Terbit: 10 November 2017 | Diperbarui: 28 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Ketoasidosis alkoholik (AKA) adalah kondisi kegawatan medis yang berhubungan dengan alkohol. AKA sering dimulai dalam waktu 2-4 hari setelah seorang pecandu alkohol telah berhenti mengkonsumsi alkohol, cairan, dan makanan, sering kali karena gastritis atau pankreatitis. Tidak jarang, sindrom AKA dan sindrom putus obat alkohol (withdrawal syndrome) terlihat pada waktu yang sama. AKA ditandai dengan mual, muntah, sakit perut, dehidrasi, dan bau aseton pada nafas seseorang. Secara sederhana, ketoasidosis alkoholik terjadi ketika seorang alkoholisme kehabisan bahan bakar berupa karbohidrat dan air di dalam tubuhnya. Tubuh mulai memetabolisme (“membakar”) lemak dan protein (menggantikan karbohidrat) ke dalam bentuk benda keton untuk menghasilkan energi. Badan keton adalah asam yang menumpuk di dalam darah, sehingga meningkatkan keasaman dan menyebabkan pecandu alkohol akan lebih menderita, sehingga membentuk suatu lingkaran setan.

Kecanduan Alkohol/ Alkoholisme – Ketoasidosis Alkoholik

Gangguan penggunaan alkohol sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan lainnya seperti kecemasan, depresi, gangguan bipolar, dan psikosis. Penyakit kejiwaan ini, sering dikombinasikan dengan adanya suara-suara, menyebabkan bunuh diri dan usaha bunuh diri oleh orang-orang dengan ketergantungan alkohol. Seseorang yang telah mencoba bunuh diri atau diyakini berada dalam bahaya serius atau segera bunuh diri harus ditangani dengan cepat ke unit gawat darurat rumah sakit.

Bagaimana perawatan kesehatan profesional mendiagnosis alkoholisme?
Diagnosis gangguan penggunaan alkohol umumnya dibuat dengan meninjau perilaku seseorang kecuali bila orang tersebut memiliki gejala penarikan atau kerusakan organ yang jelas hasil dari konsumsi alkohol.

Gangguan penggunaan alkohol didefinisikan sebagai konsumsi alkohol ke titik di mana ia mengganggu kehidupan individu dari pekerjaan, sosial, atau sudut pandang kesehatan. Oleh karena itu perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu dengan gangguan ini dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini sering membuat diagnosis alkoholisme agak sulit.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi