Terbit: 24 September 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Disleksia adalah gangguan belajar yang membuat seseorang kesulitan membaca karena masalah dalam mengidentifikasi suara dan mempelajari bagaimana hubungannya dengan huruf. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga perawatan yang bisa dilakukan.

Disleksia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Apa itu Disleksia?

Disleksia adalah gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan untuk membaca, mengeja, menulis, dan berbicara. Anak-anak yang mengalaminya memiliki kecerdasan dan penglihatan normal, namun memiliki kesulitan menghubungkan huruf dengan suara yang dibuat oleh huruf tersebut.

Pada beberapa kasus, orang dewasa juga dapat mengalami gangguan belajar ini. Beberapa orang didiagnosis di awal kehidupan, sementara yang lain tidak menyadari menderita penyakit disleksia sampai usia tua.

Gejala Disleksia

Tanda-tanda disleksia mungkin sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah. Tingkat keparahannya bervariasi, tetapi kondisinya sering terlihat ketika seorang anak mulai belajar membaca.

Masa Sebelum Sekolah

Tanda-tanda bahwa seorang anak mungkin terkena disleksia, antara lain:

  • Terlambat bicara.
  • Mempelajari kata-kata baru secara perlahan.
  • Kesulitan dalam menyusun kata dengan benar.
  • Masalah mengingat atau menamai huruf, angka, dan warna.
  • Kesulitan mempelajari kata atau bermain game berima.

Masa Usia sekolah

Setelah anak mulai bersekolah, tanda dan gejala mungkin menjadi lebih jelas, seperti:

  • Kemampuan membaca jauh di bawah usia yang seharusnya.
  • Masalah dalam memproses dan memahami apa yang dia dengar.
  • Kesulitan menemukan kata yang tepat atau membentuk jawaban atas pertanyaan.
  • Masalah mengingat urutan.
  • Kesulitan melihat (dan terkadang mendengar) persamaan dan perbedaan dalam huruf dan kata.
  • Ketidakmampuan untuk melafalkan pengucapan kata yang tidak dikenal.
  • Kesulitan mengeja.
  • Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan membaca atau menulis.
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan membaca.

Masa Remaja dan dewasa

Tanda-tanda disleksia pada remaja dan orang dewasa serupa dengan yang terjadi pada anak-anak. Beberapa tanda dan gejala yang umum, antara lain:

  • Kesulitan membaca, termasuk membaca dengan suara keras.
  • Membaca dan menulis lambat.
  • Kesulitan mengeja.
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan membaca.
  • Kesulitan meringkas cerita.
  • Salah mengucapkan nama atau kata.
  • Kesulitan belajar bahasa asing.
  • Kesulitan memahami lelucon atau ungkapan yang memiliki makna yang tidak mudah dipahami dari kata tertentu.
  • Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan membaca atau menulis.
  • Kesulitan menghafal.
  • Kesulitan mengerjakan soal matematika.

Baca Juga: Read Aloud, Metode Membaca Nyaring untuk Menumbuhkan Minat Baca Anak

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Meskipun kebanyakan anak sudah siap untuk belajar membaca saat di taman kanak-kanak atau kelas satu, anak-anak yang mengalami gangguan ini sering kali tidak dapat memahami dasar-dasar membaca pada usia tersebut.

Konsultasi dengan dokter diperlukan jika tingkat membaca anak di bawah yang diharapkan untuk usianya atau jika Anda melihat tanda-tanda disleksia lainnya. Apabila keadaan ini tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan perawatan, kesulitan membaca bisa berlanjut hingga dewasa.

Penyebab Disleksia

Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, namun penyakit ini tampaknya sering diturunkan dalam keluarga. Diperkirakan gen tertentu yang diwarisi dari orang tua dapat bertindak bersama sedemikian rupa, sehingga memengaruhi perkembangan beberapa bagian otak selama masa awal kehidupan.

Faktor Risiko Disleksia

Berikut adalah beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko mengalami gangguan ini, antara lain:

  • Kelahiran prematur atau berat lahir rendah.
  • Paparan nikotin, obat-obatan, alkohol, atau infeksi selama kehamilan yang dapat mengubah perkembangan otak pada janin.
  • Riwayat keluarga yang memiliki ketidakmampuan belajar.

Diagnosis Disleksia

Pada dasarnya tidak ada tes tunggal yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis keadaan ini. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan, antara lain:

  • Perkembangan anak, masalah pendidikan, dan riwayat kesehatan. Dokter akan mengajukan pertanyaan pada orang tua mengenai beberapa hal tersebut dan ingin mengetahui tentang kondisi yang terjadi dalam keluarga, termasuk apakah ada anggota keluarga yang memiliki kondisi serupa.
  • Kehidupan rumah. Dokter mungkin akan menanyakan kehidupan di rumah, termasuk siapa yang tinggal di rumah dan apakah ada masalah di rumah.
  • Kuesioner. Anak Anda mungkin diminta untuk mengikuti tes untuk mengidentifikasi kemampuan membaca dan bahasa.
  • Uji penglihatan, pendengaran, dan otak (neurologis). Tes ini dapat membantu menentukan apakah gangguan lain dapat menyebabkan atau menambah kemampuan membaca anak yang buruk.
  • Tes psikologis. Metode ini dapat membantu menentukan apakah masalah sosial, kecemasan, atau depresi dapat membatasi kemampuan anak.
  • Menguji kemampuan membaca dan akademis lainnya. Anak Anda mungkin mengikuti serangkaian tes akademis dan tes keterampilan membaca.

Perawatan Disleksia

Tidak ada cara yang diketahui mampu memperbaiki kelainan otak yang menyebabkan disleksia, karena gangguan ini adalah masalah seumur hidup. Namun, deteksi dan evaluasi dini untuk menentukan kebutuhan spesifik dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan.

Teknik Pendidikan

Keadaan ini dapat diatasi menggunakan pendekatan dan teknik pendidikan khusus. Tes psikologis akan membantu orang tua dan guru untuk mengembangkan program pengajaran yang sesuai.

Membantu anak menggunakan beberapa indra untuk belajar, misalnya, mendengarkan pelajaran dari rekaman video atau audio dan menelusuri dengan jari bentuk huruf yang digunakan dan kata yang diucapkan, dapat membantu dalam memproses informasi.

Perawatan ini berfokus pada:

  • Belajar mengenali dan menggunakan suara terkecil yang membentuk kata.
  • Belajar memahami bahwa huruf dan rangkaian huruf mewakili suara dan kata.
  • Membantu memahami apa yang dia baca.
  • Membaca dengan lantang untuk membangun keakuratan, kecepatan, dan ekspresi membaca (kefasihan).
  • Mengembangkan kosakata untuk kata-kata yang dikenali dan dipahami.

Jika tersedia, sesi bimbingan dengan ahli dapat membantu banyak anak penderita disleksia. Apabila anak memiliki ketidakmampuan membaca yang parah, les khusus mungkin perlu dilakukan lebih sering.

Pengobatan Dini

Anak-anak yang mendapat bantuan ekstra di taman kanak-kanak atau kelas satu, sering kali keterampilan membacanya membaik di sekolah dasar dan tingkat sekolah selanjutnya. Seorang anak yang tidak mendapatkan bantuan sejak kecil mungkin lebih kesulitan mempelajari keterampilan untuk membaca dengan baik. Hal ini membuat anak tertinggal secara akademis, akan tetapi anak dapat mempelajari keterampilan yang meningkatkan kemampuan membacanya.

Komplikasi Disleksia

Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah masalah lain, di antaranya:

  • Masalah Sosial. Jika tidak diobati, disleksia dapat menyebabkan harga diri rendah, masalah perilaku, kecemasan, agresi, dan penarikan diri dari teman, orang tua, serta guru.
  • Masalah saat Dewasa. Ketidakmampuan membaca dan memahami dapat menghalangi seorang anak untuk mencapai potensinya seiring dengan pertumbuhannya.

Anak-anak yang mengalami hal ini berisiko lebih tinggi mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau sebaliknya. ADHD membuat disleksia lebih sulit untuk diobati.

 

  1. Anonim. Dyslexia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/symptoms-causes/syc-20353552. (Diakses pada 24 Maret 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi