Perlu juga diketahui bahwa orang yang stres memiliki kecenderungan lebih besar untuk terlibat dalam perilaku yang tidak sehat, seperti penggunaan zat berlebihan atau penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, serta merokok. Perilaku tidak sehat lebih meningkatkan keparahan gejala yang berhubungan dengan stres, sering mengarah ke “lingkaran setan” dan perilaku tidak sehat.

Pengalaman stres berbeda-beda setiap orang. Apa yang merupakan stres yang luar biasa untuk satu orang mungkin tidak dianggap sebagai stres untuk orang yang lain. Demikian juga, gejala dan tanda-tanda stres yang dikelola dengan buruk akan berbeda untuk setiap orang.
Faktor Risiko Stres
Stres datang dalam berbagai bentuk dan memengaruhi orang-orang dari segala usia dan semua lapisan masyarakat. Tidak ada standar eksternal yang dapat diterapkan untuk memprediksi tingkat stres pada individu – orang yang bekerja memiliki stres sendiri, orang yang memilih tidak bekerja namun mengasuh seorang anak juga memiliki stres tersendiri, namun bahkan ada orang yang mengasuh 4 anak sekaligus namun tidak stres sama sekali.
Tingkat stres dalam hidup kita sangat tergantung pada faktor individu seperti kesehatan fisik, kualitas hubungan interpersonal kita, jumlah komitmen dan tanggung jawab setiap orang, tingkat ketergantungan orang lain kepada kita, harapan kita, jumlah dukungan kita dapatkan dari orang-orang yang menyayangi kita, dan jumlah perubahan atau peristiwa traumatik yang baru-baru ini terjadi dalam hidup kita.
Namun, hal-hal tersebut dapat disederhanakan. Orang dengan dukungan orang-orang yang disayangi yang memadai dilaporkan kurang stres dan lebih memiliki mental yang baik secara keseluruhan. Orang yang kurang gizi, tidur tidak memadai, atau yang tidak sehat secara fisik juga memiliki penurunan kapasitas untuk menghadapi tekanan dan stres kehidupan sehari-hari dan dapat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Beberapa stres ada yang berkaitan dengan kelompok usia tertentu atau tahap kehidupan tertentu. Anak-anak, remaja, pasangan yang baru menikah, orangtua yang juga bekerja, orangtua tunggal, adalah contoh dari kelompok yang sering menghadapi stres umum yang terkait dengan transisi kehidupan.
Gejala Stres
Stres yang berlebih dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai gejala emosional, perilaku, dan bahkan gejala fisik, dan gejala stres sangat bervariasi antara individu-individu yang berbeda. Gejala somatik umum (fisik) sering dilaporkan oleh orang-orang yang mengalami stres berlebih meliputi gangguan tidur atau perubahan kebiasaan tidur (insomnia atau tidur terlalu banyak), ketegangan otot, nyeri otot, sakit kepala, masalah pencernaan, dan kelelahan. Gejala kondisi medis yang sudah ada sebelumnya juga dapat memperburuk selama masa stres. Gejala emosional dan perilaku yang dapat menyertai stres berlebih termasuk kegelisahan, kecemasan, perubahan kebiasaan makan termasuk makan berlebihan atau tidak mau makan (menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan), kehilangan antusiasme atau energi, dan perubahan suasana hati, seperti mudah marah dan depresi. Tentu saja, tidak ada tanda-tanda atau gejala berarti pasti bahwa ada tingkat stres yang tinggi karena semua gejala ini dapat disebabkan oleh kondisi medis atau psikologis lainnya.