Terbit: 7 July 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Jenis dokter yang biasa menangani pankreatitis adalah dokter jaga UGD, dokter layanan primer (DLP), dokter penyakit dalam, dokter ICU, dan terkadang juga dokter gastroentrologis, atau dokter bedah, tergantung tiket keparahan penyakit.

Pankreatitis – Diagnosis

Diagnosis Pankreatitis

Ketika seorang profesional perawatan kesehatan mengidentifikasi gejala sugestif pankreatitis, pertanyaan spesifik akan diajukan terkait gejala, gaya hidup dan kebiasaan, dan riwayat medis serta riwayat operasi. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dan hasil pemeriksaan fisik memungkinkan profesional perawatan kesehatan untuk menyingkirkan beberapa kondisi dan membuat diagnosis yang benar.

Dalam kebanyakan kasus, pemeriksaan laboratorium diperlukan. Tes ini untuk memeriksa fungsi dari beberapa sistem tubuh, termasuk fungsi berikut:

  • Pankreas, hati, dan fungsi ginjal (termasuk tingkat pankreas enzim amilase dan lipase).
  • Tanda-tanda infeksi, misalnya, demam atau kelelahan.
  • Pemeriksaan darah yang menunjukkan tanda-tanda anemia.
  • Tes kehamilan.
  • Kadar gula darah, kadar elektrolit (ketidakseimbangan menunjukkan dehidrasi) dan tingkat kalsium.

Pemeriksaan pencitraan diagnostik biasanya diperlukan untuk mencari komplikasi pankreatitis, termasuk batu empedu.

Pemeriksaan pencitraan diagnostik dapat meliputi berikut:

  • Pemeriksaan sinar-X rontgen dapat dilakukan untuk mencari komplikasi pankreatitis serta penyebab lain dari rasa ketidaknyamanan di perut. Pemeriksaan sinar-X juga bisa meliputi foto rontgen thoraks (dada).
  • CT scan juga merupakan pencitraan dengan menggunakan sinar-X, hanya saja jauh lebih rinci. CT scan menunjukkan pankreas dan kemungkinan komplikasi pankreatitis secara rinci secara lebih baik dari foto rontgen. CT scan dapat menunjukkan peradangan atau kerusakan pankreas. MRI juga dapat disarankan jika CT-scan belum jelas.
  • USG adalah tes pencitraan yang sangat baik untuk memeriksa kandung empedu dan saluran-saluran yang menghubungkan kandung empedu, hati, dan pankreas dengan usus halus.
    • USG sangat baik menggambarkan kelainan pada sistem bilier, termasuk batu empedu dan tanda-tanda peradangan atau infeksi.
    • USG menggunakan gelombang suara untuk membuat pencitraan organ dalam perut, tanpa harus menimbulkan rasa nyeri. USG dilakukan dengan menempelkan perangkat genggam kecil di atas perut. USG memancarkan gelombang suara yang ‘memantulkan kembali’ organ dan diproses oleh komputer untuk membuat gambar. Teknik ini adalah teknik yang sama yang digunakan untuk memeriksa janin pada wanita hamil.
  • Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) adalah tes pencitraan yang menggunakan endoskop (tabung tipis, fleksibel dengan kamera kecil di ujungnya) untuk melihat pankreas dan struktur di sekitarnya.
    • ERCP biasanya hanya digunakan dalam kasus-kasus pankreatitis kronis atau batu empedu.
    • Untuk melakukan ERCP, seseorang perlu dibius. Setelah dibius, endoskop dilewatkan melalui mulut, lambung, dan masuk ke usus kecil. Perangkat kemudian menyuntikkan pewarna ke dalam saluran yang menghubungkan hati, kandung empedu, dan pankreas dengan usus kecil (saluran empedu). Pewarna membuat lebih mudah untuk perawatan kesehatan profesional melihat batu atau tanda-tanda kerusakan organ. Dalam beberapa kasus, batu dapat diambil selama pemeriksaan endoskopi ERCP ini.
Pankreatitis – Halaman Selanjutnya : 1   2   3   4   5   6   7   8

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi