Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis (Liquor Cerebrospinalis/ CSS) atau adanya peningkatan tekanan intrakranial (tekanan di dalam tengkorak) sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (ventrikel).
Pelebaran ventrikel ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Hidrosefalus dapat disebabkan gangguan dari formasi, aliran, atau penyerapan cerebrospinal. Pada orang dewasa, karena sutura (penghubung tulang tengkorak) telah tertutup, maka, hidrosefalus tidak menyebabkan pembesaran ukuran kepala, dan hal biasa disebut dengan NPH (Normal Pressure Hydrocephalus).
Epidemiologi Hidrosefalus pada Anak
Secara keseluruhan, insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.
Kematian pada hidrosefalus yang tidak ditangani dapat terjadi oleh karena herniasi tonsil sekunder yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, kompresi batang otak dan sistem pernapasan. Pemasangan shunt telah dilakukan pada 75% dari semua kasus hidrosefalus dan 50% pada anak-anak dengan hidrosefalus komunikan.
Kurangnya perkembangan fungsi kognitif pada bayi dan anak-anak, atau hilangnya fungsi kognitif pada orang dewasa, dapat mejadi komplikasi pada hidrosefalus yang tidak diobati. Selain itu, kehilangan fungsi visual dapat menjadi komplikasi pada hidrosefalus yang tidak diobati dan dapat menetap setelah pengobatan.