Terbit: 24 July 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Paronikia adalah masalah kesehatan yang kasusnya terbilang umum. Memangnya, apa itu paronikia? Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi yang satu ini mulai dari ciri-ciri, penyebab, hingga pengobatan dan pencegahannya.

Paronikia: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa Itu Paronikia?

Paronikia adalah kondisi ketika jaringan kulit yang ada di sekitar kuku—tangan dan kaki—mengalami infeksi, entah itu infeksi bakteri, virus, atau jamur. Area kulit yang terdampak lantas akan mengalami pembengkakan yang terasa sakit saat tersentuh.

Kondisi yang umum kita kenal sebagai ‘cantengan’ ini merupakan jenis infeksi yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, infeksi yang terjadi apabila dibiarkan akan semakin bertambah parah dan bisa-bisa menyebabkan rusaknya jaringan kulit.

Jenis-Jenis Paronikia

Paronikia sendiri terbagi menjadi 2 (dua) jenis yang mana pembagian didasari dari faktor penyebab, kemunculan gejala, dan durasi proses penyembuhan. Jenis-jenis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Paronikia Akut

Paronikia akut adalah jenis yang proses kemunculan gejalanya berlangsung dengan cepat. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, tepatnya bakteri Enterococcus dan Staphylococcus.

Terjadinya infeksi bakteri tersebut bukannya tanpa sebab, melainkan dipicu oleh sejumlah aktivitas seperti mencabut kutikula kuku hingga perawatan kuku (manicure).

2. Paronikia Kronis

Sementara itu, paronikia kronis terjadi secara bertahap. Jenis ini bisa dialami oleh jari-jari tangan maupun kaki. Bakteri jenis candida ditengarai menjadi biang keladi dari kondisi ini.

Dibandingkan dengan jenis akut, jenis kronis ini memiliki proses penyembuhan yang lebih lama. Selain itu, seseorang yang mengalami paronikia kronis juga berpotensi untuk kembali mengalami masalah kesehatan ini di kemudian hari.

 

Ciri dan Gejala Paronikia

Penyakit infeksi ini ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala. Gejala yang muncul bisa saja berbeda-beda, tergantung dari jenis yang diderita hingga tingkat keparahannya.

Adapun gejala paronikia yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Ciri dan Gejala Paronikia Akut

Ciri-ciri dari kondisi akut meliputi:

  • Nyeri pada area kulit yang terdampak
  • Area kulit yang terinfeksi berwarna kemerahan
  • Area kulit yang terinfeksi membengkak
  • Kuku di sekitar area kulit yang terinfeksi mudah lepas
  • Terdapat nanah

2. Ciri dan Gejala Paronikia Kronis

Sementara itu, ciri-ciri paronikia kronis meliputi:

  • Area kulit di sekitar kuku melunak
  • Area kulit yang terdampak membengkak dan berwarna kemerahan
  • Kutikula kuku lepas
  • Kuku dan area kulit yang terinfeksi lembap

Selain gejala-gejala di atas, mungkin masih ada lagi gejala lainnya yang timbul saat Anda mengalami infeksi yang satu ini. Jika kondisi sudah berlangsung lama dan semakin menimbulkan ketidaknyamanan, segera kunjungi dokter guna dilakukan penanganan medis lebih lanjut.

 

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang tadi sudah disebutkan. Penanganan medis sedini mungkin bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, pun mencegah kondisi bertambah buruk dan berujung pada komplikasi serius.

Penyebab Paronikia

Penyebab paronikia adalah infeksi yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri (beberapa kasus disebabkan oleh jamur dan virus). Bakteri yang dimaksud seperti:

  • Staphylococcus aureus
  • Streptococcus pyogenes
  • Enterococcus

Bakteri masuk ke dalam jaringan kulit yang berada di sekitar kuku. Hal ini dimungkinkan karena pada jaringan kulit tersebut terdapat kerusakan yang dipicu oleh sejumlah hal seperti:

  • Menggigit kuku
  • Memotong kuku terlalu pendek
  • Pertumbuhan kuku yang lambat
  • Manicure
  • Tangan terlau sering terkena air sehingga lembap

Faktor Risiko Paronikia

Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit paronikia. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  • Jenis kelamin (wanita lebih rentan mengalami kondisi ini ketimbang pria)
  • Sering menggunakan sarung tangan/kaos kaki
  • Sering terpapar air
  • Sering terpapar bahan kimia tertentu

Diagnosis Paronikia

Diagnosis dilakukan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan pasien bisa mengalami kondisi tersebut, pun seberapa besar tingkat keparahannya. Hal ini menjadi penting karena akan menentukan langkah medis yang nantinya diterapkan guna mengatasinya.

Diagnosis terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu:

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien berkaitan dengan keluhan yang dialami. Pertanyaan di antaranya meliputi:

  • Gejala apa saja yang dirasakan?
  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?
  • Apa saja kegiatan yang dilakukan sehari-hari?

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap fisik pasien yang dalam hal ini adalah kuku dan kulit di sekitarnya. Melalui pemeriksaan fisik, dokter mungkin sudah bisa mengidentifikasi infeksi yang terjadi.

Akan tetapi, bisa saja pemeriksaan fisik tidak cukup memberikan gambaran mengenai kondisi pasien. Jika sudah begitu, maka pemeriksaan penunjang akan dilakukan.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan jenis dan tingkat keparahan paronikia yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah pengambilan sampel cairan yang ada pada kulit yakni nanah untuk kemudian dianalisis lebih lanjut di laboratorium.

Pengobatan Paronikia

Pengobatan masalah kesehatan yang satu ini tergantung dari jenis dan tingkat keparahannya. Pada kasus yang terbilang ringan, Anda mungkin bisa mengatasi kondisi ini secara mandiri seperti dengan merendam tangan di air hangat selama beberapa menit.

Air hangat dapat membantu membunuh bakteri yang ada di dalam kulit. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi obat-obatan seperti ibuprofen dan paracetamol untuk meredakan rasa nyeri yang timbul.

Sementara itu, pengobatan paronikia juga meliputi pemberian obat-obatan antibiotik apabila kondisi ini disebabkan oleh bakteri. Obat antibiotik yang dimaksud seperti:

  • Clindamycin
  • Dicloxacillin

Apabila kondisi ini disebabkan oleh infeksi jamur seperti Candida, maka dokter akan meresepkan obat antijamur topikal sebagai solusinya. Obat antijamur yang umum diberikan adalah:

  • Ketoconazole
  • Clotrimazole

Selain metode-metode di atas, mungkin masih ada lagi metode pengobatan lainnya yang akan diterapkan oleh dokter menyesuaikan dengan kondisi pasien. Pastikan Anda mendapat penanganan medis yang tepat.

Pencegahan Paronikia

Kondisi ini dapat dicegah dengan sejumlah tips berikut ini:

  • Hentikan kebiasaan menggigit kuku.
  • Hindari menggunting kuku terlalu pendek.
  • Hindari paparan air pada jari tangan dan kaki terlalu lama.
  • Hindari penggunaan sarung tangan dalam waktu lama.
  • Jaga kebersihan jari tangan dan kaki.

 

  1. Anonim. 2018. Paronychia. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/paronychia-a-to-z (Diakses pada 24 Juli 2020)
  2. Anonim. What is Paronychia. https://kidshealth.org/en/teens/paronychia.html (Diakses pada 24 Juli 2020)
  3. Ellis, M. 2018. Paronychia. https://www.healthline.com/health/paronychia#causes (Diakses pada 24 Juli 2020)
  4. Kandola, A. 2018. How to treat paronychia (an infected nail). https://www.medicalnewstoday.com/articles/324059#treatment (Diakses pada 24 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi