Terbit: 5 August 2019 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pinggul adalah salah satu bagian tubuh paling penting, karena pinggul menopang sebagian berat tubuh. Masalah pada pinggul seperti hip dysplasia dapat mengganggu dan menyebabkan aktivitas seseorang terganggu. Kondisi ini umumnya muncul pada bayi, tapi terdapat juga beberapa orang yang baru menyadari kondisi ini setelah dewasa.

Hip Dysplasia: Penyebab, Diagnosis, Gejala, Pengobatan, dll

Apa Itu Hip Dysplasia?

Hip dysplasia adalah kondisi di mana soket pinggul yang menopang bola tulang paha terlalu dangkal sehingga soket pinggul tidak sepenuhnya memenuhi bola tulang paha. Bentuk sambungan sendi yang tidak normal ini membuat sendi lebih cepat aus sehingga membuat sendi lebih mudah terkilir.

Pinggul memiliki bentuk sendi ball-and-socket yang terbesar dalam tubuh. Ball atau bola pada tulang paha disebut dengan femoral head, sedangkan soketnya disebut dengan acetebulum. Apabila pinggul normal, bola dapat bergerak  bebas di soket dan tubuh dapat bergerak dengan bebas, namun tentunya tidak dengan kondisi hip dysplasia.

Pinggul menopang sebagain besar berat tuhuh dan memungkinkan kita untuk menggerakkan kaki bagian atas. Masalah yang terjadi pada pinggul seperti hip dysplasida dapat memberikan efek yang cukup besar pada aktivitas sehar-hari karena dapat mengganggu Anda ketika ingin menggerakkan kaki bagian atas seperti ketika berjalan, duduk, atau naik tangga.

Penyebab Hip Dysplasia

Penyebab hip dyslplasia pada remaja dan orang dewasa tidak diketahui dengan jelas. Kondisi ini lebih umum ditemukan pada bayi. Penyebab hip dysplasia sering dikatikan dengan pinggul yang longgar selama masa menjelang bayi lahir.

Sendi pinggul terbentuk dari tulang rawan yang lembut ketika lahir, seiring bejalannya waktu tulang rawan ini akan mulai mengeras. Bola dan soket membantu pembetukan satu sama lain selama masa pertumbuhan ini. Apabila bola tidak pas dengan soket, hal ini bisa menyebabkan soket menjadi terlalu dangkal dan tidak terbentuk dengan sempurna di atas bola.

Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini terjadi menjelang kelahiran bayi yaitu seperti:

  • Kehamilan anak pertama
  • Bayi berukuran besar
  • Sedikitnya cairan amnion dalam rahim sehingga membatasi pergerakan bayi
  • Bayi dalam posisi sungsang (bagian belakang tubuh yang mengarah ke jalan lahir, bukan bagian kepala)
  • Semua hal yang dapat menyebabkan jumlah ruang dalam rahim berkurang dan menyebabkan bola berpindah dari posisi yang seharusnya.

Gejala Hip Dysplasia

Gejala hip dysplasia dapat berbeda-beda bergantung pada usia.

Ciri-ciri hip dysplasia pada bayi adalah seperti salah satu kaki yang lebih panjang dari kaki lainnya. Gejala hip dyplasia pada anak dapat ditunjukkan oleh satu pinggul yang kurang fleksibel dari pinggul lainnya sehingga menyebabkan pincang ketika mulai belajar berjalan.

Gejala hip dysplasia pada remaja dan dewasa muda umumnya adalah nyeri panggul atau pincang. Tanda lainnya adalah seperti rasa sakit ketika melakukan aktivitas fisik. Rasa sakitnya paling umum muncul pada bagian depan selangkangan, tapi dapat juga menyebabkan menyebabkan rasa sakit pada bagian samping atau belakang pinggul.

Rasa sakit akibat hip dysplasia biasanya ringan dan jarang muncul, hingga kemudian rasa sakitnya berkembang menjadi lebih intens dan lebih sering muncul. Dysplasia parah dapat menyebabkan pincang.

Pada dasarnya pincang dapat disebabkan oleh beberapa sebab seperti kelainan bentuk tulang, otot lemah, atau fleksibilitas sendi panggul yang terbatas. Namun pincang yang disebabkan kondisi lain selain dysplasia biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.

Diagnosis Hip Dysplasia

Pertama-tama dokter akan melakuakan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya ciri-ciri hip dysplasia pada bayi. Dokter akan memeriksa hip dysplasia pada bayi Anda dengan cara menggerakkan kaki bayi dengan lembut dengan posisi yang berbeda untuk mengetahui apakah sambungan sendinya tepat.

Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan untuk dapat mendukung diagnosis dysplasia adalah seperti:

  • Ultrasonografi, dilakukan dalam tiga bulan pertama kehalihan apabila bayi lahir sungsang dan dicurigai adanya dysplasia.
  • MRI, dapat dilakukan untuk mengetahui jika terdapat kerusakan pada tulang rawan.
  • Rontgen, pemeriksaan ini dapat menunjukkan seberapa parah dysplasia.

Pengobatan Hip Dysplasia

Sama halnya seperti gejala yang muncul, cara mengatasi hip dysplasia juga bergantung pada usia. Berikut adalah pengobatan hip dysplasai yang dapat dilakukan:

  • Hip dysplasia pada bayi yang didiagnosis sejak dini dapat diatasi dengan menggunakan penahan lembut yang dapat dapat menahan bola sendi dalam soket sehingga bentuknya berubah menjadi bentuk yang tepat. Alat ini biasanya digunakan selama beberapa bulan.
  • Hip dysplasia pada bayi di atas usia 6 bulan dapat diatasi dengan menggunakan gips untuk seluruh tubuh atau dengan tindakan bedah.
  • Hip dysplasia pada remaja dan dewasa biasanya hanya dapat diatasi dengan tindakan bedah saja.

Tindakan bedah untuk hip dysplasia juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya. Hip dysplasia ringan dapat diobati dengan tindakan arthroscopically, tindakan di mana dokter akan membuat sayatan kecil dan menangani dysplasia dengan menggunakan alat panjang yang dilengkapi dengan sebuah kamera kecil.

Khusus untuk dysplasia berat, dokter mungkin harus melakukan periacetabular osteotomy, yaitu memotong sendi soket dari panggul dan mengubah posisinya agar berada pada posisi yang tepat. Apabila pinggul rusak parah akibat dysplasia, operasi pengangkatan mungkin juga harus dilakukan.

Cara Mencegah Hip Dysplasia

Pada dasarnya tidak terdapat cara mencegah hip dysplasia yang memiliki tingkat keberhasilan 100% karena penyebab dysplasia juga masih terus dipelajari. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat menurunkan risiko hip dysplasia seperti:

  • Pelajari cara membedong bayi yang benar dan aman karena beberapa teknik membedong bayi dapat meningaktkan risiko displasia.
  • Gunakan pakaian bayi yang ramah terhadap pinggul dan tidak akan menyebabkan masalah pada pinggul.
  • Gunakan gendongan dan car seat yang baik untuk pinggul bayi.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi