Terbit: 1 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Anda mungkin sudah akrab dengan fenomena latah. Ini terjadi ketika seseorang merespons berlebihan ketika dikagetkan. Kenali lebih jauh seputar gangguan ini, mulai dari gejala hingga penanganannya dalam ulasan di bawah ini!

Latah: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa itu Latah?

Latah adalah reaksi berlebihan seseorang saat merasa kaget, misalnya mendengar suara keras. Fenomena ini juga dikenal sebagai Jumping Frenchmen of Maine.

Latah bisa terjadi pada siapa saja, baik itu anak-anak maupun dewasa. Gejalanya pun bervariasi, bisa berupa pengucapan kata berulang, meniru gerakan orang lain, dan sebagainya.

Reaksi ini akan menyebabkan seseorang kesulitan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan isi pikirannya.

Gejala Latah

Latah bisa muncul ketika seseorang sedang terkejut. Hal ini biasanya tidak disadari oleh orang tersebut.

Setiap orang latah punya respons yang berbeda-beda dalam bereaksi terhadap stimulus yang mengagetkan, di antaranya:

  • Automatic obedience: Melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti jongkok atau loncat, dia akan melakukan perintah itu seketika.
  • Koprolalia: Mengucapkan kata-kata tertentu berulang-ulang. Biasanya kata-kata yang diucapkan jorok atau vulgar.
  • Ekopraksia: Meniru gerakan orang lain.
  • Ekolalia: Mengulangi perkataan orang lain.

Diagnosis Latah

Pada mulanya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien sebelum memberikan diagnosis. Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan, termasuk pemeriksaan saraf.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, seperti:

  • Tes kemampuan berbicara dan berbahasa.
  • Elektroensefalografi (EEG) untuk mendeteksi aktivitas listrik di otak. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk memeriksa epilepsi.
  • CT scan atau MRI untuk mendeteksi adanya tumor, cedera, atau gangguan otak lain.

Baca JugaArt Therapy, Pengobatan yang Menggunakan Seni untuk Gangguan Mental

Penyebab Latah

Latah sering kali dikaitkan dengan gangguan perilaku. Kondisi ini merupakan suatu respons terhadap sesuatu. Namun sayangnya, penyebab latah belum diketahui secara pasti.

Para ahli menduga jika latah disebabkan oleh penyakit atau kondisi tertentu. Berikut ini penjelasannya:

Latah pada Anak-anak

Pada anak-anak, latah bisa terjadi oleh gangguan spektrum autisme, misalnya pada anak dengan sindrom Asperger.

Sementara itu, ekolalia pada anak bisa menandakan kondisi autisme, cacat perkembangan, atau cacat komunikasi.

Latah pada Orang Dewasa

Berbagai kondisi yang kemungkinan menyebabkan latah, antara lain:

  • Gangguan bahasa (afasia).
  • Cedera atau trauma kepala.
  • Gangguan neurodegeneratif.
  • Kehilangan memori (demensia).
  • Kebingungan (delirium).
  • Penyakit Parkinson.
  • Radang otak (ensefalitis).
  • Epilepsi.
  • Stroke.
  • Stres berat.
  • Gangguan mental, seperti skizofrenia.

Pengobatan Latah

Dokter umumnya akan menyarankan dua metode untuk mengobati latah: terapi wicara dan penggunaan obat-obatan.

Terapi Wicara

Bagi orang yang mengalami ekolalia, terapi wicara dapat membantu melatih kemampuannya untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran. Ahli yang terlibat untuk menangani masalah ini, yaitu:

  • Terapis wicara.
  • Ahli patologi wicara-bahasa.
  • Spesialis perkembangan saraf.
  • Psikolog atau psikiater.

Pada prosesnya, dokter akan memberikan pertanyaan untuk dijawab pasien dalam waktu yang sudah ditentukan.

Obat-obatan

Salah satu penyebab latah adalah stres berlebih dan gangguan kecemasan. Pada kasus ini, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan khusus untuk menangani masalah yang mendasari kondisi latah.

Obat-obatan yang digunakan, seperti anticemas, antidepresan, atau antiepilepsi. Pemberian obat harus sesuai dengan anjuran dan saran dokter. Begitu juga dengan aturan penggunaannya.

Baca Juga8 Jenis Gangguan Tidur yang Umum Terjadi tapi Berbahaya

Komplikasi Latah

Kebanyakan orang menganggap latah sebagai hal yang biasa sehingga pengobatan sering kali tidak diberikan. Padahal, bila tidak diobati, latah bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Pada akhirnya, hal ini bisa berimbas pada masalah depresi dan stres. Penderita menjadi rentan mengalami masalah psikologis karena sering mengalami perundungan.

Pencegahan Latah

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kejadian latah, di antaranya:

  • Pada anak dengan ekokalia, orang tua sebaiknya mendorong segala bentuk komunikasi verbal anak, misalnya mengajarkan kata atau frasa baru.
  • Cegah stroke dengan menjaga kadar gula dan tekanan darah tetap stabil.
  • Lindungi kepala dari cedera.
  • Terapkan pola hidup sehat.
  • Rutin kontrol ke dokter jika memiliki riwayat kesehatan tertentu, misalnya epilepsi atau skizofrenia.

Itulah penjelasan seputar latah, mulai dari gejala hingga pencegahan yang bisa dilakukan. Jika mengalami gejala, segera periksakan kondisi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. Jumping Frenchmen of Maine. https://rarediseases.org/rare-diseases/jumping-frenchmen-of-maine/. (Diakses pada 31 Oktober 2022).
  2. Anonim. 2021. What Is Echolalia? https://www.webmd.com/parenting/what-is-echolalia. (Diakses pada 31 Oktober 2022).
  3. Drake, Kimberly. 2021. Echopraxia in Schizophrenia, Autism, and Tourette Syndrome. https://psychcentral.com/health/echopraxia. (Diakses pada 31 Oktober 2022).
  4. Lim, Thien Thien, dkk. 2022. A South East Asian perspective of neuropsychiatric startle syndromes of latah. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35120841/. (Diakses pada 31 Oktober 2022).
  5. Sam. 2022. Automatic Obedience. https://psychologydictionary.org/automatic-obedience/. (Diakses pada 31 Oktober 2022).
  6. Stubblefield, Heaven. 2019. Echolalia. https://www.healthline.com/health/echolalia. (Diakses pada 31 Oktober 2022).
  7. Vain, Claire. 2021. What is Echolalia? https://cpdonline.co.uk/knowledge-base/mental-health/echolalia/. (Diakses pada 31 Oktober 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi