Terbit: 2 November 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Otosklerosis adalah suatu kondisi di mana terdapat pertumbuhan tulang yang tidak normal pada telinga bagian dalam. Ini adalah penyebab gangguan pendengaran yang umum terjadi pada orang dewasa muda. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Otosklerosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Otosklerosis?

Ini adalah kondisi langka yang menyebabkan gangguan pendengaran. Penyakit ini terjadi ketika tulang kecil di telinga tengah—biasanya disebut tulang sanggurdi, tulang terkecil pada tubuh manusia (stapes)—tersangkut di tempatnya. Sering kali, keadaan ini terjadi ketika jaringan tulang pada telinga tengah tumbuh di sekitar stapes dengan cara yang tidak semestinya.

Tulang stapes harus bergetar agar Anda dapat mendengar dengan baik, jika suara tidak bisa merambat dari telinga tengah ke telinga bagian dalam, hal itu membuat Anda sulit mendengar.

Gejala Otosklerosis

Banyak orang dengan penyakit ini mengalami masalah pendengaran pada usia 20 sampai 30-an. Keadaan ini bisa memengaruhi satu atau kedua telinga, namun banyak orang mengalami gangguan pendengaran pada kedua telinga. Sementara sekitar 10 hingga 15% mengalami gangguan hanya pada satu telinga.

Pada awalnya, Anda mungkin tidak dapat mendengar suara bernada rendah atau orang berbisik. Hal ini biasanya menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala lainnya yang bisa dikenali, antara lain:

  • Pusing, vertigo, atau masalah keseimbangan.
  • Tinnitus atau suara  berdenging pada telinga.

Terkadang tinnitus bisa menjadi masalah setelah Anda menjalani operasi telinga untuk mengobati kondisi ini.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera dapatkan penanganan dari tenaga medis profesional jika Anda:

  • Mengalami gangguan pendengaran.
  • Mengalami demam, sakit telinga, pusing, atau gejala lain setelah operasi.

Dokter spesialis akan melakukan beberapa tes pendengaran lebih lanjut, dan mungkin melakukan pemindaian kepala untuk membantu mengidentifikasi masalahnya.

 

Penyebab Otosklerosis

Hingga kini penyebab penyakit belum diketahui dengan pasti. Pada banyak kasus, keadaan ini tampaknya terjadi dalam keluarga akibat mewarisi gen yang salah dari orang tua. Transmisi gen yang menyebabkan penyakit ini bersifat kompleks dan tidak semua orang yang memiliki gen tersebut akan mengembangkan kondisinya.

Keadaan ini terkadang bisa menjadi lebih buruk dan lebih cepat selama kehamilan, itu berarti perubahan kadar hormon terkadang berperan terhadap munculnya gangguan ini.

Faktor Risiko Otosklerosis

Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin membuat Anda memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit ini, antara lain:

  • Usia. Kemungkinan besar Anda mengalami penyakit ini pada usia 20-an, sementara gejala terburuk yang bisa muncul biasanya pada usia 30-an.
  • Genetik. Gangguan ini sering kali diturunkan dalam keluarga, akan tetapi meski seseorang memiliki gen yang terkait dengan penyakit ini, belum tentu mengalami gangguan terhadap pendengaran.
  • Jenis kelamin. Meski bisa terjadi pada pria dan wanita, keadaan ini lebih sering menyerang wanita terutama jika sedang hamil.
  • Riwayat medis. Masalah medis tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini. Misalnya, fraktur stres (tulang retak) pada jaringan tulang di sekitar telinga bagian dalam juga dapat membuat kondisi lebih mungkin terjadi. Selain itu, jika Anda mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, hal tersebut juga dapat dikaitkan dengan penyakit ini.
  • Ras dan etnis. Orang Kaukasia memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami penyakit ini. Sedangkan, kondisi ini lebih arang terjadi pada orang Afrika-Amerika.
  • Osteogenesis imperfecta. Kelainan genetik ini ditandai dengan tulang yang rapuh secara tidak normal. Orang dengan keadaan ini berisiko lebih tinggi mengalami penyakit otosklerosis.
  • Virus campak. Terdapat beberapa bukti bahwa virus campak dapat berkontribusi pada pengembangan penyakit ini.

Pada beberapa kasus, beberapa orang bisa mengembangkan keadaan ini meskipun tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

Diagnosis Otosklerosis

Jika Anda mengalami masalah dengan pendengaran, dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) biasanya akan mengamati telinga, menguji pendengaran, dan bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan CT scan untuk membuat gambar yang lebih detail.

Setelah pemeriksaan, dokter spesialis THT mungkin akan melakukan tes pendengaran atau audiogram. Temuan umum adalah gangguan pendengaran konduktif yang lebih buruk pada nada frekuensi rendah.

Berdasarkan temuan pemeriksaan dan hasil tes, dokter dapat membuat diagnosis yang akurat dan merekomendasikan pilihan pengobatan yang terbaik.

Pengobatan Otosklerosis

Apabila gangguan pendengaran termasuk kategori ringan, Anda mungkin tidak memerlukan perawatan apa pun pada awalnya. Namun keadaan ini bisa memburuk seiring berjalannya waktu. Berikut beberapa perawatan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Pemantauan dan Penggunaan Perangkat Khusus

Apabila dokter melihat penyakit ini sebagai kategori ringan, ia mungkin akan memantau dan melakukan uji pendengaran secara teratur. Dokter juga bisa merekomendasikan penggunaan alat bantu dengar. Alat ini tidak dapat menyembuhkan kondisi, akan tetapi dapat membantu mengatasi gangguan pendengaran yang Anda alami.

  • Obat-obatan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen fluoride, kalsium, dan vitamin D dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit ini. Namun klaim pengobatan ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.

  • Operasi

Jika gangguan pendengaran masuk kategori serius atau semakin parah, dokter mungkin merekomendasikan operasi yang disebut stapedektomi. Dengan prosedur ini, seorang ahli bedah meletakkan perangkat pada telinga tengah yang menggerakkan tulang stapes yang tersangkut, membiarkan gelombang suara mengalir ke telinga bagian dalam, sehingga Anda dapat mendengar dengan lebih baik.

Meski dapat membantu pendengaran lebih baik, seperti halnya semua jenis operasi, metode ini juga memiliki risiko. Pada kasus yang jarang terjadi, operasi justru dapat memperburuk gangguan pendengaran.

Komplikasi Otosklerosis

Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Ketulian total.
  • Hilangnya rasa pada beberapa bagian lidah, bisa terjadi sementara atau permanen.
  • Infeksi, pusing, nyeri, atau pembekuan darah pada telinga setelah operasi.
  • Kerusakan saraf.

Pencegahan Otosklerosis

Penyakit ini tidak dapat dicegah, sehingga deteksi dini sangat penting untuk memberikan pengobatan yang diperlukan dan menghindari gangguan pendengaran lebih parah.

 

  1. Anonim. Otosclerosis. https://www.nhs.uk/conditions/otosclerosis/. (Diakses pada 2 November 2020).
  2. Anonim. Otosclerosis. https://medlineplus.gov/ency/article/001036.htm. (Diakses pada 2 November 2020).
  3. Anonim. Otosclerosis. https://www.webmd.com/cold-and-flu/ear-infection/otosclerosis-facts#1. (Diakses pada 2 November 2020).
  4. Anonim. Ears – otosclerosis. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/ears-otosclerosis. (Diakses pada 2 November 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi