Terbit: 14 December 2020 | Diperbarui: 24 November 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Dispepsia fungsional adalah salah satu masalah kesehatan pada sistem pencernaan bagian atas. Berikut adalah informasi mengenai kondisi medis yang satu ini mulai dari ciri dan gejala, penyebab, hingga pengobatan dan pencegahannya.

Dispepsia Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Dispepsia Fungsional?

Dispepsia fungsional (functional dyspepsia) adalah salah satu jenis dispepsia yang mana kondisi ini terjadi pada sistem pencernaan bagian atas. Orang yang mengalami gangguan medis ini akan mengalami rasa tidak nyaman pada lambung, seperti mual, nyeri, dan kembung.

Akan tetapi, tidak seperti dispepsia pada umumnya, jenis dispepsia yang satu ini tidak memiliki penyebab yang jelas. Sebutan lain untuk kondisi ini adalah dispepsia non-ulkus ini bisa bersifat jangka panjang alias kronis. Sementara itu, wanita lebih umum untuk mengalami kondisi tersebut ketimbang pria.

Ciri dan Gejala Dispepsia Fungsional

Gejala dispepsia disfungsional dapat bervariasi pada masing-masing individu. Kendati demikian, mayoritas penderita gangguan medis ini akan mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Rasa terbakar atau nyeri pada saluran pencernaan bagian atas
  • Perut kembung
  • Merasa kenyang setelah makan sedikit
  • Mudah merasa kenyang, kendati porsi makanan sedikit
  • Mual
  • Muntah
  • Sering bersendawa
  • Rasa asam pada mulut
  • Berat badan mengalami penurunan
  • Tekanan psikologis yang terkait dengan kondisi tersebut

Ya atau tidaknya Anda mengidap kondisi ini, idealnya Anda harus merasakan gejala-gejala tersebut selama satu bulan atau bahkan lebih. Perlu Anda ketahui juga, gejala dispepsia mungkin akan hilang dan timbul.

Baca Juga: Dispepsia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Dispepsia non ulkus umumnya bukan suatu kondisi yang berbahaya. Gejalanya pun dapat hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, tetap saja kondisi ini akan menimbulkan ketidaknyamanan.

Apabila rasa tidak nyaman tersebut terus berlangsung dan bahkan semakin bertambah intensitasnya, Anda mungkin sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter guna mendapat penanganan medis lebih lanjut, khususnya untuk meredakan gejala yang dirasakan tersebut. Penambahan intensitas gejala termasuk munculnya gejala-gejala penyerta seperti:

  • Muntah darah
  • Feses berwarna gelap atau hitam seperti aspal
  • Napas pendek
  • Nyeri rahang, leher, dan lengan
  • Berat badan turun tanpa alasan yang jelas

Selain itu, pemeriksaan medis oleh dokter juga bertujuan untuk memastikan apakah hal ini terkait dengan dispepsia fungsional atau justru penyakit lambung lainnya.

Penyebab Dispepsia Fungsional

Tidak jelas apa yang menjadi penyebab dispepsia fungsional. Dokter menganggapnya sebagai gangguan fungsional, yang berarti tidak ditemukan penyebabnya adalah penyakit tertentu atau gangguan yang dapat terdiagnosis. Mungkin ada beberapa alasan mengapa Anda mengembangkan dispepsia ini. Alasan-alasan tersebut mungkin termasuk:

  • Reaksi alergi
  • Perubahan mikrobioma usus
  • Infeksi
  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori
  • Sekresi asam lambung di atas normal
  • Peradangan pada saluran pencernaan bagian atas
  • Gangguan pada kemampuan perut untuk mencerna makanan
  • Diet
  • Gaya hidup
  • Gangguan kecemasan atau depresi
  • Mengonsumsi obat-obatan, seperti seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Berbagai kemungkinan penyebab FD ini dapat mengakibatkan dokter Anda menguji Anda untuk kondisi tambahan serta mendiskusikan berbagai pilihan pengobatan untuk kondisi tersebut.

Faktor Risiko Dispepsia Fungsional

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kondisi ini. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan medis tersebut antara lain sebagai berikut:

  • Jenis kelamin perempuan
  • Berusia dewasa
  • Penggunaan obat pereda nyeri bebas tertentu, seperti aspirin dan ibuprofen, yang dapat menyebabkan masalah perut
  • Merokok
  • Kecemasan atau depresi
  • Trauma kekerasan fisik atau seksual pada masa lampau (terutama saat kanak-kanak)

Diagnosis Dispepsia Fungsional

Dispepsia fungsional dapat disalahartikan sebagai beberapa kondisi gastrointestinal lainnya, termasuk:

  • Penyakit refluks asam lambung GERD
  • Penyakit tukak lambung
  • Gastroparesis
  • Sindrom iritasi usus
  • Kanker yang berhubungan dengan perut bagian atas

Oleh sebab itu, guna memastikan apakah Anda menderita dispepsia nonulkus atau bukan, dokter perlu melakukan sejumlah pemeriksaan, mulai dari menanyakan gejala hingga riwayat kesehatan dan hal-hal terkait lainnya. Namun, tidak ada tes khusus untuk mendeteksi masalah ini, sehingga sering kali Anda akan didiagnosis dengan kondisi tersebut setelah tes untuk kondisi lain.

Tes untuk kondisi lain tersebut dapat meliputi:

  • Endoskopi
  • Pemantauan pH esofagus
  • Sinar-X barium
  • Tes darah
  • Tes bakteri, baik melalui darah, tinja, atau napas

Dokter mungkin juga akan melakukan lebih banyak tes jika Anda:

  • Terkonfirmasi mengalami penurunan berat badan
  • Berusia lebih dari 60 tahun
  • Memiliki anggota keluarga yang ada riwayat kanker pada saluran pencernaan
  • Mengalami gejala muntah darah atau feses berdarah

Pengobatan Dispepsia Fungsional

Ada banyak pilihan pengobatan untuk dispepsia nonulkus. Dokter mungkin saja akan merekomendasikan beberapa metode untuk meredakan gejala.

Beberapa pilihan pengobatan untuk dispepsia fungsional meliputi:

  • Obat bebas atau over-the-counter (OTC) untuk digunakan selama beberapa minggu
  • Obat resep untuk penggunaan jangka pendek atau panjang
  • Intervensi psikologis
  • Perubahan diet
  • Penyesuaian gaya hidup

Tingkat keparahan gejala Anda akan membantu dokter dalam memutuskan pengobatan yang terbaik. Sering kali, Anda mungkin dapat mengobati kondisi tersebut tanpa menggunakan obat apa pun. Atau, Anda mungkin memerlukan pengobatan jangka pendek atau jangka panjang untuk mengelola gejala.

1. Obat-obatan

Dokter Anda mungkin merekomendasikan obat-obatan berikut untuk membantu meredakan gejala:

  • Penghambat reseptor H2 seperti ranitidine dan cimetidine
  • Penghambat pompa proton seperti omeprazole dan lansoprazole
  • Simetikon
  • Antidepresan
  • Agen prokinetik
  • Metoclopramide
  • Antibiotik (jika terinfeksi bakteri H. Pylori)

Obat-obatan ini mungkin tersedia OTC atau hanya dengan resep. Dokter Anda akan merekomendasikan lamanya waktu Anda harus menggunakan obat-obatan tersebut.

2. Perubahan Gaya Hidup

Mengubah pola makan Anda mungkin menjadi salah satu faktor terpenting dalam mengendalikan gejala dispepsia fungsional. Tidak ada makanan tertentu yang terkait dengan kondisi ini, tetapi Anda mungkin menemukan bahwa perilaku makan atau makanan tertentu memicu gejalanya.

Pertimbangkan beberapa modifikasi berikut pada konsumsi makanan Anda untuk meredakan gejala FD:

  • Makan makanan kecil lebih sering.
  • Lewati makanan berlemak tinggi karena dapat memperlambat pengosongan perut Anda.
  • Hindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala (ini termasuk makanan pedas, makanan yang sangat asam seperti tomat atau jeruk, produk susu, alkohol, atau kafein).

Ada metode lain yang dapat Anda coba di rumah untuk meredakan gejala. Metode-metode tersebut meliputi:

  • Mengendalikan stres.
  • Tidur dengan kepala terangkat beberapa inci.
  • Menurunkan berat badan—jika Anda kelebihan berat badan—untuk mengurangi tekanan pada sistem gastrointestinal.

Pencegahan Dispepsia Fungsional

Tidak ada yang benar-benar bisa Anda lakukan untuk mencegah masalah pencernaan ini, mengingat peneyebab pastinya sendiri belum terkonfirmasi. Namun, Anda bisa mencegah gejala kambuh dengan cara menghindari faktor-faktor pemicunya. Jika memungkinkan, lakukan juga kontrol medis secara berkala.

 

  1. Anonim. Functional Dyspepsia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/functional-dyspepsia/symptoms-causes/syc-20375709 (accessed on 14 December 2020)
  2. Cash, B, 2002. Functional Dyspepsia. https://www.medscape.com/viewarticle/444547 (accessed on 14 December 2020)
  3. Rangan, V. 2020. Functional dyspepsia: Causes, treatments, and new directions. https://www.health.harvard.edu/blog/functional-dyspepsia-causes-treatments-and-new-directions-2020070620505 (accessed on 14 December 2020)
  4. Silver, N. 2018. Functional Dyspepsia Causes and Treatment. https://www.healthline.com/health/functional-dyspepsia#outlook (accessed on 14 December 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi