai penyebab penyakit ginjal kronis pada anak, di antaranya:

  • Kelainan bawaan.
  • Cacat lahir.
  • Penyakit keturunan, seperti penyakit ginjal polikistik, penyakit ginjal genetik, sindrom nefrotik, atau sindrom hemolitik uremik.
  • Infeksi saluran kemih.

Diagnosis Penyakit Ginjal pada Anak

Jika mendeteksi adanya kemungkinan masalah pada ginjal anak, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk menentukan diagnosis.

Berbagai pemeriksaan tersebut mencangkup:

  • Pemeriksaan riwayat kesehatan.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Tes urine.
  • Tes darah.
  • CT-scan, MRI, atau USG.
  • Biopsi.

Baca Juga: 12 Obat Batu Ginjal yang Bisa Anda Gunakan (Medis dan Herbal)

Cara Mengobati Penyakit Ginjal pada Anak

Penanganan yang diberikan ketika si Kecil mengalami penyakit ginjal bergantung pada penyebabnya.

Sebagai contoh, penyebab penyakit ginjal pada anak adalah tekanan darah tinggi, maka dokter kemungkinan akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi tekanan darah.

Begitu juga jika penyebab masalah ginjal adalah infeksi. Beberapa jenis antibiotik akan diresepkan oleh dokter untuk mencegah bakteri tersebut berkembang biak.

Sementara itu, jika anak terdiagnosis mengalami kerusakan ginjal permanen, ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Konsumsi makanan tertentu.
  • Penggunaan obat-obatan yang direkomendasikan dokter.
  • Hemodialisis atau cuci darah.
  • Transfusi darah.
  • Transplantasi ginjal.

Itulah penjelasan seputar penyakit ginjal pada anak yang sebaiknya diketahui orang tua. Untuk mencegah masalah pada ginjal, cukupi kebutuhan cairan si Kecil.

Selain itu, orang tua juga bisa melakukan pemeriksaan dini jika memang ada riwayat kesehatan yang bisa memicu penyakit ginjal pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2020. Chronic Kidney Disease in Children. https://www.healthychildren.org/english/health-issues/conditions/genitourinary-tract/pages/chronic-kidney-disease-in-children.aspx. (Diakses pada 13 Oktober 2022).
  2. Anonim. Your Kidneys & How They Work. https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/kidneys-how-they-work. (Diakses pada 13 Oktober 2022).
  3. Clark, Melissa. 2022. Warning Signs of Kidney Disease in Children. https://www.universityhealthsystem.com/blog/pediatric-kidney-disease. (Diakses pada 13 Oktober 2022).
  4. Rachmadi, Dedi. 2016. Mengenal Penyakit Ginjal Kronis pada Anak. idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-penyakit-ginjal-kronis-pada-anak. (Diakses pada 13 Oktober 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi