Terbit: 25 August 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Gejala-gejala narkolepsi paling sering dimulai antara usia 10 dan 25 tahun. Gejala-gejala tersebut dapat memburuk selama beberapa tahun pertama, dan kemudian berlanjut seumur hidup:

Narkolepsi – Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Gejala narkolepsi di antaranya meliputi:

  • Mengantuk berlebihan di siang hari atau excessive daytime sleepiness (EDS): Secara umum, EDS mengganggu aktivitas normal sehari-hari, terlepas dari seseorang mengidap narkolepsi atau tidak, dan mendapatkan tidur yang cukup di malam hari. Orang dengan EDS melaporkan keadaan mental yang muram, kekurangan energi dan konsentrasi, penyimpangan memori, suasana hati depresi, atau kelelahan ekstrem.
  • Katapleksi: Gejala ini terdiri dari tiba-tiba kehilangan tonus otot yang mengarah ke perasaan kelemahan dan hilangnya kontrol otot volunter. Hal ini dapat menyebabkan gejala mulai dari bicara cadel sampai dengan pingsan, tergantung pada otot yang terlibat, dan sering dipicu oleh emosi yang intens seperti kejutan, tawa, atau marah.
  • Halusinasi: Biasanya, ini pengalaman delusional yang hidup dan sering menakutkan. Konten tersebut terutama merupakan konten visual, tetapi indera lainnya dapat terlibat. Kondisi ini disebut halusinasi hipnagogik jika terjadi saat tidur dan halusinasi hipnopompik ketika mereka terjadi selama terjaga.
  • Paralisis tidur: Gejala ini melibatkan ketidakmampuan sementara untuk bergerak atau berbicara saat tidur atau bangun. Episode ini umumnya singkat, berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Setelah episode akhir, orang dengan cepat pulih untuk bergerak dan berbicara.

Didiagnosis Narkolepsi

Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan yang lengkap sangat penting untuk diagnosis yang tepat dari narkolepsi. Namun, tidak satupun dari gejala utama adalah gejala eksklusif untuk narkolepsi. Beberapa tes khusus, yang dapat dilakukan di klinik kejiwaan atau laboratorium tidur, biasanya diperlukan sebelum diagnosis dapat ditegakkan. Dua tes yang dianggap penting dalam mengkonfirmasikan diagnosis narkolepsi adalah polysomnogram (PSG) dan tes multipel latensi tidur (MSLT).

PSG adalah tes yang dilakuan semalaman yang mengambil beberapa pengukuran terus menerus, sementara pasien tertidur untuk dicatat apakah ada abnormalitas siklus tidur. PSG dapat membantu mengungkapkan apakah tidur REM terjadi pada waktu yang tidak normal dalam siklus tidur dan menghilangkan kemungkinan bahwa gejala individu merupakan hasil dari kondisi lain.

MSLT dilakukan pada siang hari untuk mengukur kecenderungan seseorang untuk tertidur dan untuk menentukan apakah ada unsur dari tidur REM yang mengganggu seseorang pada waktu terjaga. Sebagai bagian dari tes, seorang individu diminta untuk melakukan tidur siang selama 4-5 kali, biasanya dijadwalkan dua jam terpisah.

Pengobatan Narkolepsi

Meskipun tidak ada obat untuk narkolepsi, gejala yang paling melumpuhkan dari gangguan (EDS dan gejala tidur REM yang abnormal, seperti katapleksi) dapat dikendalikan pada kebanyakan orang dengan terapi obat. Kantuk diobati dengan stimulan seperti amfetamin, sedangkan gejala tidur REM abnormal diobati dengan obat antidepresan.

Baru-baru ini ada obat baru yang disetujui bagi mereka yang menderita narkolepsi dan katapleksi. Obat ini, disebut Xyrem, yahng membantu orang narkolepsi untuk mendapatkan tidur malam yang lebih baik, yang memungkinkan mereka untuk menjadi kurang mengantuk di siang hari. Pasien dengan narkolepsi dapat secara substansial terbantu dengan terapi yang ada – tetapi pasien yang tidak mampu sembuh dengan pengobatan medis.

Penyesuaian gaya hidup seperti menghindari kafein, alkohol, nikotin, dan makanan berat, mengatur jadwal tidur, penjadwalan tidur siang (10-15 menit panjang), dan membangun jadwal olahraga dan makan yang teratur juga dapat membantu mengurangi gejala.

Narkolepsi: 1 2

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi