Terbit: 28 July 2022 | Diperbarui: 29 July 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Obesitas sentral atau abdominal obesity adalah penumpukan lemak di perut yang membuat perut buncit. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung hingga kanker! Simak penjelasan selengkapnya mulai dari gejala, penyebab, hingga penanganannya di bawah ini.

Obesitas Sentral: Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Apa itu Obesitas Sentral?

Obesitas sentral adalah penumpukan lemak di bagian perut, terutama karena kelebihan lemak visceral. Jenis lemak ini berada jauh di dalam perut; di sekitar usus, lambung, hati, dan pankreas.

Kelebihan lemak tersebut dapat menyebabkan pelepasan timbunan lemak ke dalam aliran darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.

Mengukur lingkar pinggang telah terbukti menjadi salah satu indikator penilaian lemak perut yang paling akurat. Namun, pedoman dan batas pengukuran obesitas perut berbeda pada setiap orang.

Cara Mengukur Lingkar Pinggang

Obesitas sentral adalah penumpukan lemak perut yang dapat diukur secara mandiri menggunakan pita pengukur. Apabila ingin mengukur lingkar pinggang dengan benar, pengukuran harus dilakukan pada pagi hari sebelum sarapan.

Cara ini membantu menentukah apakah Anda mengalami obesitas sentral atau tidak. Beberapa langkah yang harus diperhatikan saat melakukan pengukuran:

  • Berdiri dan letakkan pita pengukur tepat di atas tulang pinggul.
  • Gunakan selotip agar pita meteran menempel di pinggang, tetapi jangan menekan perut.
  • Ukur pinggang sambil mengembuskan napas.

Lingkar pinggang sangat terkait dengan indeks massa tubuh (IMT). Kedua indikator ini telah digunakan secara klinis untuk memprediksi masalah kesehatan yang mungkin disebabkan oleh obesitas. Perlu diketahui, acuan pengukuran menentukan obesitas sentral juga dipengaruhi berdasarkan etnis:

  • Asia Tenggara. Lingkar pinggang pada pria sekitar 90 sentimeter dan 80 sentimeter untuk wanita.
  • Amerika. Lingkar pinggang pada pria sekitar 102 sentimeter dan 88 sentimeter untuk wanita.
  • Eropa. Lingkar pinggang pada pria sekitar 94 cm dan 80 sentimeter untuk wanita.

Penyebab Obesitas Sentral

Penumpukan lemak di perut dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:

1. Pola makan yang buruk

Mengonsumsi makanan dan minuman manis seperti kue, permen, jus buah, dan minuman bersoda dapat menyebabkan kenaikan berat badan, memperlambat metabolisme, dan mengurangi kemampuan tubuh untuk membakar lemak.

Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat juga bisa meningkatkan berat badan. Protein dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama, dan orang yang tidak memasukkan protein tanpa lemak ke dalam makanannya bisa makan dengan porsi lebih banyak.

Selain itu, lemak trans  yang umumnya ada di makanan cepat saji dan makanan yang dipanggang, juga dapat menyebabkan peradangan dan obesitas

2. Kurang olahraga

Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang  dibakar, kemungkinan besar kebiasaan tersebut dapat meningkatkan berat badan.

Gaya hidup yang tidak aktif secara fisik membuat Anda sulit untuk membuang lemak berlebih, terutama di bagian perut. Dengan begitu, Anda memiliki risiko tinggi obesitas sentral.

3. Kurang tidur

Penambahan berat badan ada kaitannya dengan waktu tidur singkat, kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan penimbunan lemak di perut.

Terlebih waktu tidur yang sebentar terkait dengan peningkatan asupan makanan, yang mungkin dapat memicu penumpukan lemak perut.

Kurang waktu tidur juga berpotensi menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat, seperti makan secara emosional, yaitu makan berlebihan ketika sedang stres, tetapi bukan karena merasa lapar.

4. Stres

Saat seseorang dalam keadaan stres, tubuhnya akan melepaskan kortisol, hormon yang menyediakan energi bagi tubuh dan bisa memengaruhi metabolisme tubuh. Kortisol dapat menyebabkan kelebihan kalori tetap menumpuk di sekitar perut dan area tubuh lainnya

5. Genetik

Gen seseorang terbukti dapat menentukan apakah ia berisiko gemuk atau tidak. Beberapa pakar berasumsi bahwa gen dapat memengaruhi perilaku, metabolisme, dan risiko mengembangkan penyakit terkait obesitas.

Faktor lingkungan dan perilaku juga berperan terhadap kemungkinan orang mengalami kelebihan berat badan.

Baca Juga: 10 Makanan Penyebab Perut Buncit (No. 7 Sering Dikonsumsi)

Bahaya Obesitas Sentral bagi Kesehatan

Kondisi ini terkait dengan tingginya kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), trigliserida, dan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah.

Kondisi tersebut dapat merusak respons tubuh terhadap insulin, yang kemudian meningkatkan gula darah dan kadar insulin.

Kelebihan lemak di tubuh dapat meningkatkan risiko mengembangkan berbagai penyakit. Berikut ini dampak buruk obesitas sentral yang mungkin terjadi, di antaranya:

  • Penyakit kardiovaskular.
  • Stroke.
  • Diabetes.
  • Hipertensi.
  • Perlemakan hati.
  • Batu empedu.
  • Asam urat.
  • Osteoarthritis.
  • Sleep apnea.
  • Infeksi jamur.
  • Varises
  • Depresi.
  • Kanker.

Agar berbagai risiko seperti di atas bisa berkurang, selain memantau berat badan, Anda juga harus memantau berapa banyak lemak yang menumpuk di perut

Cara Mengatasi Obesitas Sentral

Perawatan bertujuan untuk menurunkan risiko masalah kesehatan yang disebabkan oleh kelebihan lemak. Agar memberikan hasil yang baik, berat badan harus dikurangi minimal 5%.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:

1. Melakukan perubahan gaya hidup

Apabila gaya hidup Anda telah menyebabkan penumpukan lemak di perut, mulai sekarang ubahlah dengan cara berikut:

  • Batasi asupan gula harian setiap kali makan, tidak lebih dari 6 sendok (25 gram) gula per hari.
  • Mengonsumsi makanan berserat tinggi, misalnya sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
  • Kurangi porsi makan setiap kali makan.

Rencana diet pada setiap orang berbeda tergantung pada preferensi. Namun, porsi makanan setiap hari harus dibatasi dengan ketat maksimal 500 kalori per hari. Semua perilaku atau pemicu yang membuat nafsu makan meningkat harus dihindari.

2. Olahraga teratur

Jika ingin menurunkan berat badan, dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit per hari selama 5 hari setiap minggunya.

Bagi Anda yang pekerja kantoran, disarankan untuk melakukan aktivitas yang mendorong pergerakan, misalnya menggunakan tangga daripada lift.

3. Pil penurun berat badan

Obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk membantu mengontrol berat badan. Namun, obat ini mungkin dapat diresepkan jika IMT lebih besar dari 30 atau menunjukkan angka 27 dengan diagnosis penyakit yang disebabkan oleh obesitas.

4. Operasi bariatrik

Operasi bariatrik sangat dianjurkan untuk pasien yang memiliki IMT lebih besar dari 40 atau menunjukkan angka 35 dengan diagnosis penyakit atau komorbiditas yang disebabkan oleh obesitas.

Berikut ini prosedur operasi bariatrik, meliputi:

  • Prosedur malabsorptive. Operasi ini bertujuan untuk mengubah cara sistem pencernaan menyerap makanan seperti jejunoileal bypass (JIB), biliopancreatic diversion, dan duodenal switch. Meskipun membantu mengurangi berat badan dengan cepat, prosedur ini sering kali menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
  • Prosedur gastric restrictive. Operasi dilakukan dengan melibatkan pembatasan jumlah makanan yang dapat dikonsumsi; sementara proses pencernaan normal tetap utuh. Prosedurnya termasuk gastric banding dan vertical banded gastroplasty (VBG).

Langkah terpenting adalah selalu berkonsultasi dengan dokter apabila Anda dirasa mengalami kelebihan lemak di perut, terutama disertai dengan gejala yang telah disebutkan di atas. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. Central Obesity Significantly Increases Risk Of Serious Health Problems. https://www.bangkokhospital.com/en/content/metabolic-syndrome-creates-disease. (Diakses pada 27 Juli 2022)
  2. Cadman, Bethany. 2021. How do you lose belly fat?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323309. (Diakses pada 27 Juli 2022)
  3. Scott, Jennifer R. 2021. The Health Risks of Abdominal Obesity. https://www.verywellhealth.com/what-is-abdominal-obesity-3496074. (Diakses pada 27 Juli 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi