Terbit: 21 February 2020 | Diperbarui: 24 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Glioblastoma adalah jenis kanker otak. Ini adalah jenis tumor otak ganas yang paling umum di antara orang dewasa. Kondisi ini terbentuk dari sel yang disebut astrosit yang mendukung sel saraf. Glioblastoma dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi cenderung terjadi lebih sering pada orang yang sudah lanjut usia.

Glioblastoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Glioblastoma?

Penyakit glioblastoma juga dikenal sebagai glioblastoma multiforme adalah kondisi yang sangat sulit untuk diobati dan penyembuhannya sering kali tidak mungkin dilakukan. Meski begitu perawatan dapat memperlambat perkembangan kanker dan mengurangi gejala.

Tumor ganas ini bermula pada astrosit, sel berbentuk bintang yang memberi makan dan mendukung sel saraf (neuron) di otak. Namun, glioblastoma dapat mengandung berbagai jenis sel otak termasuk sel otak mati. Sekitar 12 hingga 15 persen penderita tumor otak menderita glioblastoma.

Gejala Glioblastoma

Karena tumor otak glioblastoma tumbuh dengan cepat, tekanan pada otak adalah gejala pertama yang muncul. Tergantung di mana tumor berada, hal itu dapat menyebabkan:

  • Sakit kepala konstan
  • Kejang
  • Muntah
  • Sulit berpikir
  • Perubahan mood atau kepribadian
  • Penglihatan ganda atau kabur
  • Kesulitan berbicara

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas.

Penyebab Glioblastoma

Hingga kini, dokter tidak tahu apa yang menjadi penyebab glioblastoma. Seperti kanker lainnya, kondisi dimulai ketika sel-sel mulai tumbuh tak terkendali dan membentuk tumor. Pertumbuhan sel ini mungkin ada hubungannya dengan perubahan gen.

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena tumor otak. Beberapa faktor tersebut, di antaranya:

  • Usia

Risiko Anda terkena tumor otak meningkat seiring bertambahnya usia. Glioblastoma paling umum terjadi pada mereka yang berusia antara usia 45 sampai 65 tahun. Namun, kondisi ini dapat terjadi pada usia berapa pun. Jenis glioblastoma tertentu seperti ependymomas dan pilocytic astrocytomas, lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.

  • Paparan Radiasi

Orang yang telah terpapar radiasi pengion memiliki risiko lebih tinggi terkena tumor otak. Contoh radiasi pengion termasuk terapi radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker dan paparan radiasi yang disebabkan oleh bom atom.

Bentuk radiasi yang lebih umum, seperti medan elektromagnetik dari saluran listrik dan radiasi frekuensi radio belum terbukti meningkatkan risiko tumor otak.

  • Riwayat Keluarga

Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini dapat menggandakan risiko untuk mengembangkannya. Beberapa gen secara lemah dikaitkan, tetapi studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan antara variasi genetik ini dan tumor otak.

Diagnosis Glioblastoma

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis glioblastoma meliputi:

  • Pemeriksaan Neurologis

Selama pemeriksaan neurologis, dokter akan bertanya tentang tanda dan gejala yang terjadi. Ia dapat memeriksa penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks. Masalah pada satu atau lebih di area ini dapat memberikan petunjuk tentang bagian otak yang dapat dipengaruhi oleh tumor otak.

  • Tes Pencitraan

Tes pencitraan dapat membantu dokter menentukan lokasi dan ukuran tumor otak. Metode MRI sering digunakan untuk mendiagnosis tumor otak, dan dapat digunakan bersama dengan pencitraan MRI khusus, seperti functional MRI dan magnetic resonance spectroscopy. Tes pencitraan lain mungkin termasuk CT dan positron emission tomography (PET).

  • Biopsi

Biopsi dapat dilakukan sebelum operasi atau selama operasi untuk mengangkat tumor, tergantung pada situasi khusus dan lokasi tumor. Sampel jaringan yang mencurigakan dianalisis di laboratorium untuk menentukan jenis sel dan tingkat agresivitasnya.

Tes khusus sel tumor dapat memberi tahu dokter jenis-jenis mutasi yang diperoleh sel. Cara ini memberi petunjuk kepada dokter tentang prognosis dan dapat memandu pilihan perawatan.

Jenis Glioblastoma

Berikut adalah dua jenis glioblastoma yang harus Anda tahu, di antaranya

  • Primary (de novo) adalah jenis glioblastoma yang paling umum dan yang paling agresif.
  • Secondary glioblastoma adalah jenis yang jarang terjadi dan pertumbuhannya lebih lambat. Kondisi ini biasanya dimulai dari astrositoma tingkat rendah, kurang agresif. Kebanyakan orang yang mendapatkan jenis kanker ini berusia 45 tahun atau lebih muda.

Kondisi ini sering tumbuh di lobus frontal dan temporal otak. Selain itu, kondisi ini  juga dapat ditemukan di batang otak, otak kecil, bagian otak lainnya, dan sumsum tulang belakang.

Pengobatan Glioblastoma

Tujuan dari perawatan adalah untuk memperlambat dan mengendalikan pertumbuhan tumor dan membantu seseorang hidup dengan nyaman dan sebaik mungkin. Berikut adalah perawatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Palliative Care

Perawatan paliatif adalah sesuatu yang penting bagi siapapun yang memiliki penyakit serius. Cara ini termasuk merawat rasa sakit dan emosi yang mungkin Anda hadapi. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Tanyakan pada dokter apakah ada uji klinis yang cocok untuk kondisi ini.

  • Kemoterapi

Temozolomide adalah obat kemoterapi yang paling umum digunakan oleh dokter untuk glioblastoma. Carmustine (BCNU) dan lomustine (CCNU) adalah obat kemoterapi lain yang mungkin digunakan.

  • Targeted Therapy

Terapi yang ditargetkan dengan obat bevacizumab dapat diberikan jika kemoterapi belum efektif.

  • Convection-Enhanced Delivery (CED)

CED menggunakan pompa untuk melepaskan aliran kemoterapi yang lambat dan berkelanjutan, atau terapi yang ditargetkan ke tumor.

  • Electric Field Therapy

Electric field therapy menggunakan medan listrik untuk menargetkan sel-sel dalam tumor dengan tidak menyakiti sel normal. Untuk melakukan ini, dokter meletakkan elektroda langsung di kulit kepala. Perangkat ini disebut optune. Anda mendapatkannya dengan kemoterapi setelah operasi dan radiasi. Food and Drug Administration telah menyetujui metode ini untuk orang yang baru didiagnosis dan orang yang glioblastomanya muncul kembali.

  • Wafer Therapy (Gliadel)

Cara ini menggunakan cakram implan yang dapat terbiodegradasi, yang kemudian melepaskan kemoterapi ke jaringan kanker yang tertinggal setelah operasi.

  • Nanoparticle Therapy

Terapi ini menggunakan partikel kecil untuk membawa kemoterapi langsung ke dalam tumor. Anda mungkin juga bisa mendapatkan perawatan eksperimental atau kemoterapi oral yang dapat lakukan di rumah. Pada beberapa orang, perawatan ini membantu mengurangi gejala dan menurunkan risiko kanker.

Komplikasi Glioblastoma

Jika tidak diobati, tumor ganas ini dapat terus tumbuh dan menyebar melalui otak. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan fungsional yang berkelanjutan dan meningkatkan tekanan intrakranial. Kejang, perubahan kepribadian, dan suasana hati yang tidak stabil adalah hal bisa terjadi

Meski begitu, komplikasi juga tetap bisa terjadi meskipun Anda sudah mendapatkan perawatan. Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi:

  • Depresi
  • Kambuh
  • Efek samping dari pengobatan steroid untuk meringankan pembengkakan otak, seperti insomnia, peningkatan risiko infeksi, kenaikan berat badan, dan perubahan suasana hati
  • Efek samping pengobatan, seperti peningkatan risiko infeksi atau perdarahan akibat kemoterapi dan perubahan fungsi otak dari operasi dan radiasi

Karena glioblastoma adalah kanker agresif yang cenderung kambuh, kelangsungan hidup biasanya kurang dari setahun, bahkan dengan perawatan.

Pencegahan Glioblastoma

Tidak ada cara yang diketahui bisa mencegah kondisi ini. Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan peluang seseorang terkena kondisi ini termasuk terapi radiasi ke otak dan kelainan bawaan tertentu.

 

  1. Anonim. Glioma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glioblastoma/cdc-20350148. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  2. Anonim. Glioma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glioma/symptoms-causes/syc-20350251. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  3. Anonim. What Is Glioblastoma?. https://www.webmd.com/cancer/brain-cancer/what-is-glioblastoma#1. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  4. Anonim. Glioblastoma Multiforme. https://www.drugs.com/health-guide/glioblastoma-multiforme.html. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  5. Anonim. What is glioblastoma multiforme?. https://www.saintlukeskc.org/health-library/glioblastoma-multiforme. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  6. Watson, Stephanie. 2017. What Is Gliobastoma?. https://www.healthline.com/health/brain-tumor/glioblastoma. (Diakses pada 21 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi