Terbit: 2 January 2023
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Mendengkur adalah kondisi ketika seseorang mengeluarkan suara keras saat tidur. Umumnya kondisi ini tidak berbahaya, tetapi pada beberapa kasus bisa menandakan kondisi kesehatan yang serius. Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengatasinya dalam ulasan berikut ini.

Mendengkur: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Mendengkur?

Mendengkur atau yang biasa dikenal sebagai ngorok adalah kondisi saat seseorang mengeluarkan suara keras ketika tidur.

Ketika Anda ngorok, suara kasar atau keras keluar melalui jaringan di tenggorokan. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan jaringan di dalamnya bergetar saat Anda bernapas.

Meski bisa menimpa siapa saja, tidur ngorok lebih rentan menimpa pria berusia lebih dari 50 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Pada umumnya, kebiasaan mendengkur memang tidak berbahaya dan merupakan kondisi yang normal terjadi. Namun, pada beberapa kasus, kebiasaan ini bisa menandakan adanya gangguan tidur, misalnya sleep apnea.

Gejala Mendengkur

Meski merupakan hal yang normal terjadi, tidur mendengkur bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Oleh karena itu, Anda sebaiknya mengetahui gejala yang berbahaya dan tidak.

Bila kebiasaan ngorok Anda bukanlah kondisi medis yang serius, biasanya Anda hanya akan mengeluarkan suara keras ketika tidur, tidak disertai gejala lain.

Namun, sebagian orang yang mengalaminya juga mungkin akan mengalami tenggorokan kering dan sakit saat bangun di pagi hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Kebiasaan mendengkur akibat adanya masalah kesehatan biasanya dibarengi dengan berbagai gejala lain, seperti:

  • Terengah-engah atau tersedak saat tidur.
  • Nyeri dada di malam hari.
  • Dengkuran terlalu keras sehingga mengganggu pasangan Anda.
  • Gelisah.
  • Sakit tenggorokan saat bangun.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Sakit kepala saat bangun di pagi hari.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Ada jeda ketika bernapas saat tidur.

Beberapa gejala di atas menandakan gangguan tidur sleep apnea. Oleh karena itu, periksakan kondisi Anda ke dokter segera saat mengalaminya.

Baca JugaRagam Posisi Tidur yang Baik, Kurangi Dengkuran hingga Heartburn

Penyebab Mendengkur

Kebiasaan ngorok bisa terjadi karena beberapa kondisi, antara lain:

  • Penyempitan saluran pernapasan: Melemahnya otot tenggorokan bisa menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan. Akibatnya keluar getaran yang menghasilkan ‘suara ngorok’.
  • Anatomi mulut: Jika memiliki langit-langit lunak, rendah, dan tebal, jalan napas Anda menjadi lebih sempit.
  • Masalah hidung: Saat hidung tersumbat, Anda lebih mungkin mengalami masalah mendengkur ketika tidur. 
  • Kurang tidur: Kondisi ini dapat mengakibatkan relaksasi tenggorokan lebih lanjut.
  • Posisi tidur: Tidur dengan posisi telentang lebih mungkin menyebabkan Anda mendengkur keras karena efek gravitasi akan mempersempit jalan napas.

Faktor Risiko

Tidur mendengkur lebih berisiko pada beberapa orang yang memiliki beberapa kondisi berikut:

  • Pria.
  • Berusia lanjut.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Perokok.
  • Kecanduan minuman beralkohol.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
  • Masalah kesehatan, misalnya hidung tersumbat karena alergi atau flu.
  • Wanita hamil. Ini terjadi karena adanya perubahan hormon dan bertambahnya berat badan.

Diagnosis Mendengkur

Guna memastikan penyebab mendengkur yang dialami oleh pasien, dokter akan melakukan serangkaian prosedur diagnosis, di antaranya:

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terhadap pasien sehubungan dengan keluhan yang dialami, seperti:

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Bagaimana pola tidur selama ini?
  • Apakah kebersihan kamar tidur terjaga dengan baik?
  • Apakah sering terbangun saat tidur di malam hari? Jika ya, seberapa sering?
  • Apakah sering mengantuk pada siang hari?
  • Apakah rutin tidur siang? Jika ya, berapa lama durasinya?

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melanjutkan ke tahap pemeriksaan selanjutnya, yakni pemeriksaan fisik pasien.

Pada tahap ini, dokter akan mengukur indeks massa tubuh untuk melihat apakah berat badan tubuh pasien ideal atau berlebihan.

Sebagaimana diketahui, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko seseorang mendengkur saat tertidur.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menganalisis sejauh mana ngorok yang dialami mengganggu kualitas tidur secara keseluruhan. Pemeriksaan ini juga akan memastikan penyakit yang menjadi pemicunya.

Adapun serangkaian pemeriksaan penunjang yang dilakukan, di antaranya:

  • Polisomnografi: Tes ini umum dilakukan pada pasien dengan masalah tidur mendengkur. Prosedur dilaksanakan dengan cara memasangkan alat sensor ke tubuh pasien. Nantinya, alat ini akan bertugas merekam detak jantung, gelombang otak, dan gerak bola mata pasien saat tertidur.
  • Pemindaian: Tes ini dilakukan untuk mengetahui adanya masalah seperti sumbatan, pembengkakan, dan tumor pada area leher dan kepala. Pemindaian bisa dilakukan dengan CT scan (computerized tomography scan) atau MRI (magnetic resonance imaging).

Baca Juga: Mengenal Polisomnografi, Prosedur untuk Mendiagnosis Gangguan Tidur

Cara Mengobati Mendengkur

Pada dasarnya, pengobatan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Terlepas dari hal itu, kebiasaan tidur ngorok secara umum bisa menurunkan kualitas tidur serta mengganggu orang-orang di sekitar Anda.

Berikut ini adalah berbagai cara menghilangkan mendengkur, di antaranya:

1. Memperbaiki Pola Hidup

Pola hidup yang lebih sehat bisa menjadi ‘obat’ mendengkur yang cukup ampuh. Hindarilah kebiasaan konsumsi alkohol sebelum tidur dan tidur dalam posisi telentang.

Selain itu, dapatkan berat badan ideal. Pasalnya, berat badan berlebih menyebabkan saluran pernapasan terhalang akibat tumpukan jaringan lemak di area leher.

Dengan menghilangkan lemak di area tersebut, saluran pernapasan akan kembali terbuka lebar sehingga alur napas menjadi lancar dan tidak menimbulkan getaran yang berujung pada keluarnya suara khas ngorok.

2. Obat-obatan

Pengobatan mendengkur akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai contoh, penyebab ngorok adalah hidung tersumbat, maka obat-obatan flu dan alergi bisa membantu.

3. Tindakan Medis

Kondisi mendengkur yang diakibatkan oleh penyakit tertentu seperti pembengkakan amandel membutuhkan tindakan operasi. Umumnya, operasi yang dilakukan seperti:

  • Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP): Tindakan operasi yang bertujuan untuk mengencangkan langit-langit mulut dan juga tenggorokan. Operasi ini diterapkan apabila mendengkur disebabkan oleh sleep apnea.
  • Tonsilektomi: Operasi ini dilakukan apabila mendengkur disebabkan oleh gangguan pada amandel (tonsil).
  • Somnoplasty: Tindakan operasi menggunakan gelombang radio untuk mengurangi jaringan pada langit-langit mulut yang berlebihan.
  • Laser-assisted uvula palatoplasty (LAUP): Tindakan operasi dengan memanfaatkan sinar laser untuk membuka saluran pernapasan yang menyempit.

Baca JugaSleep Hygiene, Metode untuk Ciptakan Kebiasaan Tidur yang Sehat

Komplikasi Mendengkur

Jika kebiasaan mendengkur Anda berhubungan dengan sleep apnea, ada sejumlah komplikasi yang harus diwaspadai, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi yang bisa berujung pada penyakit jantung dan stroke.
  • Kurang istirahat sehingga menyebabkan rasa kantuk di siang hari.
  • Berisiko mengalami kecelakaan karena kurang tidur.
  • Sering frustrasi atau marah.
  • Kesulitan untuk berkonsentrasi.
  • Masalah perilaku atau masalah belajar pada anak.

Itu dia penjelasan seputar tidur mendengkur, mulai dari gejala hingga pengobatannya. Bila punya kebiasaan mendengkur yang tidak biasa, segera periksakan kondisi ke dokter.

 

  1. Anonim. 2020. Snoring. https://www.nhs.uk/conditions/snoring/. (Diakses pada 2 Januari 2023).
  2. Anonim. 2021. Snoring. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15580-snoring. (Diakses pada 2 Januari 2023).
  3. Anonim. 2017. Snoring. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/snoring/symptoms-causes/syc-20377694. (Diakses pada 2 Januari 2023).
  4. Kaur, Simranjeet, dkk. 2015. Snoring: An Annoyance or a Serious Health Problem (Obstructive Sleep Apnea)? https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4389504/. (Diakses pada 2 Januari 2023).
  5. Kotecha B. & Shneerson JM. 2003. Treatment Options for Snoring and Sleep Apnoea. https://ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC539538/. (Diakses pada 2 Januari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi