Terbit: 31 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

DokterSehat.Com – Sebelum melakukan pemeriksaan rheumatoid arthritis (RA), perlu diketahui pada dasarnya arthritis adalah penyakit kronis yang bisa terjadi pada pria dan wanita di atas 55 tahun. Penderita arthritis akan mengalami kekakuan dan pembengkakan pada sendi yang membuat tubuhnya sulit bergerak.

Rheumatoid Arthritis – Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Rheumatoid Arthritis

Pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis dilakukan untuk menunjang diagnosis. Apabila rheumatoid arthritis dibiarkan tanpa mendapatkan penanganan yang serius, penyakit ini bisa merusak jaringan persendian dan bentuk tulang.

Arthritis sendiri diawali dengan gejala kecil yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Penderita biasanya mengalami tahapan ketika mereka mengalami rasa lelah yang tak biasa dan bisa diikuti dengan rasa tidak enak badan. Oleh karena itu, penderita harus menjalani pemeriksaan rheumatoid arthritis.

Berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis, di antaranya:

1. Pemeriksaan antibodi citrulline

Pada umumnya tes darah dijalankan untuk membantu membuat diagnosis rheumatoid arthritis. Tes ini adalah memeriksa antibodi tertentu termasuk anti-cyclic antibodi citrullinated peptida (ACPA), faktor rheumatoid (RF), dan antibodi antinuclear (ANA), yang hadir dalam sebagian besar pasien RA.

Faktor rheumatoid (RF) muncul sekitar 75-80 persen dari pasien RA, dan RF yang tinggi dapat menunjukkan bentuk yang lebih agresif dari penyakit. Antibodi antinuklear (ANA) tidak spesifik untuk diagnosis untuk RA, namun kehadiran mereka dapat menunjukkan kepada dokter bahwa gangguan autoimun dapat ada.

2. Pemeriksaan darah

Tes darah lainnya yang dapat dilakukan dapat membantu dokter menentukan sejauh mana peradangan pada sendi dan di tempat lain dalam tubuh. Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) mengukur seberapa cepat sel-sel darah merah jatuh ke dasar tabung reaksi. Biasanya, semakin tinggi tingkat sedimentasi, semakin banyak peradangan yang terjadi di dalam tubuh.

Tes darah lain yang mengukur peradangan adalah tes C-reaktif protein (CRP). Jika CRP yang tinggi, tingkat peradangan biasanya tinggi juga, seperti selama ruam rheumatoid arthritis.

Pemeriksaan rheumatoid arthritis berikutnya adalah laju endap darah (LED). Tes ini  dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan dalam tubuh. Sampel darah akan diletakkan di dalam sebuah tabung. Saat tubuh mengalami peradangan, maka sel darah merah dalam sampel darah yang diambil akan jatuh ke dasar tabung lebih cepat dari biasanya.

Pemeriksaan laboratorium rheumatoid arthritis lainnya adalah dengan tes darah menyeluruh. Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah merah yang terkait dengan anemia. Hal ini dilakukan karena pada umumnya penderita rheumatoid arthritis mengalami anemia. Namun tidak semua penderita anemia mengalami rheumatoid arthritis.

3. Pencitraan

Tes lain yang digunakan untuk mendiagnosis rheumatoid arthritis adalah pemeriksaan rontgen dengan sinar-X. Pada awal penyaki,t sinar-X dapat membantu sebagai tes awal dan dapat berguna dalam tahap selanjutnya untuk memantau bagaimana penyakit berkembang dari waktu ke waktu. Tes pencitraan lain yang digunakan termasuk USG dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Selain itu, beberapa pemeriksaan rheumatoid arthritis tersebut juga dapat digunakan untuk mengawasi perkembangan kondisi dan membantu dokter untuk menentukan tipe arthritis.

4. Arthrocentesis

Sebuah prosedur aspirasi sendi (arthrocentesis) dapat dilakukan untuk mendapatkan cairan sendi untuk diuji di laboratorium. Sebuah jarum suntik yang digunakan untuk mengalirkan cairan dari sendi kemudian dianalisis untuk mendeteksi penyebab pembengkakan sendi.

Dari pemeriksaan laboratorium rheumatoid arthritis ini, dokter dapat mengetahui tanda infeksi dari jumlah sel darah putih pada cairan sendi yang tinggi, serta dapat menentukan jenis mikroorganisme penyebab infeksi.

Mengambil cairan sendi ini juga dapat membantu meringankan nyeri sendi. Kadang-kadang, kortison dapat disuntikkan ke dalam sendi selama prosedur aspirasi untuk bantuan yang lebih cepat dari peradangan dan nyeri.

Kapan Harus Berkunjung ke Dokter?

Ketika rasa kaku dan sakit pada sendi terjadi dan berlangsung lama, langkah terbaik yang bisa Anda lakukan adalah segera pergi ke dokter. Pakar arthritis dan ahli rheumatologi  akan mendiagnosis jenis arthritis yang Anda alami dan merekomendasikan rencana perawatan yang tepat untuk penyakit Anda.

Pada beberapa kasus arthritis, hal itu dapat ditangani dengan program penanganan rasa sakit yang tepat. Saat ini telah terdapat teknik perawatan, terapi atau pengobatan yang dapat dapat meningkatkan kualitas kesehatan Anda.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi