Terbit: 19 March 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Sindrom nefrotik terjadi ketika kerusakan pada ginjal menyebabkan organ ini melepaskan terlalu banyak protein ke dalam urine. Tingginya kadar protein dalam urine terjadi akibat kebocoran pada ginjal yang berfungsi menyaring darah. Simak penjelasan selengkapnya mengenai sindrom yang mengganggu fungsi ginjal di bawah ini.

Sindrom Nefrotik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Sindrom Nefrotik?

Perlu diketahui bahwa sindrom nefrotik bukanlah penyakit, ini adalah sekelompok gejala yang dapat muncul jika ginjal tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada klaster pembuluh darah kecil di ginjal yang menyaring limbah dan kelebihan air dari darah.

Kondisi ini menyebabkan pembengkakan terutama di kaki dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya. Perawatan untuk sindrom nefrotik termasuk mengobati kondisi yang menyebabkannya dan mengonsumsi obat tertentu. Penting untuk diketahui, kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan pembekuan darah.

Gejala Sindrom Nefrotik

Gejala sindrom nefrotik yang utama adalah penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema. Edema terjadi akibat rendahnya protein dalam darah, sehingga menyebabkan cairan dari dalam pembuluh darah bocor keluar dan menumpuk di jaringan tubuh.

Jika sindrom nefrotik terjadi pada anak-anak, gejala yang mudah dikenali adalah pembengkakan pada wajah. Sementara pada orang dewasa, nefrotik sindrom dapat terlihat dari pembengkakan di tumit yang diikuti pembengkakan di paha dan betis.

Gejala lainnya yang dapat muncul antara lain:

  • Diare
  • Mual
  • Munculnya tekanan darah tinggi
  • Menurunnya nafsu makan dibarengi dengan letih dan lesu
  • Penambahan berat badan karena retensi cairan
  • Urine berbusa yang disebabkan oleh protein di dalam urine

Selain beberapa gejala utama seperti di atas, tanda lain yang bisa dikenali dari sindrom nefrotik adalah:

  • Kadar albumin dalam darah rendah atau disebut hipoalbuminemia
  • Kadar lemak dan kolesterol dalam darah Anda tinggi atau disebut hiperlipidemia

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala yang telah disebutkan di atas dan itu membuat Anda khawatir.

Penyebab Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik adalah kondisi yang biasanya disebabkan oleh kerusakan pada klaster pembuluh darah kecil (glomerulus) di ginjal. Glomerulus memiliki fungsi untuk menyaring darah saat melewati ginjal, memisahkan hal-hal yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan tubuh.

Perlu diketahui juga bahwa sindrom ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Berikut ini adalah berbagai penyebab yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik, antara lain:

  • Nefropati Diabetik

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan ginjal (nefropati diabetik) yang memengaruhi glomerulus.

  • Penyakit Perubahan Minimal pada Ginjal

Minimal change disease atau penyakit perubahan minimal adalah penyebab paling umum dari
sindrom nefrotik.

  • Focal Segmental Glomerulosclerosis

Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit lainnya seperti cacat genetik dan obat-obatan tertentu. Bahkan, kondisi ini dapat terjadi tanpa penyebab yang diketahui.

  • Membranous Nephropathy

Gangguan ginjal ini adalah hasil dari penebalan selaput di dalam glomerulus. Penebalan ini disebabkan oleh endapan yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini dapat dikaitkan dengan kondisi medis lainnya seperti lupus, hepatitis B, malaria, kanker, atau dapat terjadi tanpa penyebab yang diketahui.

  • Systemic Lupus Erythematosus

Penyakit radang kronis ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius.

  • Amiloidosis

Gangguan ini terjadi ketika protein amiloid menumpuk di organ. Penumpukan amiloid sering kali merusak sistem penyaringan ginjal.

Faktor Risiko

Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko sindrom nefrotik adalah:

  • Kondisi medis yang dapat merusak ginjal. Penyakit dan kondisi tertentu yang meningkatkan risiko terkena kondisi ini seperti diabetes, lupus, amiloidosis, refluks nefropati, dan penyakit ginjal lainnya.
  • Obat-obatan tertentu. Obat yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik termasuk obat antiinflamasi nonsteroid dan obat yang digunakan untuk melawan infeksi.
  • Infeksi tertentu. Infeksi yang meningkatkan risiko sindrom nefrotik termasuk HIV, hepatitis B, hepatitis C dan malaria.

Diagnosis Sindrom Nefrotik

Diagnosis yang umum dilakukan oleh dokter adalah dengan menyelidiki riwayat medis, gejala, obat yang digunakan, dan apakah Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Selain itu, beberapa tes lain yang mungkin dilakukan adalah:

  • Tes Urine

Tes ini dapat mengungkapkan kelainan pada urine, seperti protein dalam jumlah besar. Anda mungkin diminta untuk mengambil sampel urine selama 24 jam.

  • Tes Darah

Tes darah dapat menunjukkan kadar protein albumin secara keseluruhan. Kehilangan albumin sering dikaitkan dengan peningkatan kolesterol dan trigliserida darah. Kadar kreatinin dan urea nitrogen dalam darah Anda juga dapat diukur untuk menilai fungsi ginjal secara keseluruhan.

  • Biopsi Ginjal

Selama biopsi ginjal, jarum dimasukkan melalui kulit dan masuk ke ginjal. Jaringan ginjal dikumpulkan dan diperiksa di laboratorium untuk dilakukan pengujian.

Pengobatan Nefrotik Sindrom

Perawatan untuk kondisi ini bisa melibatkan perawatan terkait kondisi medis yang mungkin menyebabkan sindrom ini. Selain itu, dokter juga mungkin merekomendasikan obat-obatan dan perubahan diet untuk membantu mengendalikan tanda dan gejala.

Berikut ini adalah beberapa obat-obatan yang mungkin disarankan, di antaranya:

  • Obat Tekanan Darah

Obat yang disebut inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE) dapat mengurangi tekanan darah dan jumlah protein yang dilepaskan dalam urine. Obat-obatan dalam kategori ini termasuk lisinopril, benazepril, captopril, dan enalapril.

Kelompok obat lain yang bekerja serupa disebut angiotensin II receptor blockers (ARBs) termasuk losartan dan valsartan. Obat lain, seperti inhibitor renin juga dapat digunakan, meskipun ACE inhibitor dan ARB umumnya digunakan terlebih dahulu.

  • Diuretik

Obat ini membantu mengendalikan pembengkakan dengan meningkatkan cairan yang keluar dari ginjal. Obat-obat diuretik biasanya termasuk furosemide. Obat lainnya termasuk spironolactone, thiazides, hydrochlorothiazide, atau metolazone.

  • Obat Penurun Kolesterol

Meski statin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, namun tidak jelas apakah obat ini efektif untuk menjaga kondisi kesehatan seseorang dengan sindrom nefrotik, seperti menghindari serangan jantung atau mengurangi risiko kematian dini. Berbagai obat statin antara lain: atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, dan simvastatin.

  • Pengencer Darah (Antikoagulan)

Obat ini mungkin diresepkan untuk mengurangi kemampuan pembekuan darah, terutama jika Anda memiliki bekuan darah. Antikoagulan termasuk heparin, warfarin, dabigatran, apixaban, dan rivaroxaban.

  • Obat Penekan Sistem Kekebalan Tubuh

Obat-obatan untuk mengendalikan sistem kekebalan tubuh seperti kortikosteroid dapat mengurangi peradangan yang menyertai beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik. Obat-obatan itu termasuk rituximab, cyclosporine, dan cyclophosphamide.

Komplikasi Sindrom Nefrotik

Tanpa pengobatan, kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lain, di antaranya:

  • Gumpalan darah. Ini mungkin terbentuk karena Anda kehilangan terlalu banyak protein dari darah, sehingga memengaruhi kemampuan tubuh untuk mencegah pembekuan darah.
  • Kolesterol dan trigliserida tinggi.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Jika ginjal yang rusak tidak dapat lagi mengeluarkan produk limbah dari aliran darah, hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal.
  • Infeksi seperti pneumonia dan meningitis karena tubuh kehilangan protein penangkal infeksi yang disebut imunoglobulin.

Pencegahan Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik adalah kondisi yang tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengambil tindakan untuk menghindari kerusakan glomerulus Anda. Beberapa tindakan yang dapat diambil, antara lain:

  • Menjaga kesehatan jika Anda memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes.
  • Rutin mendapatkan vaksin terutama jika Anda bekerja di sekitar orang menderita hepatitis atau penyakit lain.
  • Jika dokter meresepkan antibiotik, gunakan sesuai petunjuk dan selesaikan setiap resep, bahkan jika Anda mulai merasa lebih baik

Selain itu, cara untuk mencegah sindrom nefrotik adalah dengan mengendalikan penyakit yang menyebabkannya. Jika Anda memiliki penyakit yang dapat merusak ginjal, konsultasi dengan dokter untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Penting untuk diperhatikan, jika Anda menggunakan obat resep, minum semua dosis persis seperti yang dianjurkan oleh dokter.

 

  1. Nephrotic syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nephrotic-syndrome/symptoms-causes/syc-20375608. (Diakses pada 19 Maret 2020).
  2. What Is Nephrotic Syndrome?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-nephrotic-syndrome#1. (Diakses pada 19 Maret 2020).
  3. Seladi-Schulman, Jill. 2019. Everything You Need to Know About Nephrotic Syndrome. https://www.healthline.com/health/nephrotic-syndrome. (Diakses pada 19 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi