Terbit: 2 July 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Neuropati adalah kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan rasa sakit. Kerusakan saraf yang berlanjut dapat mengakibatkan komplikasi! Ketahui gejala, penyebab, cara mengobati, pencegahan, dan lainnya di bawah ini.

Neuropati: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Neuropati?

Neuropati adalah kerusakan atau tidak berfungsinya satu atau lebih saraf yang biasanya menyebabkan mati rasa, kesemutan, kelemahan otot, dan rasa sakit di area yang terkena. Kondisi ini sering kali muncul di tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat mengalaminya.

Neuropati terjadi ketika sel-sel saraf atau neuron mengalami kerusakan. Kondisi ini mengganggu cara neuron berkomunikasi satu sama lain dan dengan otak. Kerusakan saraf dapat memengaruhi satu saraf atau jenis saraf, kombinasi saraf di area terbatas atau banyak saraf perifer di seluruh tubuh.

Neuropati mengacu pada penyakit umum atau malfungsi saraf. Saraf di lokasi mana pun di tubuh bisa rusak akibat luka atau penyakit. Kerusakan saraf sering diklasifikasikan menurut jenis atau lokasi saraf yang terkena. Juga bisa diklasifikasikan menurut penyakit yang menyebabkannya.

Ciri dan Gejala Neuropati

Gejalanya bervariasi tergantung pada jenis dan saraf mana yang terkena. Namun, gejala utamanya adalah kesemutan, mati rasa, kelemahan, dan nyeri pada bagian tubuh. Gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba (akut), atau berkembang perlahan seiring waktu (kronis).

Gejala yang muncul tergantung pada saraf yang terkena, di antaranya:

1. Saraf Sensorik

Saraf sensorik membuat otak tahu apa yang dirasakan, seperti memberi tahu otak menyentuh sesuatu yang panas, dingin, halus, atau kasar. Berikut gejala neuropati pada saraf sensorik:

  • Mati rasa.
  • Kesemutan.
  • Sensasi seperti terbakar di tangan atau kaki.
  • Nyeri hebat atau ketidakmampuan merasakan sakit, tekanan, suhu, atau sentuhan di bagian yang terkena.
  • Kehilangan keseimbangan tubuh.
  • Sensasi seperti mengenakan kaus kaki atau sarung tangan.

2. Motorik

Saraf motorik membawa pesan dari otak ke otot-otot yang memberi sinyal agar bergerak dengan cara tertentu, seperti menghindari permukaan yang panas. Berikut gejala neuropati pada saraf motorik:

  • Kelemahan pada otot.
  • Otot nyeri, kram, dan berkedut.
  • Kehilangan kontrol otot.
  • Bicara cadel.
  • Mengurangi keterampilan.
  • Kelelahan
  • Lemah di lengan dan kaki.
  • Kesulitan menelan.
  • Sesak napas.
  • Penurunan berat badan.

3. Otonom

Saraf otonom bekerja mengontrol fungsi tubuh yang biasanya tidak disadari, termasuk detak jantung, pernapasan, pencernaan, dan tekanan darah. Berikut gejala neuropati pada saraf otonom:

  • Tekanan darah terlalu rendah atau terlalu tinggi.
  • Detak jantung tidak normal.
  • Pusing atau pingsan saat berdiri.
  • Merasa kenyang setelah beberapa suap.
  • Sulit buang air kecil.
  • Masalah pencernaan, termasuk perut kembung, diare, dan sembelit.
  • Berkeringat terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  • Gangguan penglihatan.
  • Masalah seksual, seperti disfungsi ereksi, kekeringan vagina, libido menurun, dan kesulitan mencapai orgasme.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera dapatkan perawatan medis jika memiliki gejala neuropati, seperti kesemutan, kelemahan, atau rasa sakit yang tidak biasa di tangan atau kaki.

Diagnosis dan perawatan yang cepat memberikan peluang terbaik untuk mengendalikan gejala dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf.

Penyebab Neuropati

Kerusakan saraf tidak hanya disebabkan oleh satu penyakit, namun ada banyak kondisi yang berdampak pada kesehatan dapat menyebabkan neuropati, di antaranya:

1. Gangguan dan Infeksi Autoimun

Beberapa gangguan autoimun yang dapat menyebabkan neuropati, termasuk sindrom Guillain-Barré, lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Sjogren, dan polineuropati demielinasi inflamasi kronis.

Sedangkan infeksi yang menyebabkan kerusakan saraf, di antaranya cacar air, herpes zoster, HIV, herpes, sifilis, penyakit Lyme, kusta, virus West Nile, virus Epstein-Barr, dan hepatitis C juga dapat menyebabkan neuropati.

2. Diabetes

Diabetes adalah penyebab paling sering dari neuropati serat kecil, suatu kondisi yang menyebabkan sensasi terbakar dan menyakitkan di tangan dan kaki.

3. Trauma

Sejumlah trauma seperti cedera karena jatuh, kecelakaan mobil, patah tulang, atau aktivitas olahraga dapat menyebabkan kerusakan saraf. Tekanan pada saraf karena stres berulang atau penyempitan ruang saraf adalah penyebab lainnya.

4. Gangguan Pembuluh Darah

Neuropati dapat terjadi saat aliran darah ke lengan dan kaki berkurang atau melambat akibat peradangan, pembekuan darah, atau gangguan pembuluh darah lainnya.

Penurunan aliran darah membuat sel-sel saraf kekurangan oksigen, yang menyebabkan kerusakan saraf atau kematian sel saraf. Kondisi ini disebabkan oleh vaskulitis, merokok, dan diabetes.

5. Kekurangan Gizi

Kekurangan sejumlah gizi seperti vitamin E, B1, B6, B12, dan niasin membuat gangguan fungsi saraf, seperti kerusakan saraf dan rasa nyeri.

6. Alkoholisme

Alkoholisme atau kecanduan alkohol biasanya mengakibatkan kekurangan nutrisi, seperti tiamin dan nutrisi penting lainnya yang diperlukan untuk fungsi saraf. Alkohol juga bisa secara langsung meracuni saraf perifer.

7. Kelainan Bawaan

Charcot-Marie-Tooth (CMT) adalah penyakit yang merusak saraf tepi, sehingga menyebabkan kelemahan pada otot kaki dan otot kaki bagian bawah dan juga terjadi pada otot-otot di tangan.

Kelainan bawaan yang dapat menyebabkan neuropati adalah amyloidosis familial, penyakit Fabry, dan leucodistrofia metacromatica.

8. Obat-obatan dan Racun

Beberapa obat antibiotik, obat antikejang, dan obat HIV dapat menjadi penyebab. Juga beberapa perawatan, termasuk kemoterapi kanker dan radiasi, dapat merusak saraf perifer.

Sedangkan paparan zat beracun seperti logam berat (termasuk timbal dan merkuri) dan bahan kimia industri, terutama pelarut, dapat mengganggu fungsi saraf.

9. Idiopatik

Neuropati idiopatik merupakan kerusakan saraf yang tidak ada penyebabnya. Istilah idiopatik digunakan sebagai pengobatan untuk menunjukkan fakta bahwa tidak ada penyebab yang diketahui.

10. Tumor

Tumor jinak atau ganas pada saraf atau struktur di dekatnya bisa merusak saraf secara langsung, dengan menyerang saraf atau menyebabkan neuropati akibat tekanan pada saraf.

11. Masalah Kesehatan Lainnya

Neuropati dapat disebabkan oleh beberapa gangguan kesehatan, termasuk gangguan pada ginjal, hati, hipotiroidisme, tumor yang menekan saraf atau menyerang ruang saraf, mieloma, gammopati monoklonal, dan limfoma.

Faktor Risiko Neuropati

Neuropati dapat terjadi akibat kanker atau perawatannya. Jenis kanker dengan risiko neuropati yang lebih tinggi, termasuk paru-paru, payudara, ovarium, mieloma, limfoma, penyakit Hodgkin, dan testis.

Berikut ini sejumlah faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko neuropati:

  • Usia lanjut.
  • Riwayat keluarga memiliki neuropati (keluarga yang memiliki diabetes).
  • Malnutrisi.
  • Obat-obatan, termasuk senyawa platinum, taxanes. vinca alkaloids, thalidomide, velcade, cytosine arabinoside, misonidazole, dan interferon.

Diagnosis Neuropati

Pemeriksaaan untuk mendiagnosis kondisi awalnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Kemudian dokter akan meninjau gejala dan mengajukan pertanyaan termasuk obat yang sedang dikonsumsi dan obat terdahulu, paparan zat beracun, riwayat trauma, pekerjaan, atau gaya hidup, riwayat keluarga penyakit pada sistem saraf, pola makan, dan penggunaan alkohol.

Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis, seperti memeriksa refleks, koordinasi dan keseimbangan tubuh, kekuatan dan massa otot, dan kemampuan untuk merasakan sensasi seperti sentuhan ringan atau dingin.

Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk memastikan diagnosis, di antaranya:

  • Tes darah. Tes ini dapat menemukan ketidakseimbangan vitamin dan mineral, ketidakseimbangan elektrolit (indikator masalah ginjal, diabetes, masalah kesehatan lainnya), masalah tiroid, zat beracun, antibodi terhadap virus tertentu atau penyakit autoimun.
  • Pencitraan. Beberapa tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan rontgen dapat mendeteksi tumor, saraf kejepit, dan tekanan pada saraf.
  • Tes genetik. Tes yang dapat dilakukan jika dokter menduga suatu kondisi genetik yang mengakibatkan neuropati.
  • Electrodiagnostic assessment (EDX): Tes ini biasanya berdasarkan rujukan dari dokter, yang diperiksa oleh spesialis saraf untuk menemukan lokasi dan tingkat kerusakan saraf.
  • Biopsi jaringan. Biopsi saraf, otot, atau kulit diperlukan untuk memastikan diagnosis. Selama biopsi, dokter mengambil sedikit sedikit sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop.
  • Tes lainnya: Tes lain termasuk untuk mengukur kemampuan tubuh dalam berkeringat (tes QSART) dan tes lainnya untuk memeriksa sensitivitas indera, seperti sentuhan, panas atau dingin, sakit, dan getaran.

Jenis Neuropati

Berdasarkan bagian tubuh yang terkena, penyebab kerusakan saraf, atau jumlah saraf yang terpengaruh, neuropati terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

  • Neuropati perifer: Jenis ini terjadi ketika masalah syaraf memengaruhi saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang, yang merupakan bagian dari sistem saraf perifer. Perifer menyerang saraf di jari kaki, kaki, jari tangan, dan lengan.
  • Neuropati kranial: Jenis ini terjadi bila salah satu dari belasan saraf kranial (saraf yang keluar dari otak secara langsung) rusak. Dua jenis spesifik kranial adalah optik dan auditori.
  • Neuropati proksimal. Kerusakan saraf yang jarang dan melumpuhkan di pinggul, bokong, atau paha. Jenis ini biasanya memengaruhi satu bagian tubuh dan mungkin jarang menyebar ke bagian tubuh lainnya lain. Proksimal lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan orang berusia di atas 50 tahun.
  • Neuropati otonom: Jenis ini merusak sistem saraf yang bekerja di luar kesadaran. Saraf inilah yang mengendalikan jantung dan peredaran darah, fungsi pencernaan, usus dan kandung kemih, respons seksual, dan keringat. Saraf pada organ lain mungkin juga dapat terpengaruh.
  • Neuropati fokal:  Merupakan neuropati yang dibatasi pada satu saraf atau kelompok saraf, atau satu bagian tubuh.

Pengobatan Neuropati

Perawatannya bertujuan untuk mengobati kondisi yang menyebabkan neuropati dan meredakan gejalanya. Jika diagnosis menunjukkan tidak ada kondisi yang mendasarinya, dokter menyarankan pasien menunggu untuk melihat apakah neuropati segera membaik.

Adapun beberapa pengobatan untuk mengatasi neuropati di antaranya:

1. Obat-obatan

Selain penggunaan obat untuk mengatasi kondisi yang terkait dengan neuropati, obat yang digunakan untuk meringankan tanda dan gejala neuropati, termasuk:

  • Obat penghilang rasa sakit, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
  • Obat-obatan yang mengandung opioid, seperti tramadol atau oxycodone.
  • Obat antikejang, termasuk gabapentin dan pregabalin.
  • Perawatan topikal seperti krim capsaicin atau lidocaine patches, obat yang terapkan pada kulit.
  • Antidepresan, termasuk amitriptyline, doxepin, dan nortriptyline.

2. Terapi

Guna membantu pengobatan, berbagai terapi dan prosedur lainnya dapat membantu meringankan tanda dan gejala neuropati, di antaranya:

  • Terapi fisik. Jika mengalami kelemahan otot, terapi fisik bisa membantu meningkatkan gerakan pada bagian tubuh. Pasien mungkin juga membutuhkan gips atau penyangga tangan dan kaki, tongkat, alat bantu jalan, atau kursi roda.
  • Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Elektroda ditempatkan pada kulit menghasilkan arus listrik pada frekuensi yang bervariasi. TENS diterapkan selama 30 menit setiap hari selama satu bulan.
  • Pertukaran plasma dan globulin imun intravena. Kedua prosedur membantu menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh, yang bermanfaat kondisi peradangan tertentu.

3. Operasi 

Jika mengalami neuropati akibat tekanan pada saraf, seperti tekanan dari tumor, pasien mungkin memerlukan prosedur operasi untuk mengurangi tekanan pada saraf.

Komplikasi Neuropati

Mengingat gejala neuropati tergantung pada saraf yang terkena, seperti motorik, sensorik, dan otonom. Kerusakan saraf otonom dapat memengaruhi fungsi tubuh atau tekanan darah, atau gejala gastrointestinal.

Kerusakan saraf sensorik dapat mengganggu sensasi dan keseimbangan, sedangkan kerusakan saraf motorik memengaruhi gerakan dan refleks. Ketika saraf sensorik dan motorik mengalami kerusakan, kondisi ini dikenal sebagai sensorimotor polyneuropathy.

Jika kerusakan saraf berlanjut, kemungkinan komplikasi dapat terjadi, termasuk:

  • Cedera atau luka karena kehilangan sensasi.
  • Neuropati kardiovaskular otonom yang memengaruhi peredaran darah dan detak jantung.
  • Gangren dan amputasi dari luka yang terinfeksi terkait kerusakan saraf.
  • Masalah pencernaan karena kerusakan saraf otonomi pada neuropati.
  • Charcot neuropathic osteoarthropathy yang menyebabkan kelainan bentuk sendi dan tulang di kaki.

Pencegahan Neuropati

Meskipun penyakit bawaan tertentu berisiko terkena neuropati otonom tidak dapat dicegah, namun ada beberapa langkah yang dapat memperlambat timbulnya atau berkembangnya gejala dengan menjaga kesehatan dan mengelola kondisi medis.

Berikut beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk mengendalikan penyakit:

  • Mengontrol gula darah jika menderita diabetes.
  • Hindari alkohol.
  • Mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Mendapatkan perawatan yang tepat jika memiliki penyakit autoimun.
  • Melakukan langkah-langkah untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi.

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Neuropathy. https://www.livestrong.org/we-can-help/finishing-treatment/neuropathy. (Diakses pada 2 Juli 2020)
  2. Anonim. 2018. Neuropathy. https://www.healthdirect.gov.au/neuropathy. (Diakses pada 2 Juli 2020)
  3. Anonim. Tanpa Tahun. Neuropathy. https://neuropathyok.com/neuropathy/. (Diakses pada 2 Juli 2020)
  4. Anonim. 2019. Neuropathy (Peripheral Neuropathy). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14737-neuropathy. (Diakses pada 2 Juli 2020)
  5. Mayo Clinic Staff. 2019. Peripheral neuropathy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peripheral-neuropathy/diagnosis-treatment/drc-20352067. (Diakses pada 2 Juli 2020)
  6. Salomon, Sheryl H. 2018. 6 Potential Complications of Neuropathy and How to Help Treat Them. https://www.everydayhealth.com/neuropathy/complications-how-treated/. (Diakses pada 2 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi