Terbit: 28 July 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Muntah berak atau sering disebut muntaber adalah salah satu penyakit yang biasanya muncul dikarenakan oleh peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan. Gangguan pada saluran pencernaan ini bisa dialami siapa saja. Anda harus waspada apabila muntaber terjadi pada anak-anak dan lansia. Kedua golongan ini sangat rentan mengalami kehilangan banyak cairan dalam waktu yang sangat cepat.

Muntaber: Penyebab, Gejala, Obat, Penanganan, dll

Penyebab Muntaber

Peradangan usus yang memunculkan kondisi muntaber bisa disebabkan oleh bakteri, virus, parasit (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman hingga kurangnya asupan gizi yang baik. Selain itu, gangguan pada sistem pencernaan ini juga dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih.

Perlu diketahui, sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Bahkan, hujan yang terus menerus mengguyur hingga menimbulkan banjir adalah kondisi yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah muntaber.

Selain beberapa hal di atas, penyebab muntaber lainnya adalah:

  • Kehamilan trimester awal.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu (contoh: antibiotik)
  • Terpapar racun kimia.
  • Stres emosional.
  • Penyakit kantong empedu.
  • Mengonsumsi terlalu banyak makanan (yang berlemak) dan minum alkohol
  • Motion sickness / mabuk perjalanan.
  • Sindrom muntah siklik
  • Gastroenteritis.
  • Alergi makanan.
  • Intoleransi makanan.
  • Anestesi umum.
  • Penyumbatan usus.
  • Kemoterapi.

Hal penting lainnya yang harus dipahami adalah penyebab muntaber setiap orang berbeda-beda terkait dengan usia. Pada orang dewasa dan anak-anak, muntaber biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan keracunan makanan, mabuk perjalanan, atau menderita demam tinggi.

Beberapa kondisi serius yang menjadi penyebab muntaber di antaranya:

  • Sindrom iritasi usus.
  • Kanker usus besar.
  • Kanker pankreas.
  • Penyumbatan usus.
  • Radang usus buntu.
  • Pembedahan yang dilakukan pada organ dalam perut.
  • Perlukaan pada dinding dalam lambung yang disebabkan oleh parasit.

Gejala Muntaber

Waktu terjadinya muntaber dapat mengindikasikan penyebabnya. Ketika muncul segera setelah makan, mual atau muntah dapat disebabkan oleh keracunan makanan, alergi pada makanan, dan intoleransi pada makanan.

Muntaber 1 hingga 8 jam setelah makan dapat mengindikasikan keracunan makanan. Namun, bakteri bawaan makanan tertentu, seperti Salmonella bisa memakan waktu lebih lama untuk menghasilkan gejala.

Gejala muntaber yang umumnya terjadi adalah diare (buang air besar lebih sering dari biasanya dan ditandai dengan kondisi feses yang lebih encer dari biasanya), mual, muntah berulang kali, dan nyeri perut. Gejala lain dari muntaber yang mungkin bisa dirasakan adalah kram di perut, demam, hilangnya nafsu makan, dan dehidrasi.

Selain diare dan muntah yang umum terjadi, ciri ciri muntaber lainnya adalah:

  • Munculnya darah di kotoran.
  • Lemas.
  • Sakit kepala.

Pada dasarnya, muntaber sendiri dapat bertahan kurang dari seminggu. Akan tetapi, muntaber kadang-kadang bisa berlangsung beberapa minggu atau lebih lama tergantung pada penyebabnya.

Namun jika gejala dan kondisi kesehatan semakin memburuk, Anda disarankan untuk menemui dokter dan mendiskusikan masalah ini untuk mendapatkan serangkaian pemeriksaan lanjutan dan mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang dialami.

Obat Muntaber Medis dan Alami

Perawatan muntaber tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Terdapat beberapa obat yang digunakan. Pada kasus yang parah, Anda mungkin perlu cairan tambahan melalui infus (intravena).

Berikut adalah pengobatan muntaber, di antaranya:

1. Rehidrasi

Cara mengatasi muntaber yang dapat dilakukan dengan mudah adalah terapi rehidrasi dengan cara mengonsumsi banyak cairan terutama air putih. Rehidrasi yaitu mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Mencegah dehidrasi adalah hal yang paling penting dalam mengobati muntaber.

Meski begitu, Anda sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya setelah dua atau tiga hari mengalami muntaber. Oleh karenanya, Anda disarankan untuk memperbanyak makan makanan yang tidak iritatif seperti sup atau bubur ayam.

2. Oralit

Sementara untuk balita dan anak-anak, pemakaian oralit mungkin bisa langsung diberikan untuk menggantikan cairan yang hilang. Kenapa harus oralit? Karena air biasa tidak memiliki kandungan garam dan nutrisi yang cukup untuk menggantikan cairan yang hilang. Sementara itu, minuman ringan biasanya kaya akan gula dan kemungkinan dapat mengiritasi perut anak-anak. Oralit pun dapat diberikan pada orang dewasa.

3. Antibiotik

Jika diperlukan, dokter biasanya akan meresepkan antibiotika jenis metronidazol yang dikombinasikan dengan sulfametoksazol dan trimetoprim. Golongan metronidazole yang bisa dipakai antara lain flagyl, trogyl, atau lainnya—yang terpenting adalah kandungan metronidazolenya.

Sedangkan untuk obat muntaber golongan sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa dipakai sanprima atau yang lainnya.

4. Obat antidiare

Obat diare lainnya yang bisa digunakan adalah probiotik. Probiotik bisa digunakan untuk mengobati diare dengan cara melawan bakteri jahat penyebab diare. Probiotik berfungsi menyeimbangkan jumlah bakteri baik yang ada di dalam usus agar sistem pencernaan berjalan lancar.

Guna mengatasi diare yang disebabkan oleh Salmonella dan infeksi bakteri E. Coli, suplemen probiotik sering digunakan. Setiap obat memiliki jenis probiotik yang berbeda, sebelum membelinya konsultasikan dengan dokter.

Sementara itu bagi Anda yang memiliki sistem kekebalan yang lemah perlu hati-hati sebelum mengonsumsi probiotik.

Penanganan Muntaber Selain dengan Obat Muntaber

Perlu diingat bahwa muntaber adalah penyakit yang dapat menular. Salah satu usaha untuk mencegah faktor penularan penyakit tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, jangan lupa cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan, sehabis dari toilet, atau melakukan aktivitas lain di luar ruangan.

Berikut ini langkah-langkah untuk mengurangi perasaan mual dan perut yang tidak nyaman yang sering menyertai muntaber:

  1. Minum air mineral 30 menit setelah mengalami muntah. Contoh cairan yang mungkin bisa diminum termasuk air putih atau teh.
  2. Hindari minuman beralkohol dan bersoda usai muntah, karena hanya akan memperburuk mual serta diare dan akan menyebabkan dehidrasi lebih lanjut.
  3. Menggunakan aromaterapi atau mencium aroma tertentu, dapat mengurangi timbulnya mual. Aroma yang bisa dicoba seperti termasuk lavender, chamomile, minyak lemon, pepermin, mawar, dan cengkeh.
  4. Hindari makanan padat sampai periode kondisi ini berlalu. Jika muntah dan diare bertahan lebih dari 24 jam, larutan rehidrasi oral seperti Pedialyte harus digunakan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi.
  5. Ibu hamil dapat makan biskuit dan cracker atau makan makanan ringan berprotein tinggi sebelum tidur (daging tanpa lemak atau keju).
  6. Istirahat dalam posisi duduk atau berbaring. Posisi tubuh yang tidak tepat dapat memperburuk mual dan dapat menyebabkan muntah.
  7. Konsumsi air jahe. Jahe mengandung bahan kandungan aktif yang mampu meredakan infeksi di usus dan melindunginya dari bakteri.
  8. Kayu manis dan madu. Kombinasi antara kayu manis dan madu dipercaya dapat mengobati muntaber dengan efektif. Kedua bahan alami ini bermanfaat untuk mengatasi peradangan dan menambah kekebalan tubuh. Seduh kayu manis dengan air panas, setelah itu campurkan madu secukupnya setelah airnya mendingin.

 

  1. Anonim. 2019. Nausea & Vomiting. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/8106-nausea–vomiting. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2019).
  2. Anonim. 2019. Diarrhoea and vomiting (gastroenteritis). https://www.webcitation.org/71pQgNAJi. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2019).
  3. Khatri, Minesh. 2018. Nausea and Vomiting. https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-nausea-vomiting#1. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2019).
  4. Mayo Clinic Staff. 2020. Nausea and vomiting. https://www.mayoclinic.org/symptoms/nausea/basics/definition/sym-20050736. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2019).
  5. Vomiting in adults. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-adults. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi