Terbit: 9 September 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Gangguan menstruasi adalah masalah umum yang dialami sebagian besar wanita termasuk sindrom pramenstruasi (PMS), telat menstruasi, atau bahkan tidak menstruasi selama beberapa bulan. Ketahui gejala, penyebab, dan cara mengatasi gangguan menstruasi.

Gangguan Menstruasi: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasi

Apa Itu Gangguan Menstruasi?

Gangguan menstruasi adalah masalah pada siklus menstruasi bulanan wanita yang mencakup gejala fisik dan emosional. Secara siklus normal, wanita memiliki siklus bulanan setiap 24 hingga 35 hari dan menstruasi berlangsung dalam 4-7 hari.

Setiap wanita memiliki siklus menstruasi berbeda dan bukan berarti itu tidak normal. Gangguan menstruasi ini dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk:

  • Gejala pramenstruasi atau Premenstrual Syndrome (PMS).
  • Gejala menstruasi dengan pendarahan berat.
  • Nyeri menstruasi (dysmenorrhea).
  • Tidak mengalami menstruasi (amenorrhea).
  • Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), gejala nyeri menstruasi yang lebih parah dari dysmenorrhea.

Masalah menstruasi juga ditandai dengan aliran menstruasi yang lebih deras dari biasanya, berlangsung lebih dari 7 hari, disertai nyeri hebat, mual, muntah, dan kram. Setiap wanita harus mengenali siklus menstruasinya sendiri dan konsultasi pada dokter bila merasa khawatir dengan siklus yang berubah-ubah.

Gejala Gangguan Menstruasi

Setiap wanita mungkin memiliki gangguan menstruasi berbeda-berbeda. Berikut ini beberapa gejala masalah menstruasi secara umum:

  • Mengalami gejala kram, mual, dan muntah, dan menstruasi hebat baik sebelum, selama, dan sesudah siklus menstruasi.
  • Mengalami aliran darah atau pendarahan menstruasi lebih deras.
  • Pendarahan menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari.
  • Terdapat bercak darah setelah siklus menstruasi selesai atau setelah berhubungan seksual.
  • Tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.
  • Menstruasi terjadi kurang dari 21 hari atau baru menstruasi setelah 35 hari.
  • Pendarahan yang tidak normal selama menstruasi.

Sementara itu, mengalami gejala nyeri menstruasi sangat wajar. Anda tidak perlu panik dan sebaiknya belajar mengenali pola dan siklus menstruasi Anda sendiri.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter bila Anda mengalami siklus yang tidak normal selama 3 bulan berturut-turut, termasuk siklus dengan pendarahan yang terlalu deras, menyakitkan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, atau terjadi lebih dari satu minggu. Anda juga harus segera konsultasi ke dokter bila mengalami telat haid atau tidak haid sama sekali dalam 3 bulan terakhir.

Penyebab Gangguan Menstruasi

Ada beragam penyebab menstruasi yang tidak normal, mulai dari pengaruh stres, masalah kesuburan, hingga riwayat medis yang mendasarinya. Berikut ini beberapa penyebab dari menstruasi yang abnormal:

1. Stres

Faktor stres menjadi penyebab umum wanita mengalami masalah menstruasi. Stres berlebih dapat melepaskan hormon kortisol dan corticotropin-releasing hormone (CRH) yang menekan tingkat hormon reproduksi hingga menyebabkan gangguan ovulasi.

2. Efek Samping Pil KB

Penggunaan pil KB akan memengaruhi keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Pil KB juga mencegah pelepasan sel telur yang siap dibuahi sehingga berpengaruh pada gangguan siklus haid.

3. Polip atau Fibroid Rahim

Penyakit polip rahim adalah tumor jinak bersifat nonkanker yang berkembang pada lapisan rahim. Kondisi ini akan menyebabkan gejala nyeri menstruasi parah dan ketidaknyamanan selama menstruasi.

4. Endometriosis

Endometriosis adalah kerusakan lapisan rahim (jaringan endometrium) yang menyebabkan masalah ovulasi. Anda akan mengalami pendarahan menstruasi tidak biasa dan diikuti dengan nyeri serta kram hebat selama siklus menstruasi.

 

5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah masalah hormon di mana wanita memproduksi lebih banyak hormon androgen (hormon pria) dibandingkan dengan hormon estrogen dan progesteron (hormon wanita yang mengatur ovulasi dan kesuburan). Kondisi ini akan menyebabkan sel telur tidak matang secara konsisten dan berisiko infertilitas.

6. Insufisiensi Ovarium Prematur

Gangguan ovarium yang biasanya terjadi pada wanita di bawah usia 40 tahun. Ovarium mengalami disfungsi atau tidak berfungsi normal hingga siklus menstruasi benar-benar berhenti. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh efek samping pengobatan kanker atau kelainan kromosom wanita.

Itulah beberapa penyebab masalah menstruasi secara umum. Bila gangguan haid terjadi akibat kondisi medis tertentu, maka Anda harus segera konsultasi ke dokter.

Faktor Risiko Gangguan Menstruasi

Berikut ini beberapa faktor lain yang menyebabkan Anda mengalami menstruasi abnormal:

  • Faktor berat badan, baik kelebihan atau kekurangan berat badan akan berpengaruh pada pelepasan sel telur dan masalah haid.
  • Faktor usia, remaja yang baru mengalami haid umumnya mengalami haid yang tidak lancar. Sementara wanita lansia juga mengalami masalah haid menjelang menopause.
  • Faktor olahraga, latihan fisik memang baik untuk kesehatan namun latihan fisik yang berlebihan bagi wanita dapat memengaruhi siklus menstruasi menjadi lebih lambat setiap bulannya.
  • Efek samping dari obat antikoagulan atau steroid.
  • Memiliki riwayat medis seperti masalah kelenjar tiroid, gangguan hipofisis, atau gangguan pendarahan.
  • Memiliki masalah kesuburan atau kehamilan.
  • Memiliki riwayat kanker rahim atau kanker serviks.

Anda juga rentan mengalami gangguan haid bila memiliki pola makan kurang sehat seperti jarang makan sayur dan buah. Gangguan haid juga mungkin terjadi bila Anda mengalami riwayat masalah hormonal dan seksual.

Diagnosis Gangguan Menstruasi

Dokter akan memulai diagnosis dengan bertanya seputar beberapa hal, termasuk:

  • Usia
  • Gejala yang dialami
  • Seberapa parah dan lama gejala yang dialami
  • Siklus menstruasi Anda 3 bulan terakhir
  • Pola makan dan pola hidup Anda, termasuk jadwal dan intensitas olahraga, jadwal tidur, dan stres pikiran.
  • Obat-obatan atau terapi yang sedang Anda gunakan

Apabila dokter mencurigai adanya gangguan haid, maka dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan beberapa metode, termasuk:

  • Pemeriksaan fisik pemeriksaan panggul (pelvic exam).
  • Tes darah untuk mengetahui ketidakseimbangan hormon.
  • Biopsi endometrium atau sampel lapisan rahim.
  • Histeroskopi, pemeriksaan untuk menemukan kelainan dalam rahim dengan menggunakan kamera kecil yang dimasukan ke rahim dengan selang kecil.
  • USG, digunakan untuk memeriksa kesehatan dan kondisi rahim Anda secara menyeluruh.
  • Pemeriksaan Pap smear bila dicurigai ada masalah pada serviks.
  • Bila gangguan haid diduga akibat kehamilan, maka dokter akan menyarankan tes urine atau tes kehamilan.

Bila gangguan haid diprediksi akibat masalah medis seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), kanker serviks, endometriosis, atau penyakit terkait rahim, kesuburan, atau kanker serviks, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan laboratorium lainnya sesuai kebutuhan diagnosis.

Jenis Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi adalah semua masalah yang mencakup siklus menstruasi, termasuk gejala nyeri haid, jadwal haid, dan kelancaran siklus haid. Berikut ini jenis gangguan haid:

1. Sindrom Pramenstruasi (PMS)

Gangguan haid ini umum dialami wanita beberapa hari sebelum dan selama siklus haid. Gejalanya berupa nyeri perut, kram, dan gangguan suasana hati. Kondisi ini mungkin terjadi pada 3 hari di awal siklus haid atau bertahan selama beberapa jam saja.

2. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah gejala nyeri haid yang lebih parah dari PMS biasa. Wanita dengan PMDD akan mengalami nyeri hebat, gangguan kecemasan, hingga depresi satu atau dua minggu sebelum siklus haid dimulai.

3. Tidak Haid (Amenore)

Amenore adalah gangguan haid di mana wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali selama lebih dari 3 bulan. Amenore terjadi akibat kelainan ovulasi, cacar lahir, gangguan tiroid, masalah berat badan, gangguan makan, kehamilan, atau menopause.

4. Dismenore

Dismenore adalah nyeri dan kram menstruasi parah. Kondisi ini disebabkan kontraksi uterus (rahim) ketika harus melepaskan sebagian dari dinding rahim menjadi darah menstruasi, serta pelepasan zat kimia prostaglandin yang memicu nyeri. Dismenore rentan terjadi pada wanita dengan obesitas, perokok, atau anak remaja yang sudah haid sebelum usia 11 tahun.

5. Menoragia

Pendarahan menstruasi abnormal yang ditandai dengan pendarahan menstruasi yang terlalu lama dan berat. Pendarahan abnormal ini mungkin mengganggu aktivitas sehari-hari.

6. Polimenorea

Polimenorea adalah siklus haid yang terjadi setiap kurang dari 21 hari. Normalnya, siklus menstruasi terjadi antara siklus 24 dan 35 hari. Jadi, wanita tersebut sudah haid lagi setelah 2 minggu.

7. Oligomenore

Oligomenore adalah siklus menstruasi yang jarang atau kurang dari 6 hingga 8 kali setahun. Jadi, wanita tersebut tidak mengalami menstruasi lebih dari 35 hari atau 90 hari. Umumnya, kondisi ini terjadi akibat penggunaan pil KB, gangguan makan, atau efek samping obat pembekuan darah.

8. Metrorhagia

Metrorhagia adalah disfungsi atau pendarahan uterus yang abnormal. Pendarahan menstruasi juga tidak teratur di antara siklus menstruasi.

 

Cara Mengatasi Gangguan Menstruasi

Mengingat ada banyak penyebab dan jenis gangguan haid, Anda harus konsultasi dengan dokter terlebih dahulu perawatan yang tepat untuk Anda. Umumnya, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi gejala gangguan haid, termasuk:

  • Mengontrol pendarahan hebat dengan memberikan hormon estrogen dan progesteron.
  • Obat antinyeri untuk mengatasi gejala nyeri menstruasi, seperti ibuprofen atau acetaminophen.
  • Antibiotik untuk radang panggul.

Dokter mungkin juga meresepkan obat lain, seperti:

  • Diuretik
  • Penghambat prostaglandin
  • Suplemen hormon
  • Kontrasepsi oral
  • Obat penenang
  • Suplemen vitamin atau mineral
  • Antidepresan

Dokter juga akan menyarankan perubahan pola makan dan pola hidup lebih sehat, termasuk:

  • Mengatur jadwal dan intensitas olahraga yang tepat dan tidak berlebihan.
  • Minum air putih yang cukup setiap hari sesuai kebutuhan tubuh.
  • Makan sehat setiap hari.
  • Mengurangi stress pikiran
  • Menata pola tidur yang baik

Selebihnya, Anda membutuhkan diagnosis dan konsultasi langsung dengan dokter untuk mengatasi gangguan haid terkait penyakit lainnya. Memeriksa kondisi Anda lebih awal akan membantu identifikasi penyakit lebih awal dan mencegah risiko gangguan ovulasi dan kesuburan yang lebih parah.

Cara Mencegah Gangguan Menstruasi

Dalam beberapa kasus medis yang mendasarinya, gangguan haid mungkin tidak dapat dicegah. Walaupun demikian, Anda dapat meminimalisir risiko gangguan haid dengan menjalani pola makan sehat, menjaga kesehatan reproduksi, serta rutin konsultasi ke dokter.

 

  1. American Association of Gynecologic Laparoscopists (AAGL). 2020. Menstrual Disorders. https://www.healthywomen.org/condition/menstrual-disorders/overview. (Diakses pada 9 September 2020).
  2. Cleveland Clinic. 2020. Abnormal Menstruation (Periods). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14633-abnormal-menstruation-periods. (Diakses pada 9 September 2020).
  3. Moore, Kristeen. 2020. Menstrual Problems. https://www.healthline.com/health/menstrual-problems. (Diakses pada 9 September 2020).
  4. Summa Health. 2020. Menstrual Disorders. https://www.summahealth.org/medicalservices/womens/aboutourservices/gynecological-services/menstrual-disorders. (Diakses pada 9 September 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi