Kanker serviks stadium 1 adalah tahapan paling awal dalam kanker serviks. Pada tahap ini, kanker hanya menyerang jaringan serviks dan belum menyebar ke jaringan lain dalam tubuh. Simak penjelasan mengenai gejala hingga pencegahannya dalam ulasan berikut ini.
Apa itu Kanker Serviks Stadium 1?
Kanker serviks adalah kanker yang memengaruhi serviks atau leher rahim. Serviks adalah bagian sempit di bawah rahim yang merupakan jalan masuk rahim. Sama seperti kanker pada umumnya, kanker serviks juga secara umum juga dibagi menjadi 4 tahapan dan stadium 1 adalah tahap awal.
Kanker serviks stadium 1 adalah kondisi di mana kanker telah menyebar dari lapisan serviks ke jaringan yang lebih dalam, tetapi masih di daerah rahim. Pada tahapan ini, kanker belum menyebar ke bagian tubuh lain.
Di Indonesia, kasus kanker serviks diperkirakan mencapai 15.000 per tahunnya. Angka kematiannya juga terbilang cukup tinggi.
Gejala Kanker Serviks Stadium 1
Pada stadium awal, seseorang dengan kanker serviks bisa saja tidak merasakan gejala apa pun. Hal itulah yang membuat kondisi ini lebih sulit untuk dikenali.
- Pendarahan di luar waktu menstruasi. Mengalami pendarahan di luar siklus haid merupakan kondisi yang tidak wajar. Hal ini bisa menjadi tanda masalah dalam area reproduksi, termasuk kanker serviks.
- Pendarahan dalam postmenopause. Seorang wanita yang sudah menopause seharusnya tidak mengalami pendarahan. Jika tiba-tiba mengalami menstruasi kembali maka ini adalah tanda adanya masalah dalam rahim.
- Sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seksual. Pertumbuhan tumor dalam mulut rahim membuat aktivitas seksual menjadi terasa menyakitkan.
- Keputihan berbau atau berdarah. Keputihan yang berair, berwarna merah muda, coklat, atau memiliki bau menyengat perlu diwaspadai.
- Nyeri panggul. Tumor yang berkembang pada mulut rahim dapat menyebabkan rasa nyeri pada panggul.
Kanker serviks stadium lebih lanjut mungkin akan menimbulkan gejala yang lebih parah dibandingkan kanker stadium awal.
Baca Juga: Mengenal Imunoterapi, Metode untuk Mengobati Berbagai Jenis Kanker
Penyebab Kanker Serviks Stadium 1
Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti, namun dipastikan terdapat peran human papillomavirus (HPV).
Pada dasarnya HPV adalah virus yang umum dan tidak semua orang yang memiliki HPV akan mengembangkan kanker serviks. Faktor lingkungan dan gaya hidup akan menentukan apakah kanker serviks akan berkembang atau tidak.
Kanker mulai berkembang ketika terjadi mutasi DNA sel-sel sehat pada serviks. Mutasi ini menyebabkan sel berkembang secara tidak terkendali dan sel-sel ini tidak mati. Padahal, sel seharusnya mati pada kurun waktu tertentu.
Perkembangan sel abnormal ini kemudian membentuk massa yang disebut dengan tumor. Sel kanker akan menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat menyebar serta menyerang jaringan lain dalam tubuh.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker serviks, di antaranya:
- Berganti-ganti pasangan seksual atau aktif secara seksual pada usia dini. Penyebaran virus HPV dapat terjadi lewat kontak dengan individu yang memiliki virus HPV. Wanita yang memiliki banyak partner seksual memiliki risiko yang tinggi untuk terkena virus HPV.
- Penggunaan pil KB. Konsumsi pil kontrasepsi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
- Merokok. Kebiasaan ini dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh sehingga sel menjadi mudah mutasi. Selain itu, merokok juga dapat meningkat kanker lainnya.
- Menderita penyakit menular seksual. Memiliki riwayat penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, atau sifilis dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
- Sistem imun lemah. Anda lebih mudah untuk terkena kondisi ini ketika sistem imun lemah akibat kondisi kesehatan tertentu.
Diagnosis Kanker Serviks Stadium 1
Selain melihat gejala, pemeriksaan skrining seperti pap smear dan pemeriksaan HPV dapat membantu mendeteksi kanker ataupun keberadaan sel prakanker.
Jika dokter mendeteksi adanya sel abnormal, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan lainnya.
Berikut adalah pemeriksaan yang dapat mendukung diagnosis yaitu:
- Biopsi. Dokter akan mengambil sampel jaringan serviks yang kemudian di tes di laboratorium untuk mematikan keberadaan sel kanker.
- Tes pencitraan. Tes seperti rontgen, CT scan, MRI, atau PET dapat membantu melihat apakah kanker sudah menyebar. Tes ini merupakan bagian dari tes untuk menentukan stadium kanker.
- Pemeriksaan visual kandung kemih dan dubur. Pemeriksaan ini juga dilakukan dalam tahapan menentukan stadium kanker. Dokter akan melihat kondisi kandung kemih dan dubur untuk memastikan apakah kanker telah menyebar ke area ini.
Tahapan Kanker Serviks Stadium 1
Kanker serviks stadium I dapat dikatakan sebagai tahapan kanker yang paling ringan. Stadium I ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Pengaturan pengelompokkan stadium kanker dilihat berdasarkan ukuran tumor dan penyebarannya.
Berikut adalah tahapan dalam kanker serviks stadium awal:
1. Stadium IA
Pada tahap IA, pertumbuhan kanker sangat kecil sehingga dibutuhkan mikroskop atau colposcopy untuk melihatnya. Kanker serviks stadium IA terbagi menjadi 2:
- Stadium IA1: tumor tumbuh kurang dari 3 mm ke dalam jaringan serviks dengan lebar kurang dari 7 mm.
- Stadium IA2: tumor tumbuh antara 3-5 mm ke dalam jaringan serviks, tapi lebarnya kurang dari 7 mm.
2. Stadium IB
Pada tahapan ini, kanker lebih besar namun tetap belum menyebar ke jaringan di luar serviks. Terkadang pada tahap ini kanker sudah dapat terlihat tanpa mikroskop. Stadium IB terbagi menjadi 3:
- Stadium IB1: tumor tumbuh 5 mm atau lebih ke dalam jaringan serviks dan lebarnya kurang dari 2 cm.
- Stadium IB2: tumor tumbuh 2 cm atau lebih ke dalam jaringan serviks dan lebarnya kurang dari 4 cm.
- Stadium IB3: tumor tumbuh hingga 4 cm ke dalam jaringan serviks dan lebarnya lebih dari 4 cm.
Baca Juga: 10 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Penderita Kanker Payudara
Pengobatan Kanker Serviks Stadium 1
Perawatannya ditentukan berdasarkan jenis dan stadium kanker. Pengobatan kanker serviks stadium 1 biasanya meliputi operasi atau dengan kombinasi kemoterapi dan radioterapi.
1. Operasi
Pembedahan dapat berupa pengangkatan serviks dan rahim atau disebut juga histerektomi. Beberapa kasus di mana kanker serviks masih sangat awal, pengangkatan sebagian leher rahim mungkin dapat dilakukan.
Apabila hanya sebagian leher rahim yang diangkat, Anda masih memiliki kemungkinan untuk hamil. Prosedur pengangkatan sebagian leher rahim disebut radical trachelectomy.
2. Kombinasi Kemoterapi dan Radioterapi
Kombinasi antara kemoterapi dan radioterapi disebut juga dengan kemoradioterapi. Umumnya kemoradioterapi diterapkan untuk mengatasi kanker serviks stadium IB.
Radioterapi eksternal dilakukan selama 5 hari dalam seminggu dan dilakukan selama 5 minggu. Anda akan menerima radioterapi internal di setiap akhir prosedur.
Selama menjalani radioterapi, Anda akan menjalani kemoterapi sekali seminggu atau 2-3 minggu sekali, bergantung pada jenis kemoterapi yang diterima.
Baca Juga: 10 Jenis Kanker yang Bisa Muncul Tanpa Gejala Awal, Jangan Diabaikan
Pencegahan Kanker Serviks
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker serviks, di antaranya:
1. Melakukan Vaksin HPV
Menerima vaksin HPV dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks dan kanker lain yang berkaitan dengan virus HPV. Jika belum pernah menerima vaksin HPV saat anak-anak atau remaja, maka vaksin ini dapat diberikan saat dewasa sesuai petunjuk dokter.
Berikut adalah rekomendasi pemberian vaksin HPV:
- Anak perempuan usia 10-12 tahun: dosis pemberian ulang 3 kali dalam waktu 6 bulan
- Bila vaksin HPV pertama kali diberikan sat usia 13 tahun: dosis pemberian ulang cukup 2 kali dalam waktu 1 tahun.
Vaksin HPV tidak mencegah kanker serviks 100 persen. Vaksin ini hanya mampu mengurangi risiko kanker serviks.
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan ingin mendapatkan vaksin HPV, bisa kunjungi apotek Farmaku. Untuk info lebih lanjut klik vaksin HPV Apotek Farmaku Kelapa Gading Square.
2. Melakukan Pap Smear Secara Rutin
Melakukan pap smear secara rutin merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah perkembangan kanker serviks. Semakin cepat pertumbuhan sel kanker diketahui, maka semakin mudah penanganannya.
Wanita usia 21-29 tahun direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan serip 3 tahun sekali. Saat wanita masuk usia 30-65 tahun maka disarankan untuk melakukan pap smear setiap 3-5 tahun.
3. Mempraktikan Seks Aman
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kanker serviks adalah menjalani aktivitas seksual yang aman. Oleh karena itu, hindari bergonta-ganti pasangan. Pastikan partner seksual Anda menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
4. Menghindari Asap Rokok
Merokok atau menjadi perokok pasif sama-sama memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker serviks dan kanker lainnya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk menjauh dari asap rokok.
Kanker serviks stadium awal sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Jangan lupa untuk selalu menjalani pola hidup sehat agar mengurangi risiko terkena penyakit ini.
- Anonim. 2017. Cegah Kanker Serviks, Kenali Lebih Dalam Pembunuh Nomer Satu Kaum Hawa. https://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17073100005. (Diakses 7 Februari 2023).
- Anonim. 2017. Cervical Cancer. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cervical-cancer/stages-types-grades/stage-1. (Diakses 7 Februari 2023).
- Anonim. 2019. Cervical Cancer: Stages. https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/stages. (Diakses 7 Februari 2023).
- Anonim. 2019. Cervical Cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-cancer/symptoms-causes/syc-20352501. (Diakses 7 Februari 2023).
- Anonim. 2021. What Everyone Should Know. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/public/index.html. (Diakses 7 Februari 2023).
- Anonim. 2022. Pap Smear. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pap-smear/about/pac-20394841. (Diakses 7 Februari 2023).
- Felhan, Adam. 2019. What you need to know about cervical cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/159821.php. (Diakses 7 Februari 2023).
- Shankar, Abhishek, et al. 2020. Sexual Dysfunction in Carcinoma Cervix: Assessment in Post Treated Cases by LENTSOMA Scale. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7332127/. (Diakses 7 Februari 2023).