Terbit: 16 December 2020 | Diperbarui: 30 November 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Floppy eyelid syndrome adalah kondisi ketika kelopak mata mengalami kelainan. Kelainan seperti apa yang dimaksud? Simak informasi lengkapnya berikut ini termasuk ciri dan gejala, penyebab, hingga pengobatan dan pencegahannya.

Floppy Eyelid Syndrome: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Floppy Eyelid Syndrome?

Floppy eyelid syndrome (FES) atau sindrom kelopak mata terkulai adalah salah satu bentuk kelainan pada tubuh, dalam hal ini kelopak mata. Dikatakan mengalami kelainan karena kelopak mata bagian atas memiliki tekstur yang sangat lentur. Alhasil, kelopak mata jadi rentan untuk terlipat ke atas.

Mereka yang menderita sindrom ini umumnya juga mengalami gangguan medis, yaitu berupa obstructive sleep apnea (OSA). Selain kelopak, dampak dari kelainan mata ini juga menyasar lapisan air mata, konjungtiva, dan kornea. Semua orang bisa mengalami sindrom kelopak mata terkulai, namun pria dalam rentang usia 40-59 tahun menjadi kelompok yang paling rentan.

Ciri dan Gejala Floppy Eyelid Syndrome

Sindrom ini ditandai dengan konjungtivitis papiler yang menyebar, kelopak mata atas yang kendur dan mudah terbuka (tanda eversi kelopak mata positif), dan tarsus terlalu elastis sehingga dapat terlipat dengan sendirinya.

Pada perkembangannya—apabila tidak segera mendapat penanganan medis—FES dapat memunculkan  gejala lainnya seperti:

  • Iritasi mata.
  • Produksi kotoran mata berlebih.
  • Blepharoptosis dan dermatochalasis
  • Keratopati kornea.
  • Neovaskularisasi kornea bilateral.
  • Ulserasi kornea.
  • Jaringan parut.
  • Sindrom erosi kornea berulang.
  • Keratitis filamen.

Selain itu, penderita juga mungkin akan mengalami munculnya ektropion pada kelopak mata bawah.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Sepele yang Bisa Membuat Mata Anda Rusak

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini. Penanganan medis mungkin perlu dilakukan untuk memperbaiki kelainan yang terjadi apabila sudah sampai sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab Floppy Eyelid Syndrome

Ada sejumlah faktor yang diklaim sebagai penyebab terjadinya floppy eyelid syndrome. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  • Penurunan jumlah elastin. Penelitian telah menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah elastin di dalam lempeng tarsal dan kulit kelopak mata dapat memicu FES. Ini mungkin disebabkan oleh stres mekanis yang berulang, terkait dengan menggosok mata atau kebiasaan tidur. Ya, pengidap FES secara konsisten tidur telungkup dengan mata menempel di bantal.
  • Kontak yang buruk antara kelopak mata yang kendur dengan bola mata. Kontak yang buruk antara kelopak mata yang kendur dengan bola mata sehubungan dengan kelainan kelenjar meibom dan lapisan air mata, dapat berkontribusi pada sindrom ini. Abnormalitas lapisan air mata dicirikan oleh defisiensi lipid yang mengakibatkan laju penguapan air mata yang cepat.
  • Obstructive sleep apnea (OSA). Obstructive sleep apnea dapat berkontribusi pada iskemia kelopak mata lokal yang mana hal ini berperan dalam perkembangan FES. Iskemia ini dapat diperburuk oleh hipoventilasi OSA.

Diagnosis Floppy Eyelid Syndrome

Diagnosis sindrom kelopak mata terkulai merujuk pada 3 (tiga) faktor, yaitu:

  • Identifikasi lempeng tarsal yang kendur.
  • Perubahan konjungtiva pada papiler.
  • Pelat tarsal (dalam kasus traksi alis superior).

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter hendak mengetahui gejala yang dialami beserta riwayat medis dari pasien yang bersangkutan. Sesi ini dinamakan anamnesis.

Pasien awalnya datang dengan gejala nonspesifik, termasuk iritasi mata. Mereka mungkin menggambarkan kelopak mata secara spontan “terbalik” saat sedang tidur karena adanya gesekan dengan bantal.

Beberapa pasien mungkin memiliki riwayat OSA yang sudah ada sebelumnya atau riwayat mendengkur berat. Gejala-gejala ini sehubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh, diagnosis OSA, dan penggunaan perangkat C-PAP atau BiPAP. Indikator ini juga mungkin saja menjadi titik terang bagi dokter guna memastikan apakah pasien memang mengalami FES.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki riwayat terhadap sejumlah kondisi medis, yaitu:

  • Hipertensi
  • Down syndrome
  • Diabetes melitus
  • Kolesterol tinggi (hiperlipidemia)

2. Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan langsung terhadap kelopak mata pasien yang diduga mengalami floppy eyelid syndrome ini. Kelopak yang mengalami FES umumnya akan terbuka atau keluar—disebut sebagai eversi kelopak mata—dengan mudah tanpa gerakan berlebihan atau bahkan terjadi secara spontan.

Selain itu, kelopak mata atas lateral mungkin tampak memanjang dan imbricate (tumpang tindih) di atas tepi kelopak bawah. Selain itu, sindrom ini dapat terdeteksi dari adanya konjungtivitis papiler parah yang ditandai dengan keluarnya lendir berwarna keputihan.

Beberapa gejala fisik lainnya yang mungkin akan membuat dokter bisa memastikan jika pasien memang menderita FES meliputi:

  • Mata kering
  • Mata berair
  • Lecet pada kelopak
  • Ptosis bulu mata

Baca Juga: 13 Penyebab Pandangan Mata Kabur yang Jarang Disadari

Pengobatan Floppy Eyelid Syndrome

Pengobatan sindrom kelopak mata terkulai bergantung dari seberapa parah abnormalitas yang terjadi. Pada intinya, perawatan medis pada kasus FES bertujuan untuk menghentikan pengeluaran tarsus selama tidur.

Terapi pengobatan umum untuk mengatasi floppy eyelid syndrome adalah sebagai berikut:

1. Alat Bantu

Alat bantu yang dimaksud terdiri dari:

  • Pelindung mekanis: Pelindung mekanis kelopak mata dengan selotip dapat mencegah eversi.
  • Masker tidur: Masker tidur membantu menghindari kontak antara kelopak dengan bantal.
  • Pelumas topikal: Pelumasan topikal simtomatik membantu mengurangi iritasi dan kotoran dari mata.

Selain itu, penderita juga sebaiknya menghindari menggosok kelopak mata dengan tangan secara kencang.

2. Terapi Bedah

Selain itu, ada juga prosedur pembedahan untuk mengatasi masalah ini. Jenis pembedahan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Pemendekan kelopak mata: Pemendekan kelopak mata secara horizontal dapat menjadi salah satu solusi atas kelainan ini. Namun, prosedur ini tidak serta merta menghilangkan kondisi secara permanen. Ada kemungkinan masalah tersebut kembali muncul pada masa mendatang.
  • Canthopexy lateral: Canthopexy lateral pada dasarnya juga merupakan prosedur pemendekan kelopak mata. Namun, metode ini mungkin lebih efektif ketimbang metode konvensional.
  • Tarsorrhaphy: Penerapan prosedur pembedahan yang satu ini apabila dua metode sebelumnya tidak juga membuahkan hasil yang signifikan.

Pencegahan Floppy Eyelid Syndrome

Oleh karena floppy eyelid syndrome bisa dipicu oleh sejumlah gangguan medis lainnya seperti:

  • OSA
  • Hipertensi
  • Diabetes mellitus
  • Kolesterol tinggi

Maka menghindari diri Anda dari gangguan medis tersebut merupakan cara untuk mencegah gangguan mata tersebut. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai hal ini.

 

  1. AIMU. 2017. Floppy Eyelid Syndrome : Causes , Diagnosis and Management. https://www.aimu.us/2017/08/10/floppy-eyelid-syndrome-causes-diagnosis-and-mangement/ (accessed on 16 December 2020)
  2. Almousa, R. 2020. Floppy eyelid syndrome (FES): what is this condition and can it be a sign of sleep apnoea? https://www.topdoctors.co.uk/medical-articles/floppy-eyelid-syndrome-fes-what-is-this-condition-and-can-it-be-a-sign-of-sleep-apnoea (accessed on 16 December 2020)
  3. ASMS. What is Floppy Eyelid Syndrome and How is it Related to Sleep Apnea? https://www.sleepdr.com/the-sleep-blog/what-is-floppy-eyelid-syndrome-and-how-is-it-related-to-sleep-apnea/ (accessed on 16 December 2020) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi