Gejala stroke dan TIA sama dan bergantung pada daerah otak tertentu yang terkena. Bedanya, stroke bersifat permanen, namun TIA menurut definisinya bisa reda sendiri dalam waktu 24 jam.
- Defisit neurologis muncul secara tiba-tiba dan bisa memengaruhi kemampuan bergerak atau merasa di satu sisi tubuh
- Ucapan dan penglihatan dapat terpengaruh
- Orang yang terkena mungkin mengalami kebingungan, sulit mengucapkan kata-kata, atau ketidakmampuan untuk mengikuti perintah
Karena otak adalah organ yang besar, seluruh sisi tubuh seseorang tidak perlu terpengaruh. Gejala mungkin terbatas pada lengan atau tungkai atau bagian wajah. Defisit juga dikelompokkan berdasarkan anatomi otak. Sebagai contoh, hilangnya kemampuan bicara (afasia) dikaitkan dengan kelemahan atau mati rasa di sisi kanan tubuh, karena ucapan dikontrol oleh bagian kiri otak. Gejala ini terkait dengan masalah sirkulasi anterior dari arteri karotis.
TIA, seperti stroke, mungkin memiliki cacat neurologis yang besar dan jelas seperti kelumpuhan. Namun, gejalanya mungkin juga tidak kentara, seperti mati rasa atau terbakar di anggota gerak, atau canggung ketika menggunakan tangan atau saat berjalan.
Jika serebelum dipengaruhi karena masalah pada arteri vertebra, gejalanya jauh berbeda. Gejala stroke sirkulasi posterior atau kecelakaan serebrovaskular meliputi:
- Pusing
- Kehilangan keseimbangan dan koordinasi, dan
- Kesulitan berjalan
Serangan jatuh atau drop attacks, di mana pasien tiba-tiba jatuh tanpa peringatan, dengan atau tanpa kehilangan kesadaran, terjadi sebagai akibat TIA ke dasar otak.
Amaurosis Fugax adalah tipe spesifik TIA dimana terjadi kehilangan penglihatan secara tiba-tiba di satu mata yang sembuh secara spontan. Ini terjadi ketika puing-puing dari arteri karotis di sisi yang sama menutupi salah satu arteri oftalmik dan menghentikan suplai darah ke retina (kompleks saraf di bagian belakang mata yang menafsirkan sinyal cahaya dan visual).