Terbit: 25 October 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

GERD anxiety adalah kondisi yang kini sering kali terjadi pada sebagian orang. Meskipun keduanya tampak berbeda tetapi diyakini memiliki hubungan yang mengganggu kehidupan penderitanya. Simak penjelasan selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, hingga pengobatannya berikut ini!

GERD Anxiety: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Apa itu GERD Anxiety?

GERD anxiety adalah kondisi ketika GERD muncul secara bersamaan dengan kecemasan atau depresi. Keduanya mungkin sama sekali tidak berhubungan, tetapi para peneliti percaya mungkin ada hubungan antara GERD dan kecemasan.

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi kronis di mana asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Meskipun sering terjadi, tetapi refluks asam yang terjadi setidaknya dua kali dalam seminggu dianggap GERD.

Sementara anxiety (kecemasan) adalah respons alami tubuh terhadap stres, tetapi kecemasan atau depresi parah yang berlangsung beberapa bulan dan mengganggu hidup bisa mengindikasikan gangguan kecemasan.

Hubungan Antara GERD dan Anxiety

Sebuah penelitian di tahun 2015 telah menemukan bahwa kecemasan dan depresi dapat meningkatkan risiko GERD. Semntara penelitian lain menemukan bahwa efek negatif GERD dapat meningkatkan kecemasan dan depresi. Namun belum ada bukti ilmiah yang secara positif menghubungkan kecemasan dengan peningkatan asam lambung.

Beberapa penelitian, salah satunya penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal medis Gastroenterology, telah menunjukkan bahwa kebanyakan orang dengan kecemasan dan gejala GERD memiliki kadar asam esofagus yang normal.

Namun, beberapa penelitian lainnya menemukan bahwa kecemasan meningkatkan gejala yang terkait GERD, seperti mulas dan sakit perut bagian atas. Kecemasan diyakini bisa membuat seseorang lebih sensitif terhadap rasa sakit dan gejala GERD lainnya.

Kecemasan dan tekanan psikologis lainnya juga memengaruhi motilitas esofagus dan fungsi sfingter esofagus bagian bawah. Motilitas esofagus mengacu pada kontraksi yang terjadi di kerongkongan untuk memindahkan makanan ke arah perut.

Sfingter esofagus bagian bawah adalah cincin otot di sekitar kerongkongan bagian bawah yang rileks. Ini memungkinkan makanan dan cairan masuk ke perut dan menutup untuk mencegah isi perut mengalir kembali ke kerongkongan.

Baca Juga: 6 Komplikasi GERD yang Perlu Anda Waspadai

Tanda dan Gejala GERD Anxiety

GERD dan anxiety bisa menimbulkan sejumlah gejala yang berbeda, meskipun beberapa di antaranya mungkin memiliki kesamaan.

Masalah gastrointestinal (GI), seperti mulas, mual, dan sakit perut merupakan gejala umum dari kedua kondisi tersebut. Gejala lain yang umum terjadi pada keduanya adalah sensasi globus, merupakan ketidaknyamanan atau mengganjal di tenggorokan.

Mereka yang mengalami sensasi globus juga sering kali mengalami suara serak, batuk kronis, atau kebutuhan yang terus-menerus untuk membersihkan tenggorokan, yang juga merupakan gejala umum akibat GERD dan refluks asam.

Kualitas tidur yang terganggu juga menjadi gejala dari kedua kondisi tersebut. Refluks asam mungkin lebih buruk ketika berbaring, yang menyebabkan sering terbangun. Kecemasan memengaruhi pola tidur dan membuat orang sulit untuk tertidur atau tetap tertidur.

Gejala GERD lainnya, termasuk:

  • Sakit dada.
  • Kesulitan menelan (disfagia).
  • Regurgitasi cairan asam atau makanan.

Sedangkan gejala anxiety, antara lain:

  • Merasa gelisah atau gugup.
  • Detak jantung cepat.
  • Hiperventilasi.
  • Kesulitan mengendalikan kekhawatiran.
  • Nyeri dada.

Kapan Harus ke Dokter?

Dalam beberapa kasus, mungkin merawat gejala GERD dan kecemasan menggunakan pengobatan rumahan.  Namun, jika kecemasan kronis atau refluks asam harus berkonsultasi dengan dokter.

Refluks asam jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi lain, seperti jaringan parut di kerongkongan, esofagus Barrett, dan kanker kerongkongan (jarang terjadi).

Kecemasan jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi kesehatan fisik dan mental. Gejala GERD dan kecemasan mungkin muncul seperti kondisi lain. Oleh karena itu, dianjurkan mengunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis.

Baca Juga: 10 Gejala Anxiety Disorder yang Mengganggu Keseharian dan Cara Mangatasi

Penyebab GERD dan Anxiety

GERD dapat disebabkan oleh refluks asam, ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, mengiritasi lapisannya dan terkadang menyebabkan peradangan. Ada beberapa kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko GERD, antara lain:

  • Kegemukan (obesitas).
  • Hernia hiatus.
  • Pengosongan lambung yang tertunda.
  • Kehamilan.

Faktor gaya hidup tertentu dapat memperburuk refluks asam, termasuk kebiasaan makan yang buruk, seperti makan dalam porsi besar, berbaring saat atau segera setelah makan, atau makan makanan yang digoreng atau berlemak. Stres yang terkait erat dengan kecemasan, juga dapat memperburuk refluks asam.

Penyebab anxiety disorder alias kecemasan tidak sepenuhnya dipahami. Namun, pengalaman hidup seperti peristiwa traumatis mungkin menjadi pemicunya pada orang yang sudah rentan terhadap kecemasan. Sifat yang diturunkan juga bisa menjadi faktor.

Untuk sebagian orang, kecemasan mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan yang mendasarinya. Contoh masalah medis yang terkait dengan kecemasan, antara lain:

  • Diabetes.
  • Penyakit jantung.
  • Hipertiroidisme.
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma.
  • Nyeri kronis atau sindrom iritasi usus besar.
  • Penyalahgunaan atau penarikan obat.
  • Penarikan dari alkohol, obat antikecemasan (benzodiazepin) atau obat lainnya.
  • Tumor langka yang menghasilkan hormon adrenalin atau dikenal fight or flight (lawan atau lari) tertentu.

Cara Mengobati Gerd Anxiety

Mengobati GERD dan kecemasan mungkin memerlukan kombinasi obat untuk kedua kondisi tersebut, meskipun obat penekan asam yang biasa digunakan untuk mengobati GERD ternyata kurang efektif pada orang yang gejalanya terkait dengan kecemasan.

Pengobatan rumahan untuk GERD dan kecemasan juga dapat membantu mengurangi gejalanya.

1. Perawatan dan obat-obatan untuk GERD anxiety

Dokter mungkin menganjurkan kombinasi obat-obatan berikut ini untuk mengobati GERD dan anxiety:

  • Antasida, seperti Tums dan Rolaids.
  • Proton pump inhibitors (PPI), seperti esomeprazole dan rabeprazole.
  • H-2-receptor blocker (H2 blocker), seperti famotidine dan cimetidine.
  • Benzodiazepines, seperti alprazolam dan lorazepam.
  • Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), seperti fluoxetine dan citalopram.
  • Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), seperti duloxetine dan venlafaxine.
  • Psikoterapi, seperti cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif.

2. Pengobatan di rumah

Beberapa cara dapat dilakukan di rumah untuk membantu meringankan gejala GERD dan anxiety. Dokter mungkin menganjurkan untuk mencobanya sebelum pengobatan atau dalam kombinasi dengan perawatan medis.

Berikut ini pengobatan rumahan untuk untuk GERD anxiety:

  • Mengonsumsi makanan sehat.
  • Hindari makanan yang dapat memicu refluks asam atau mulas.
  • Hindari minuman berkafein dan alkohol
  • Berolahraga secara teratur, misalnya lari atau jalan kaki.
  • Teknik relaksasi, seperti yoga, meditasi, atau tai chi.

Itulah pembahasan tentang apa itu GERD anxiety. Konsultasi ke dokter bila gejala berlanjut. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Anonim. 20218. Anxiety disorders. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anxiety/symptoms-causes/syc-20350961. (Diakses pada 25 Oktober 2021).
  2. Bence, Sarah. 2021. The Connection Between GERD and Anxiety. https://www.verywellhealth.com/gerd-and-anxiety-5179657. (Diakses pada 25 Oktober 2021).
  3. Johnson, Jon. 2020. Acid reflux and anxiety: What to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/acid-reflux-and-anxiety. (Diakses pada 25 Oktober 2021).
  4. Santos-Longhurst, Adrienne. 2020. Is There a Connection Between GERD and Anxiety?. https://www.healthline.com/health/gerd-and-anxiety. (Diakses pada 25 Oktober 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi