Terbit: 6 April 2014
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Penyakit Creutzfeldt-Jakob (KROITS-felt YAH-kobe) adalah penurunan fungsi otak yang menyebabkan demensia dan yang paling parah adalah kematian. Gejala Creutzfeldt-Jakob disease (CJD) terkadang menyerupai penyakit otak lain, seperti Alzheimer’s, tetapi perkembangan CJD biasanya jauh lebih cepat.

Penyakit Creuzfeldt-Jakob (Sapi Gila)

Penyakit CJD diketahui pada tahun 1990an ketika seseorang di Inggris mengalami penyakit varian dari CJD- setelah memakan daging sapi yang berpenyakit. Bagaimanapun CJD klasik tidak memiliki hubungan dengan daging yang terkontaminasi.

Gejala

Penyakit Creutzfeldt-Jakob ditandai dengan kemerosotan mental yang cepat, biasanya dalam beberapa bulan. Tanda dan gejala utama CDJ biasanya antara lain:

  • Perubahan keperibadian
  • Gelisah
  • Depresi
  • Hilang ingatan
  • Penurunan daya piker
  • Pandangan kabur
  • Insomnia
  • Sulit berbicara
  • Sulit menelan
  • Pergerakan tubuh yang tiba-tiba dan tidak terkendali

Seiring perkembangannya, gejala mental akan memburuk. Banyak dari mereka bahkan mengalami koma. Gagal jantung, kegagalan fungsi napas, pneumonia atau infeksi lain umumnya menyebabkan kematian. Penyakit ini biasanya membutuhkan waktu tujuh bulan, meskipun pada beberapa dari mereka dengan penyakit ini dapat hidup secara normal dalam satu atau dua tahun setelah terdiagnosis. Pada beberapa dari mereka dengan varian CJD yang langka, gejala yang lebih mungkin terjadi pada awalnya adalah demensia hilang kemampuan berpikir dan mengingat.

Penyebab

Penyakit Creutzfeldt-Jakob dan variannya disebabkan oleh penyakit yang dapat menular dari manusia dan hewan yang dikenal sebagai transmissible spongiform escephalopathies (TSEs). Istilah spons berasal dari bentuk berlubang-lubang yang terlihat dengan mikroskop dan terjadi pada jaringan otak yang terinfeksi.

Penyebab Creutzfeldt-Jakob dan TSEs lain adalah perubahan protein yang disebut prion. Normalnya protein ini tidak berbahaya, tetapi ketika sesuatu terjadi pada protein ini, mereka dapat menyebabkan infeksi dan dapat menimbulkan kerusakan pada proses biologi normal.

Bagaimana CJD menular?

Risiko CJD rendah. Penyakit ini tidak dapat menular melalui batuk atau bersin, kontak seksual atau bersentuhan. Ada tiga cara penyakit ini dapat terjadi, antara lain :

  1. Secara spontan. CJD dapat terjadi secara spontan atau sporadis tanpa penjelasan pasti. Hal ini adalah yang paling umum dari kasus CJD.
  2. Mutasi genetik.
  3. Kontaminasi. Pada sebagian kecil dari mereka yang mengalami CJD, penyakit ini terjadi setelah terkena jaringan manusia yang terinfeksi pada prosedur medis, seperti transplantasi kornea atau kulit. Juga karena metode sterilisasi standar yang tidak menghilangkan prion tidak normal, pada beberapa dari mereka dengan CJD setelah menjalani operasi otak dengan peralatan yang terkontaminasi. Varian dari CJD berhubungan langsung dengan mengkonsumsi dari sapi yang terinfeksi bovine spongiform encephalopathy (BSE), istilah medis untuk penyakit sapi gila.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan kemunduran fungsi mental yang terjadi dengan cepat atau disertai oleh kedutan otot, pemeriksaan sistem saraf dan motorik menunjukkan kedutan otot dan kejang (mioklonus). Ketegangan otot meningkat atau bisa terjadi kelemahan dan penyusutan otot, bisa terjadi refleks abnormal atau peningkatan respon dari refleks yang normal.

Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan adanya daerah kebutaan yang mungkin tidak disadari oleh penderitanya, terdapat gangguan koordinasi yang berhubungan dengan perubahan persepsi visual spasial dan perubahan di dalam serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi). Pemeriksaan EEG (rekaman aktivitas listrik otak) menunjukkan adanya perubahan yang khas untuk penyakit ini, pemeriksaan khusus terhadap jaringan otak untuk memperkuat diagnosis, hanya dapat dilakukan jika penderita sudah meninggal dan diambil contoh otaknya untuk diperiksa.

Pengobatan

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dan progresifitasnya tidak dapat diperlambat. Bisa diberikan obat-obatan untuk mengendalikan perilaku yang agresif (misalnya obat penenang, anti-psikosa).

Prognosis

Prognosis biasanya sangat jelek, demensia total biasanya terjadi dalam waktu 6 bulan atau lebih, dimana penderita menjadi benar-benar tidak mampu merawat dirinya sendiri. Dalam waktu yang singkat penyakit ini berakibat fatal, biasanya dalam waktu 7 bulan, kematian biasanya terjadi akibat infeksi, gagal jantung atau kegagalan pernafasan. Beberapa penderita bertahan hidup sampai 1-2 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

Pencegahan

Menghindari pencangkokan jaringan manusia yang terinfeksi atau menghindari makan jaringan hewan yang terinfeksi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi