Berikut ini adalah deskripsi singkat dari aktivitas listrik normal jantung. Kondisi ini dipaparkan sehingga aktivitas listrik yang abnormal dapat dipahami dengan lebih baik:
- Jantung terdiri dari empat ruang: dua ruang atas disebut atrium dan dua ruang bawah disebut ventrikel.
- Atrium menerima darah dari pembuluh darah dan dengan impuls listrik yang terkoordinasi dari nodus sinoatrial (SA), atrium berkontraksi untuk mendorong darah ke dalam ventrikel.
- Ventrikel kemudian berkontraksi untuk mendorong darah keluar dari jantung ke dalam pembuluh darah paru-paru dan ke seluruh tubuh.
- Jantung biasanya berdenyut 60-99 kali per menit. Denyut jantung lebih cepat dari 99 kali per menit dianggap takikardia.
Selain itu, sel-sel tertentu pada jantung mengkoordinasikan kontraksi melalui sinyal-sinyal listrik.
- Sel-sel khusus terdiri dari nodus SA atau sinus di atrium kanan, nodus AV dan bundel His (bundel atrioventrikular) di dinding antara ventrikel kanan dan kiri.
- Nodus SA, alat pacu jantung alami jantung, memulai sinyal listrik dan mengirimkannya ke nodus AV.
- Nodus AV kemudian mengaktifkan bundel His dan cabang-cabangnya, yang mengakibatkan kontraksi ventrikel.
- Atrium kontraksi untuk mengisi ventrikel dengan darah; lalu ventrikel kontraksi secara berurutan cepat untuk memindahkan darah ke paru-paru dan seluruh tubuh. Setiap urutan kontraksi ventrikel dan atrium adalah satu detak jantung yang normal.
Nodus SA dan Nodus AV dan jalur impuls listrik memasuki ventrikel melalui bundel His dan melalui bundel ventrikel kanan dan kiri bundel (RB dan LB) untuk membuat satu denyutan jantung.
Impuls saraf, kebutuhan oksigen, kadar hormon dalam darah, dan faktor-faktor lain memengaruhi kecepatan kontraksi jantung pada waktu tertentu. Masalah dalam bidang ini dapat menyebabkan irama jantung abnormal (aritmia atau disritmia).
Dalam takikardi supraventrikular, denyut jantung semakin cepat karena impuls listrik abnormal yang dimulai di atrium.
- Jantung berdetak begitu cepat sehingga otot jantung tidak bisa bersantai di antara 2 kontraksi.
- Ketika ruang tidak rileks, ruang jantung mungkin tidak berkontraksi kuat atau tidak terisi darah darah dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat istirahat atau terutama pada saat permintaan oksigen meningkat (misalnya stres, gerakan tubuh, dan berjalan).
- Karena kontraksi yang tidak efektif dari jantung, otak tidak menerima cukup darah dan oksigen. Orang bisa menjadi pusing, melayang, atau pingsan (sinkop).